Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Kenali Penyebab Kebutaan, Retinopati Diabetika

Kenali Penyebab Kebutaan, Retinopati Diabetika

Dari satu penyakit, mungkin saja terjadi komplikasi lainnya pada bagian tubuh Anda. Salah satunya retinopati diabetika, penyakit pembuluh darah retina yang disebabkan oleh diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan, dengan kemungkinan 25 kali lebih besar pada penderita diabetes.

 

Retina sendiri merupakan lapisan saraf yang melapisi dinding dalam bola mata. Bagian ini berfungsi menerima cahaya/objek dan mengirim gambaran tersebut ke otak. Maka, bisa dikatakan bahwa retina sangat penting sebagai indera penglihatan manusia.

 

Angka kejadian retinopati diabetika bergantung pada lamanya pasien menderita diabetes. Dan sampai saat ini diketahui bahwa penderita diabetes selama 10 tahun, 50 persen di antaranya akan menderita penyakit retina ini.

 

Jenis Retinopati Diabetika

Retinopati diabetika dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

- Non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR)

Ini adalah bentuk awal retinopati diabetika. Pembulu darah retina yang halus mengalami kebocoran berupa cairan dan darah ke retina. Hal tersebut mengakibatkan retina membengkak dan membentuk deposit yang disebut eksudat.

Penderita NPDR ringan memang cukup banyak dan umumnya tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Gangguan tersebut bisa terjadi apabila sudah terjadi edema (bengkak) atau iskemia pada pusat retina (makula).

- Proliferative diabetic retinopathy (PDR)Kondisi ini merupakan perkembangan lanjut dari NPDR. Pada PDR, terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru (neovaskularisasi) yang abnormal pada perukaan retina dan saraf optik. Ancaman kebutaan pada pasien PDR pun diakibatkan oleh komplikasi yang diawali dengan terjadi pendarahan vitreus.

Pembuluh darah baru bersifat rapuh, mudah robek, dan dapat menyebabkan pendarahan ke dalam vitreus (bahan gel bening yang mengisi bola mata). Pendarahan yang banyak dapat menyebabkan terhalangnya penglihatan secara total.

Seringkali pertumbuhan pembuluh darah baru ini disertai pembentukan jaringan parut (scar tissue) yang bersifat mengkerut. Kondisi tersebut dapat menarik retina dan mengakibatkan lepasnya retina yang disebut ablasi retina traksional. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan kebutaan pada pasien.

Selain itu, pertumbuhan pembuluh darah baru juga dapat terjadi di iris (selaput pelangi mata). Ini akan menghambat aliran keluar cairan mata. Akibatnya, tekanan bola mata akan meningkat. Kondisi ini disebut glaukoma neovaskular, dan merupakan penyakit mata yang berat dan bisa mengakibatkan kebutaan.

 

Cara Mengobati Retinopati Diabetika

Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah, terutama pada penderita diabetes melitus. Pasien wajib mengontrol kadar gula darah, hipertensi, dan kadar kolesterol. Jaga makanan, lakukan olahraga rutin dan tetap melakukan pengobatan diabetes (oral dan suntikan insulin).

 

Namun, jika penyakit retinopati diabetika tetap terjadi, Anda perlu melakukan pemeriksaan secara berkala dan menjalani pengobatan sebagai berikut:

 

Laser Fotokoagulasi

Ini merupakan terapi utama untuk penyakit retinopati diabetika. Tindakannya menggunakan berkas sinar laser berenergi ke daerah retina yang terganggu. Ini dilakukan untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan/atau ditujukan ke daerah yang kurang suplai darahnya guna mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru. Tindakan laser umumnya dilakukan secara bertahap.


Vitrektomi

Vitrektomi merupakan tindakan bedah mikro untuk mengeluarkan vitreus dari bola mata. Proses bedah pun dikombinasikan dengan berbagai tindakan bedah mikro yang canggih. Dalam tindakan ini, pendarahan dalam vitreus dapat dievakuasi, jaringan parut dapat dibebaskan dari retina, dan retina yang terlepas ditempelkan kembali ke dinding dalam bola mata.

 

Selain kedua hal di atas, dokter juga akan menganjurkan Anda untuk mendapatkan injeksi berbagai obat sebagai pengobatan retinopati diabetika. Ini dilakukan untuk mencegah radang dan/atau mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru di bagian dalam bola mata. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)