Salah satu kegalauan para Moms di bulan Ramadan biasanya berkaitan dengan masalah keuangan. Karena meskipun bulan puasa, kita tetap keluar banyak uang, misalnya untuk membeli berbagai macam makanan, kemudian juga buka puasa bersama. Nah, secara tidak sadar, itu akan membuat keuangan kita menjadi terganggu. Sebenarnya di bulan Ramadan ini, penghasilan kita jadi dobel, yaitu dari gaji bulanan yang kita terima serta THR menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun, kita tetap akan merasa setelah lebaran semuanya kok, habis. Nah, Moms mungkin salah satu yang sering merasa keuangan keluarga berantakan selama bulan Ramadan hingga setelah lebaran?
Untuk menambah pengetahuan mengenai tips cerdas kelola keuangan, Moms bisa simak hasil perbincangan Tim Mother&Baby Indonesia bersama Prita Ghozie, founder ZAP Finance saat MB InstaLive dan FBLive beberapa waktu lalu dengan tema “Keuangan Aman Selama Ramadan & Setelah Lebaran”.
T: Bagaimana mengatur keuangan di bulan Ramadan ini supaya nanti usai lebaran masih ada cukup uang dan tidak habis semuanya.
J: Ada beberapa tips supaya kita bisa mengelola keuangan kita dengan lebih baik.
Tips pertama, kita harus melakukan budgeting (membuat anggaran) selama 30 hari ke depan dan kita sudah harus tahu untuk apa saja pengeluaran kita nanti. Di sini, kita harus memisahkan mana pengeluaran yang biasanya kita lakukan seperti di bulan-bulan lainnya, dan mana pengeluaran yang kita lakukan berhubungan dengan momen lebaran saja, misalnya pengeluaran untuk keperluan mudik lebaran, memberikan THR kepada orang-orang yang bekerja pada kita, zakat fitrah, kemudian membagi-bagikan angpau lebaran pada sanak famili. Semua itu harus kita pisahkan anggarannya.
Tips kedua, kita hanya menggunakan gaji kita untuk pengeluaran-pengeluaran yang kita memang pakai setiap bulannya. Contohnya, untuk buka puasa bersama, itu tidak menggunakan anggaran dari THR, melainkan dari gaji bulanan kita karena pada dasarnya, buka puasa itu sama dengan kita makan di bulan-bulan lainnya. Sedangkan untuk pengeluaran yang berhubungan dengan lebaran, itu diambil dari THR. Jadi gaji bulanan hanya dipakai untuk pengeluaran bulanan seperti biasa, meskipun pada bulan Ramadan ini harga beberapa kebutuhan bahan pokok biasanya naik.
Tips ketiga adalah Moms harus mengatur menu. Hal ini berkaitan dengan momen bulan Ramadan umumnya harga beberapa kebutuhan bahan pokok akan naik. Jadi menu-menu tersebut harus kita pilih, karena ada bahan-bahan yang harganya naik di bulan Ramadan dan ada yang harganya tetap. Untuk itu Moms harus bisa mix and match bahan-bahan pangan tersebut untuk dijadikan menu makanan keluarga.
Tips keempat, Moms harus bisa disiplin untuk tidak berutang demi membeli kebutuhan lebaran, baik dengan menggunakan kartu kredit ataupun cicilan -cicilan on line yang seolah memudahkan, namun jika kita tidak disiplin dan membatasi diri, bisa-bisa kita kebablasan. Penting untuk menghindari mengambil utang yang bersifat konsumtif, karena biasanya kalau kita kebanyakan mengambil cicilan untuk barang-barang yang sifatnya konsumtif, kita akan membayarnya menggunakan uang dari THR. Jadi, THR kita akan terganggu.
T: Idealnya, berapa yang harus disisihkan dari THR yang kita terima untuk tabungan pendidikan anak?
J: Alokasi untuk THR biasanya kita bagi dalam 5 pos, yaitu zakat fitrah, dana darurat, kebutuhan lebaran, untuk mudik, dan sisanya tergantung pada masing-masing keluarga yang mungkin punya beberapa opsi pengeluaran, misalnya tabungan untuk Idul Adha, untuk dana pendidikan anak, atau untuk membayar utang konsumtif. Jadi terserah mana yang menjadi prioritas bagi setiap keluarga.
T: Bagaimana menyiasati kebutuhan lebaran?
J: Untuk kebutuhan lebaran, kita sebenarnya bisa menyiasatinya dengan apa yang sifatnya 'wajib' 'butuh' dan 'ingin'. Untuk yang 'wajib', berarti ini sesuatu yang tidak bisa kita ganggu gugat, yaitu membayar zakat fitrah dan membayar THR pada orang yang bekerja untuk kita. Untuk yang 'butuh' contohnya adalah hidangan lebaran, memberi angpau untuk saudara dan famili, atau hantaran lebaran. Sedangkan yang 'ingin' misalnya adalah baju lebaran dan mudik. Tapi bagi beberapa orang yang merasa perlu untuk mudik, sebaiknya dana mudik sudah disiapkan dan disisihkan sejak beberapa bulan sebelumnya, dan tidak menggantungkan pada THR semata.
T: Bagaimana jika suami dan istri sama-sama bekerja sehingga penghasilan dobel dan masing-masing memperoleh THR. Bagaimana sebaiknya pembagian dan pengaturannya?
J: Sebenarnya pembagian dan pengaturan di tiap keluarga itu berbeda-beda. Ada keluarga yang menggabungkan keduanya dan ada juga yang hanya memakai dari penghasilan suami saja. Yang ideal adalah jika semua penghasilan digabungkan, karena kita akan semakin optimal untuk mengelolanya. Jadi, saran saya, untuk THR sebaiknya digabung saja kemudian kita lihat seperti apa kebutuhan kita sehingga nanti akan lebih optimal dalam penggunaannya. (Susanto Wibowo/Dok. M&B)