Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kapan Induksi Bisa Dilakukan Saat Persalinan Terjadi?

Kapan Induksi Bisa Dilakukan Saat Persalinan Terjadi?

Seorang ibu biasanya akan mengalami kontraksi saat hendak melahirkan. Namun, tak jarang kontraksi ini tidak terjadi karena beberapa hal. Maka, perlu dilakukan induksi atau proses merangsang kontraksi rahim dan mempercepat persalinan menggunakan alat medis atau obat tertentu.

 

 

Inisiasi ini dilakukan jika bumil belum memasuki fase bersalin. Dr. Dwi Nurriana, Sp.OG, menjelaskan jika Anda belum merasakan kontraksi reguler, mulas, dan belum ada pembukaan, induksi akan dilakukan.

 

Biasanya, dokter akan melihat beberapa kondisi yang bisa memengaruhi ibu dan janin. Jika kondisi yang sedang dialami tersebut mengancam kondisi ibu, janin, atau keduanya, dokter akan melakukan tindakan induksi. Ini dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut bagi ibu dan janin.

 

Contoh kondisi yang membahayakan ibu adalah preeklampsia berat. Jika kehamilan diteruskan, Anda bisa kejang. Ini sangat berbahaya tentunya. Contoh lainnya, Anda memiliki diabetes melitus, sehingga janin semakin besar dan membahayakan janin. Dengan kondisi ini, maka sang ibu harus diinduksi.

 

Selain dari sisi ibu, dr. Dwi menjelaskan bahwa kondisi janin juga harus dilihat. Misalnya, sang ibu mengalami pecah ketuban, sehingga cairan masuk dan menyebar ke dalam rahim. Kondisi ini berisiko membuat janin keracunan air ketuban.

 

Contoh lain, janin tidak merespons ibu dan detak jantungnya mulai berantakan, atau kehamilan yang lewat bulan, sehingga menghambat pertumbuhannya. Kondisi-kondisi seperti inilah yang menjadi pertimbangan, apakah bumil harus diinduksi atau tidak.

 

“Saat memutuskan akan melakukan induksi, dokter akan melihat keadaan tubuh Anda dan bayi, seperti tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, dan status kardiovaskular. Tak hanya itu, dokter juga akan melihat apakah tubuh Anda tahan atau tidak saat diinduksi nanti. Begitu pula dengan janin, kondisi detak jantungnya juga pasti akan dilihat,” ujar dr. Dwi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)