Pencernaan yang sehat bagi balita sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang dan kecerdasannya. Nutrisi yang diperoleh Si Kecil dari makanannya akan diserap oleh sistem pencernaan dan didistribusikan untuk tumbuh kembangnya. Jika anak mengalami masalah pada sistem pencernaan, maka tumbuh kembangnya bisa terganggu. Karena itu, jika si kecil mengalami masalah pencernaan, harus segera ditangani agar nutrisi dapat terserap secara optimal.
Masalah pencernaan merupakan salah satu masalah yang sering dialami anak. 67% dokter setuju bahwa 1 dari 2 anak mengalami masalah pencernaan. Untuk mengetahui seputar masalah ini, Moms bisa simak hasil perbincangan Tim Mother&Baby Indonesia bersama DR dr. Ariani Widodo, Sp.A (K) saat M&B InstaLive beberapa waktu lalu dengan tema “Waspada Masalah Pencernaan pada Anak”.
T: Benarkah jika kondisi saluran pencernaan anak usia 1-3 tahun itu belum sempurna, sehingga mereka lebih rentan dan mudah mengalami masalah pencernaan?
J: Benar, saluran pencernaan pada bayi dan anak belum sempurna. Saat lahir, tidak semua enzim sudah berfungsi dengan baik. Seiring dengan bertambahnya usia, barulah enzim tersebut matang dan bisa mencerna dengan baik. Karena itu, anak usia 1-3 tahun lebih mudah terkena masalah pencernaan.
T: Apa saja masalah pencernaan yang biasanya dialami anak, terutama anak usia 1-3 tahun?
J: Masalah pencernaan yang paling sering dialami oleh anak adalah diare, konstipasi atau sulit buang air besar, gumoh atau suka muntah, dan sakit perut. Jika Si Kecil sudah bisa bicara, dia biasanya akan bilang mengenai keluhan di perutnya. Tapi jika belum, Si Kecil biasanya akan rewel, tidak bisa tidur atau tidurnya gelisah.
T: Apa penyebab masalah pencernaan yang terjadi pada anak?
J: Ada beberapa penyebab masalah pencernaan pada anak. Misalnya diare, bisa disebabkan oleh infeksi. Ini terjadi jika ada kuman masuk dan menyebabkan infeksi di saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang terganggu oleh kuman penyakit ini kemudian menimbulkan pengeluaran cairan dan akhirnya menyebabkan diare. Kuman tersebut tidak hanya menyebabkan diare, tapi juga bisa membuat anak demam dan sakit perut. Namun ada juga diare yang tidak disebabkan oleh infeksi. Ini terjadi jika ada nutrisi yang tidak bisa tercerna oleh tubuh anak dengan sempurna. Nutrisi tersebut tidak akan terserap sehingga diteruskan ke usus besar untuk kemudian akhirnya dibuang. Nah, hal ini berarti ada volume tambahan yang dikeluarkan.
Untuk konstipasi, penyebabnya umumnya adalah asupan serat yang kurang pada anak. Selain itu, Si Kecil juga perlu diberikan asupan cairan yang sering. Jika anak tidak diberikan asupan serat serta cairan yang cukup, maka akibatnya ia akan mengalami sulit buang air besar (BAB).
Untuk gumoh, hal ini umumnya masih normal pada bayi sampai dengan umur 6 bulan. Tapi di atas 6 bulan, gumoh atau refluks bisa terjadi karena katup antara esofagus atau saluran makanan ke lambung tidak tertutup dengan rapat. Kalau seperti ini, maka makanan yang masuk ke lambung akan bisa naik lagi dan keluar.
Adapun untuk sakit perut, penyebabnya bermacam-macam, mulai dari sulit buang air besar, infeksi, dan juga keluhan-keluhan lain di dalam perut yang bisa menyebabkan anak sakit perut.
T: Apa gejala yang bisa terlihat jika anak mengalami masalah pencernaan, misalnya konstipasi?
J: Untuk masalah konstipasi, gejalanya adalah anak buang air besar jarang, kurang dari 3 kali dalam seminggu. Saat BAB pun ia akan merasakan sakit dan bahkan bisa berdarah. Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan Si Kecil akan trauma jika harus pergi ke toilet karena takut akan rasa sakit yang ia rasakan.
Untuk gejala masalah pencernaan akibat enzim yang belum sempurna, itu bisa dalam bentuk BAB-nya cair, terlalu lembek, kemudian gumoh, dan sakit perut.
Sedangkan untuk diare karena infeksi, gejalanya anak bisa mengalami demam, sakit perut, BAB-nya menjadi sering, lebih dari 3 kali dalam sehari atau lebih dari biasanya.
T: Bagaimana menangani pemberian nutrisi yang tepat untuk mengatasi masalah pencernaan pada anak?
J: Untuk konstipasi, Si Kecil harus diberikan asupan serat yang cukup. Moms bisa mengusahakan dengan berbagai cara, misalnya memberikan agar-agar atau jelly yang mengandung serat cukup. Tetapi sebaiknya agar-agar atau jelly yang diberikan pada anak adalah yang buatan sendiri. Selain itu, berikan juga anak cukup cairan. Ajarkan juga Si Kecil untuk toilet training. Setiap pagi, luangkan waktu ke toilet untuk buang air besar.
Untuk masalah pencernaan pada enzim yang belum matang, terjadi pada usia 1-3 tahun, hal ini akan menyebabkan pencernaan Si Kecil tidak bisa menyerap protein utuh dan juga sensitif terhadap laktosa. Sisa protein dan laktosa yang tidak terserap akan mengalami pembusukan dan menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, sakit perut, dan BAB tidak lancar. Untuk menghindari ini, berikan Si Kecil susu dengan nutrisi yang mudah dicerna, mengandung protein yang halus atau sudah dipecah, yaitu protein hidrolisis, rendah laktosa, dan memiliki nutrisi lengkap untuk perkembangan otak.
Untuk masalah gumoh pada anak, berikan nutrisi khusus, misalnya susunya atau asupan makanannya dikentalkan sehingga tidak mudah naik lagi ke atas. Setelah ia menyusu jangan langsung menaruh bayi dalam posisi tidur. Tunggu hingga 1-2 jam hingga lambungnya kosong, barulah Anda bisa menidurkannya.
T: Apa saja tips agar anak terhindar dari masalah pencernaan?
J: Jika Si Kecil mengalami masalah pencernaan, jangan dibiarkan terlalu lama dan harus segera ditangani agar nutrisi yang dibutuhkan anak dapat terserap secara optimal. Masalah pencernaan sebenarnya adalah suatu gejala bahwa ada yang salah dengan tubuh kita. Jika hal ini dibiarkan berkepanjangan, Si Kecil bisa merasa tidak nyaman, dan yang terpenting adalah tumbuh kembangnya bisa terganggu. Karena itu, pemberian nutrisi yang tepat adalah solusinya. Berikan Si Kecil makanan sehat, dan cukupi kebutuhan seratnya.
Berbicara mengenai nutrisi tepat untuk balita, ada solusi khusus untuk memberikan nutrisi pada anak yang mengalami masalah pencernaan, yaitu dengan Enfagrow A+ Gentle Care, yaitu susu pertumbuhan khusus untuk anak usia 1-3 tahun, yang mengandung formula 50% lebih lembut karena kandungan protein telah di pecah menjadi bentuk lebih lembut, sehingga mudah dicerna anak, karena perut Si Kecil masih peka dan rentan pada usia tersebut. Selain itu kadar laktosa nya pun lebih rendah di banding susu formula lainny dan pastinya juga mengandung nutrisi lengkap untuk mengoptimalkan kecerdasan Si Kecil. Jadi ini bisa menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan nutrisi Si Kecil, terutama untuk yang mengalami masalah pencernaan.
Untuk para Moms yang ingin tahu lebih banyak tentang produk untuk solusi masalah pencernaan pada anak bisa cek di www.enfa.co.id. (Susanto Wibowo/Dok. Freepik)