Mungkin banyak yang tidak menyadari beberapa bahan makanan atau minuman yang Anda konsumsi bisa berdampak pada tumbuh kembang Anda dan janin. Bahan pangan apa saja yang harus Anda waspadai?
Pemanis Buatan
Menjaga asupan gula penting dilakukan untuk menghindari risiko diabetes gestasional. Selain itu, Anda juga bisa menghindari bobot janin yang terlalu besar sehingga mempersulit persalinan normal. Tetapi, cara terbaik mengurangi gula bukanlah dengan menggantinya dengan pemanis buatan.
Sakarin, salah satu jenis pemanis buatan memang aman bagi tubuh. Tetapi sakarin tidak dapat dicerna dan dapat masuk ke plasenta lalu ke darah janin. Janin akan sulit membersihkan darahnya dari sakarin. Sakarin dalam jumlah besar akan terakumulasi dalam kandung kemih janin dan dapat meningkatkan risiko masalah dan bahkan kanker kandung kemih.
Teh Herbal
Mengonsumsi teh herbal seperti chamomile bisa jadi pilihan untuk mengurangi rasa mual. Tetapi informasi mengenai aman tidaknya teh herbal untuk dikonsumsi selama hamil hingga kini masih belum jelas. Berdasarkan lansiran dari Food and Drug Administration Amerika Serikat menyatakan chamomile sebagai bahan herbal yang aman secara umum, memiliki manfaat, dan tidak membahayakan. Jadi kesimpulannya, Anda tidak perlu menghindari teh herbal sama sekali dan jika Anda memang merasakan khasiatnya, Anda boleh mengonsumsinya dalam jumlah wajar.
Penguat Rasa (MSG)
Monosodium Glutamat (MSG) adalah zat tambahan dalam makanan yang digunakan untuk penguat rasa, menjadikan makanan lebih gurih dan sedap. Food and Drug Administration Amerika Serikat menggolongkan MSG sebagai aman untuk dikonsumsi, sama seperti garam dan gula. MSG tidak diperlukan untuk alasan keamanan ataupun gizi. Jadi, bila Anda bisa menghindari penggunaannya, tentu lebih baik.
Namun, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa MSG dalam dosis tinggi dapat masuk ke plasenta dan dapat merusak perkembangan otak janin. MSG mengandung sodium, hal ini bisa memperparah retensi air yang membuat kaki bengkak pada wanita hamil. Tetapi, karena sodium juga diperlukan oleh tubuh, Anda tetap harus mengonsumsi garam dalam batas wajar. (Gita/SR/Dok.Freedigitalphotos)