Menurut sebuah penelitian, permasalahan kesuburan yang terjadi pada wanita memiliki 50 persen kemungkinan sulit memiliki anak. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi Anda agar dapat mencegah segala kemungkinan yang bisa mengakibatkan Anda mengalami infertilitas.
Penyebab infertilitas sendiri beragam, seperti siklus haid, usia, dan gaya hidup. Tak hanya itu, beberapa penyakit penyerta seperti endometrioses, serta adanya riwayat radiasi atau memiliki tumor rahim menjadi beberapa alasan seorang wanita sulit untuk hamil.
Meskipun demikian, Anda tentu bisa mendeteksi segala kemungkinan mengenai masalah kesuburan sedini mungkin. Pemeriksaan ini diawali dengan dokter yang akan menanyakan data diri pasien. Semua dicek mulai dari riwayat kesehatan, perkawinan, infertilitas, serta riwayat hubungan seksual dan reproduksi.
Jika diperlukan, tes darah mungkin juga akan dilakukan untuk memastikan keadaan ovulasi, menunjukkan kinerja ovarium, serta mengukur fungsi kelenjar tiroid, hipofisis, dan adrenal. Setelah itu, baru dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti berikut:
1. Hysterosalpingogram (HSG), merupakan pemeriksaan X-ray dengan menyuntikkan pewarna cair ke dalam rahim. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya polip atau tumor fibroid di dalam rahim. Selain itu, dapat menunjukkan ada tidaknya penyumbatan parsial di saluran tuba.
2. USG, bisa dilakukan untuk melihat bentuk serta ukuran rahim. USG akan memberikan gambaran mengenai penampakan rongga rahim atau lapisan dalam rahim. Dari pemeriksaan ini, akan teridentifikasi bentuk dan ukuran dari ovarium, serta ada tidaknya kista.
3. Hysteroscopy dan Laparoscopy, merupakan prosedur bedah dengan menggunakan kamera video kecil untuk melihat organ-organ panggul. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)