Terkadang kehidupan berumah tangga tidak selalu berjalan lancar dan bahagia buat Anda dan pasangan. Ada kalanya, Anda dan suami berbeda pendapat hingga bertengkar. Meskipun begitu, hindari segala macam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) antara Anda dan suami, karena anak bisa terkena dampaknya, Moms. Menyaksikan dan mendengar kekerasan dalam lingkup keluarga dapat menimbulkan pengaruh negatif pada keamanan, stabilitas hidup, serta kesejahteraan anak. Tanpa Anda sadari, anak turut menjadi korban, dan batin mereka menjadi terluka.
Penyembuhan luka hati memerlukan proses yang hanya akan berjalan lancar bila Anda dan suami memberikan dukungan. Ajeng Raviando, psikolog Teman Hati Konseling, menyarankan agar Anda dapat meminta suami untuk ikut membantu menyembuhkan luka hati Si Kecil dengan melakukan pendekatan. Misalnya, dengan mengajak bicara atau bermain.
Terimalah kondisi jika di awal pendekatan ini, anak mungkin menolak karena merasa takut dan tidak nyaman. Tetaplah berusaha untuk mendekatkan anak tanpa paksaan. Fokuskan perhatian kepadanya dan cari cara agar ia memahami bahwa Anda dan suami berusaha membuat ia aman dan nyaman.
Apabila anak sudah bisa didekati, gali perasaannya tentang kekerasan yang ia lihat. Minta maaf atas kejadian tersebut dan berikan kepercayaan pada anak bahwa hal seperti itu tidak akan terulang lagi di keluarga Anda.
Tunjukkan bahwa hubungan Anda dan suami telah membaik. Anak yang memiliki ketahanan diri yang kuat dapat mengembangkan pemahaman yang tepat atas peristiwa yang dialaminya. Namun, perlu waktu untuk Si Kecil agar bisa memupuk ketahanan diri dan melanjutkan hidupnya tanpa melakukan gangguan emosi maupun perilaku.
Sadari bahwa Anda dan suami bertanggung jawab akan kestabilan mental dan emosional anak. Kebahagiaan Anda dan suami akan menularkan rasa abahagia kepada anak sehingga hubungan dengan seluruh anggota keluarga pun menjadi harmonis. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)