Berbagai pola makan yang tidak biasa kini semakin populer seiring dengan semakin tingginya keinginan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Mungkin Moms termasuk yang menerapkannya atau berniat untuk menerapkannya untuk balita Anda. Tapi, apakah pola makan tersebut cocok bagi Si Kecil? Sejauh mana pola makan tersebut tetap dapat mendukung tumbuh kembangnya?
Misalnya, Anda menerapkan pola makan vegetarian pada Si Kecil. Pola makan ini hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti sayur, buah, dan kacang-kacangan. Menurut Jansen Ongko, Ahli Gizi dan Olahraga, diet ini dapat memperbaiki mood Si Kecil. Hal ini ditegaskan oleh Max Mandias, aktivis vegetarian dan founder restoran vegetarian Burgreens. Max menyatakan konsumsi buah dan sayur dapat membuat emosi cenderung lebih stabil dan merasa bahagia.
Tapi, Jansen tidak menganjurkan untuk menerapkan diet vegetarian pada anak, terlebih bila Si Kecil masih balita, karena berisiko tinggi mengalami defisiensi gizi seperti protein, lemak, kalsium, zat besi, folat, vitamin B12, dan zinc. Kekurangan ini dapat mengakibatkan Si Kecil mengalami anemia, lemas, gangguan keseimbangan, terhambatnya perkembangan kognitif, rentan terhadap infeksi, dan tulang mudah rapuh. Jansen menyarankan untuk tetap mengonsumsi susu (lacto-vegetarian) atau susu dan telur (lacto-ovo-vegetarian) bila tetap ingin menerapkan diet vegetarian pada Si Kecil.
Ada juga pola makan clean eating, raw food, dan gluten free. Bagaimana orangtua menerapkannya pada balita dan apa dampaknya terhadap tumbuh kembang Si Kecil? Moms bisa baca artikel lengkapnya di Majalah Mother&Baby edisi Agustus 2018. Jangan sampai ketinggalan mendapatkan majalahnya ya, Moms. (M&B/Gabriela Agmassini/DON/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Anak
- Balita
- Pola Makan
- Vegetarian