Ratusan mainan baru kerap memenuhi berbagai toko setiap tahunnya. Namun mainan yang seharusnya menyenangkan dan menjadi bagian penting dari pengembangan anak, ternyata bisa menjadi bumerang. Puluhan anak tercatat pernah dirawat karena kecelakaan yang disebabkan oleh mainan.
Tersedak mainan merupakan kasus yang paling banyak terjadi, khususnya pada anak di bawah usia 3 tahun. Anak di usia tersebut memang cenderung memasukkan objek ke mulut mereka. Para produsen mainan memang telah mengikuti pedoman tertentu berdasarkan kelompok usia anak, tetapi Anda tetap harus cermat memilih dan mengawasi mereka saat bermain.
Bacalah label yang tertera pada kemasan untuk memastikan mainan yang sesuai dengan usia Si Kecil. Selain itu, pertimbangkan juga perilaku dan kebiasaannya setiap kali membeli mainan baru. Berikut beberapa panduan memilih mainan untuk balita seperti dilansir dari Kids Health.
1. Mainan harus cukup besar, setidaknya berdiameter 3 cm dan memiliki panjang 6 cm, sehingga mainan tidak dapat ditelan atau bersarang di tenggorokan.
2. Hindari mainan kelereng, koin, dan permainan dengan bentuk bola yang berdiameter kurang dari 4,4 cm.
3. Mainan yang dioperasikan dengan baterai harus memiliki penutup baterai dengan sekrup, sehingga Si Kecil tidak bisa membongkarnya. Baterai ataupun cairan baterai dapat menimbulkan risiko yang serius, seperti tersedak, perdarahan internal, dan luka bakar kimia.
4. Pastikan mainan tidak rapuh dan tidak memiliki ujung yang tajam atau bagian-bagian kecil, seperti mata, roda, atau tombol yang mudah copot atau longgar ketika ditarik.
5. Perhatikan kandungan cat dalam mainan. Hati-hati dengan kandungan timbal yang dapat menyebabkan keracunan pada Si Kecil. (Aulia/DC/dok.M&B)