Bagi seorang pria, mendampingi istri saat melahirkan bisa menjadi hal yang cukup menakutkan. Namun, tetap saja mereka akan berusaha untuk mendampingi Anda di ruang bersalin. Bahkan, perlu mempersiapkan banyak hal saat persalinan tiba.
Penelitian British Pregnancy Advisory Service di 2014, menyebutkan bahwa jumlah suami yang menemani sang Istri di ruang bersalin meningkat pesat dalam 5 dekade ini. Hanya 1 dari 20 ayah yang menolak mendampingi saat bersalin.
Karena itu, Anda juga harus membantu suami mempersiapkan mental dan fisiknya dengan memberitahu kemungkinan yang akan dihadapinya saat menemani Anda selama persalinan. Simak bahasan selengkapnya dari Mother&Baby Indonesia berikut ini:
• Ready to Go!
Beberapa hari sebelum due date, pastikan Anda dan suami sudah melakukan berbagai persiapan untuk pergi ke rumah sakit. Baju ganti, toiletries, majalah atau buku bacaan, video untuk ditonton saat menunggu, minuman, hingga snack adalah beberapa benda yang dapat Anda bawa.
Selain itu, bawalah botol minum dan minta suami mengingatkan Anda agar banyak minum sebelum melahirkan, untuk menghindari dehidrasi. Ketika Anda sudah mulai kontraksi, bilang kepadanya untuk jangan panik dan segeralah berangkat ke rumah sakit. Jika suami yang menyetir mobil, katakan untuk tetap tenang dan jangan mengebut.
• Perhatikan Tanda-tandanya
Di akhir kehamilan, Anda bisa saja mengalami Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Karena itu, minta suami untuk memerhatikan tanda persalinan yang asli. Pertama, air ketuban Anda pecah dengan cairan yang mengucur.
Perlu diingat, kontraksi biasanya dimulai sebelum ketuban Anda pecah. Kedua, punggung bawah Anda akan terasa sakit dan ada beberapa wanita yang kram. Kemudian, kontraksi Anda mulai banyak dengan interval yang panjang serta intensitasnya menguat.
Sebaiknya, minta suami untuk menghitung kontraksi. Jika berlangsung selama 30 detik atau lebih, berarti Anda sudah siap melahirkan.
• Siapkan Distraksi
Dr. Sarah Kilpatrick, M.D., Ph.D., seorang ginekolog dari University of Illinois, Chicago, AS, menyebutkan bahwa Anda dapat menunggu selama berjam-jam dari kontraksi pertama, hingga melahirkan. Saat menunggu, bisa saja pikiran Anda terganggu dengan berbagai kekhawatiran seputar persalinan.
Minta suami untuk mengalihkan perhatian seperti mengajak Anda mengobrol, menceritakan hal-hal lucu, bermain kartu, membaca majalah, atau menyetel musik yang menenangkan di kamar. Anda juga bisa memintanya memijat bahu atau kaki Anda agar relaks. Ini sangat penting agar Anda tidak gugup dan melupakan kekhawatiran yang muncul.
• Buat Anda Nyaman
Dokter pasti akan menyiapkan persalinan Anda agar dapat berjalan lancar, namun kehadiran suami di ruang bersalin sangatlah penting. Karena itu, mintalah agar suami membuat diri Anda nyaman, serta menjadi penyambung lidah antara Anda dan tim medis.
Sarah menyarankan ketika Istri sedang kesakitan, tanyakan apa yang sekiranya membuat ia nyaman, dan ikuti keinginannya. Beberapa wanita ada yang merasa nyaman jika kaki atau tangannya dipijat saat bersalin. Minta suami untuk merapikan rambut dan mengelap keringat yang mengucur di dahi dan leher Anda ketika proses persalinan.
• Berikan Dukungan
Persalinan dapat menjadi begitu ‘menegangkan’. Keringat, teriakan, dan rasa sakit akan menghampiri Anda. Bilang kepada suami agar tidak ikut panik dan beri dukungan untuk Anda dengan memegang atau mengelus tangan dan bahu Anda saat melahirkan.
Minta ia untuk memberikan kata-kata yang menguatkan, seperti “Kamu bisa, Ma”, “Ayo. Sedikit lagi,” dan lainnya untuk memberi sugesti positif kepada diri Anda. Suami juga dapat menjadi pengambil keputusan saat istri sedang kesakitan apabila ada yang tidak terduga, misalnya harus operasi caesar karena kondisi tertentu dan lainnya.
• Here Comes the Baby!
Ketika Si Kecil sudah berhasil dilahirkan, Anda mungkin akan merasa lelah. Kecupan dan belaian lembut di kepala dari suami akan membangkitkan semangat. Minta ia untuk menggendong bayi Anda dan memperlihatkan wajah Si Kecil.
Jika Anda bersedia, biarkan suami Anda mengambil momen yang sangat berharga ini lewat kamera foto atau video. Satu hal penting yang harus Anda ingatkan kepada suami adalah agar ia mengenal batas dirinya. Jika memang ia tidak kuat melihat darah ketika proses persalinan, jangan memaksakan untuk tetap berada di ruang bersalin.
Semoga persalinan sang istri lancar ya, Dads! (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)