Banyak orang tua yang merasa khawatir jika anaknya mengalami autisme. Menurut Yayasan Autisma Indonesia, autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks yang gejalanya sudah muncul sebelum anak berusia 3 tahun.
Ini merupakan gangguan neurologi pervasif yang terjadi pada aspek neurobiologis otak. Kondisi tersebut dapat memengaruhi proses perkembangan anak. Akibatnya, Si Kecil mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan.
Anak yang mengalami autisme juga seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Dan umumnya, kondisi ini dapat dideteksi setelah bayi lahir. Cara sederhana mendeteksi ciri-ciri anak autis bisa dengan menatap mata Si Kecil. Autisme juga bisa didiagnosa menggunakan alat elektroensefalogram (EEG).
Namun, pencegahan sebenarnya bisa dilakukan sejak ibu masih mengandung. Dari penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa autisme dapat berhubungan dengan genetis. Karenanya, Moms bisa melakukan beberapa hal untuk meminimalisir Si Kecil mengidap autisme.
Ibu hamil disarankan untuk menghindari pemakaian kosmetik yang mengandung bahan timbal (logam berat). Hindari juga mengonsumsi makanan mentah selama kehamilan. Selain itu, perhatikan juga jumlah asam folat yang Anda konsumsi selama hamil.
Terlalu banyak asam folat dapat menyebabkan anak mengidap autisme. Hal tersebut diteliti oleh John Hopkins University, Amerika Serikat. “Jika kadar asam folat dan B12 amat tinggi, risiko autisme bisa meningkat hampir 17,6 kali lipat,” jelas M Daniele Fallin, Ph.D, salah satu peneliti.
Saat menjalani kehamilan, Moms juga disarankan untuk melakukan screening TORCH (toksoplasma, rubella, cyromegalo virus, herpes). Wanita yang terinfeksi TORCH selama hamil memiliki risiko tinggi menularkannya ke janin.
Maka diingatkan, agar Moms rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan terkait kondisi kehamilan Anda. Jangan lupa juga untuk menjaga asupan makanan dan nutrisi yang cukup agar tubuh Anda dan janin dapat sehat, serta terhindar dari risiko autisme. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)