Type Keyword(s) to Search
BABY

Mengatasi Bayi Hipoglikemia

Mengatasi Bayi Hipoglikemia

Bayi yang mengidap hipoglikemia memang tidak dapat dilihat tanda-tandanya dengan mata telanjang. Namun, jika gula darah Si Bayi memang terlalu rendah, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan, seperti bayi menjadi gelisah atau pemarah, sering mengamuk, dan sangat mengantuk. Bahkan, pada beberapa bayi mengalami kekenduran otot, tidak kuat mengisap, dan kejang.

 

Ketika Anda pertama kali melihat tanda-tanda tersebut, tentu sulit untuk menentukan apakah itu normal atau tidak. Apalagi bila tanda tersebut bukan gejala hipoglikemia melainkan gejala penyakit lain. Oleh karenanya, jangan ragu meminta perawat untuk memeriksanya. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui bagaimana kondisi kadar gula darah atau glukosa bayi Anda.

 

Perlu Anda ketahui bahwa setiap rumah sakit memiliki kebijakan pengujian tes darah sendiri. Dokter tidak selalu setuju dengan pemeriksaan kadar glukosa newborn. Sang Dokter juga harus mempertimbangkan beberapa risiko yang dapat timbul.

 

Jika bayi Anda mengalami hipoglikemia, cobalah beberapa cara berikut untuk mengatasinya.
1.  Susui bayi Anda dengan frekuensi yang lebih sering dan teratur, terutama saat bayi Anda merasa mengantuk atau sedang tidak mood. Air susu ibu (ASI) adalah nutrisi yang terbaik untuk bayi Anda, sekalipun Anda harus memerahnya melalui botol.
2.  Jaga bayi Anda di dekat Anda. Jalin kontak skin to skin dengannya. Hal ini dapat mendorong bayi Anda untuk menyusu. Selain itu, dekapan Anda juga akan membuat Si Bayi lebih hangat untuk menurunkan risiko hipoglikemia.
3.  Jika bayi Anda sudah menyusu, tetapi kadar gula darahnya masih rendah, Anda perlu mengonsultasikannya dengan dokter.
4.  Berikan cairan atau larutan gula melalui pembuluh darah vena (infus) jika Si Bayi tidak bisa meminumnya melalui mulut. Cara ini ditempuh bila kadar glukosa bayi sangat rendah.
5.  Perlu Anda ingat, meskipun Si Bayi mendapat asupan sementara melalui infus, Anda tetap perlu menjaga rangsangan aliran susu agar tetap lancar dengan lebih sering memerah ASI. (Aulia/DMO/Dok. M&B)