Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Cara Mengasah Empati Anak dengan Stimulasi yang Tepat

Cara Mengasah Empati Anak dengan Stimulasi yang Tepat

Moms, Anda mungkin sudah tahu apa saja yang perlu dilakukan untuk mengasah bayi dalam berempati. Nah, memasuki usia batita, empati tetap harus distimulasi. Sebab, di usia emasnya yang menjelang 5 tahun tersebut, menjadi saat yang tepat untuk perkembangan sosial Si Kecil. Menstimulasi rasa empati pada batita hingga balita pun harus disesuaikan dengan usianya. Hal ini dikarenakan reaksi anak yang lebih sensitif daripada sebelumnya.


Stimulasi pada Batita

Pada batita, Moms bisa mengajarkan empati dengan memberi label pada perasaannya. Misalnya, saat ia sedih, katakan kepadanya, "Kamu lagi sedih, ya?" sehingga anak tahu itu perasaannya sendiri. Hindari terlalu banyak marah kepada anak, karena akan membuat pemahaman anak terbatas pada emosi marah saja.

Selain itu, ajak anak untuk banyak bergaul dengan teman-teman sebayanya. Anda juga bisa mulai mencontohkan aksi baik, misalnya menolong orang lain, memberikan pujian, mengucapkan terima kasih, dan sering-sering memberikan pelukan kasih sayang. Berikut ini perkembangan empati pada batita:

1 Tahun

* Menangis ketika tahu Anda akan meninggalkannya.

* Merasa gelisah atau terganggu saat melihat orang sedang dalam kesusahan.

* Menunjukkan ketertarikan ketika melihat bayi lain.

* Merasa tenang ketika mendengar suara lembut Anda atau ketika ia dipeluk.

1,5 Tahun

* Menatap wajah ketika diajak mengobrol dan berusaha mengerti obrolan Anda.

* Mencoba untuk menenangkan orang sekitarnya yang sedih, atau sedang kesulitan.

* Terkadang mau mengorbankan hal untuk temannya, seperti memberikan mainan favoritnya untuk dimainkan teman.

2 Tahun

* Terlibat dalam tugas rumah tanpa diminta melakukannya.

* Senang dengan penonton dan bertepuk tangan.

* Memperlakukan boneka ataupun replika hewan seperti benda hidup.

2,5 Tahun

* Sudah mulai mengatakan perasaan dan mengutarakan keinginannya.

* Sangat posesif, memberikan mainan kepada orang lain, namun menginginkannya kembali.

* Menggunakan kata-kata untuk menenangkan kakak ataupun adiknya.

* Mengerti obrolan meskipun tidak terlibat di dalamnya.

* Mulai memahami sebuah candaan dengan tertawa.


Stimulasi pada Usia 3-5 Tahun

Memasuki usia 3 tahun, anak tidak hanya merasakan empati secara emosional saja, tapi juga sudah mulai mengenal empati kognitif. Ajarkan empati kepada anak lewat kondisi sehari-hari. Misalnya, ketika temannya sakit, ajak anak untuk menjenguk. Begitu pula saat bertemu dengan orang-orang kurang beruntung, ajarkan Si Kecil untuk tidak mencela. Anda juga bisa mengajaknya beraksi sosial dengan menyumbangkan mainannya kepada anak-anak yang membutuhkannya. Berikut ini perkembangan empati pada batita:

3 Tahun

* Menggunakan kata dan gesture untuk berkomunikasi dengan orang lain.

* Kadang bermain dengan emosi, misalnya pura-pura marah ataupun sedih.

* Mulai memahami bahwa ekspresi menunjukkan emosi, misalnya apabila Moms tidak menunjukkan wajah bahagia, berarti Moms sedang marah.

3,5 Tahun

* Mencoba membuat orang tertawa dengan candaannya.

* Menarik perhatian orang tua dengan melakukan hal-hal kasar, misalnya menjatuhkan gelas dan melempar mainan.

* Mulai memahami bahwa perilakunya bisa menyakiti orang lain.

* Mengaku dan meminta maaf secara spontan tanpa diminta.

4 Tahun

* Lebih suka bermain bersama teman-temannya.

* Membantu temannya untuk melakukan sesuatu.

* Tidak menangis ketika berpisah dengan orang tua, karena tahu mereka akan kembali lagi.

* Cenderung memperlakukan hewan peliharaan dengan baik.

* Berbagi mainan dengan teman meski tidak diminta orang tua.

4,5 Tahun

* Bisa bekerja sama dengan teman-temannya saat bermain dan mengerti aturan bermain peran atau bergiliran.

* Sudah mampu tawar menawar, misalnya saya akan memberimu ini jika kamu memberikanku itu.

* Meyesuaikan gaya bicara ketika berbicara dengan anak yang lebih muda, juga kepada orang yang lebih tua.

5 Tahun

* Mulai membentuk keakraban dengan orang lain. Si Kecil setidaknya memiliki 1 teman yang sangat dekat dengannya.

* Memiliki rasa simpati terhadap orang-orang yang membutuhkan.

* Menikmati waktu bermain bersama teman-temannya, namun ada suatu waktu ia ingin menyendiri dan bermain sendiri.

* Sudah mulai mengerti dan menaati peraturan.

* Melindungi anak yang lebih muda. Berani membela kebenaran dan kebaikan. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)