Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Gangguan yang Muncul saat Hamil Akibat Perubahan Hormon

Gangguan yang Muncul saat Hamil Akibat Perubahan Hormon

Saat hamil, Moms akan mengalami perubahan hormon di dalam tubuh. Perubahan hormon yang terjadi ini ternyata dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan pada Anda, baik fisik ataupun psikologis. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali penyebabnya guna menghadapinya. Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang bisa Moms alami akibat perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan.

 

Kulit Belang dan Menghitam

Meningkatnya level hormon estrogen saat Anda hamil akan menghasilkan bercak kehitaman di kulit. Pada masa hamil, tubuh juga memproduksi banyak MSH (Melanosit Stimulating Hormon) yang berfungsi memicu pembentukan pigmen, sehingga menyebabkan kulit menjadi hitam. Akibatnya, Moms bisa mengalami pigmentasi yang berakibat pada menghitamnya kulit di sejumlah area tubuh, seperti leher, ketiak, dan wajah.

Solusi: Tidak perlu perawatan khusus untuk mengatasi hal ini. Namun, agar tidak semakin parah, Anda bisa menghindari paparan sinar matahari langsung ke kulit. Gunakan payung atau topi saat berada di ruang terbuka. Moms juga bisa oleskan foundation yang aman untuk menyamarkannya.

 

Nyeri Panggul

Meningkatnya level hormon relaksin yang dihasilkan oleh plasenta bisa mengakibatkan gangguan ini. Hormon tersebut sebenarnya berfungsi untuk membantu meredam aktivitas rahim dan melembutkan leher rahim yang berperan dalam mempersiapkan proses persalinan dan membuat seluruh persendian tubuh menjadi rileks. Efek sampingnya, meregangkan ikatan sendi di daerah panggul, yang akhirnya bisa menyebabkan nyeri panggul, sehingga ibu hamil sering pegal dan berisiko cedera saat jatuh.

Solusi: Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut:

• Melakukan senam ringan atau yoga khusus untuk mengatasi rasa nyeri dan pegal.

• Lebih berhati-hati saat berjalan atau beraktivitas.

• Bila cedera otot, minta bantuan fisioterapis untuk mengatasi rasa tidak nyaman.

 

Heart Burn

Meningkatnya level hormon progesteron yang dihasilkan plasenta menyebabkan katup penyekat saluran kerongkongan dan lambung mengendur. Keadaan itu memungkinkan cairan asam lambung mengalir kembali ke dalam saluran dan menimbulkan sensasi panas atau terbakar di dada Anda.

Solusi: Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut:

• Makan dalam porsi kecil namun sering dan kunyah secara perlahan-lahan.

• Tidak langsung berdiri atau bergerak usai makan. Duduk dulu selama 30-60 menit untuk memastikan makanan turun ke lambung.

• Hindari makanan yang merangsang, seperti makanan pedas, berbumbu, atau gorengan.

 

Gairah Seks Menurun

Perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat menimbulkan berbagai perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, seperti mood swing, mual, dan sensitif terhadap bau. Gabungan semua hal ini akan berimbas pada turunnya libido atau hasrat bercinta ibu hamil.

Solusi: Bicarakan dengan pasangan agar ditemukan solusinya. Moms juga bisa ubah rutinitas, misalnya berlibur, agar suasana hati Anda lebih baik dan bergairah.

 

Sering Lupa

Hormon oksitosin yang dihasilkan tubuh saat hamil bisa memunculkan efek amnesia atau pelupa pada ibu.

Solusi: Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut :

• Mencatat semua hal yang penting.

• Latihan rileksasi dan yoga untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.

• Perbanyak konsumsi daging merah dan sayuran hijau yang memiliki cukup zat besi untuk mengurangi sifat pelupa Anda.

 

Suasana Hati Naik Turun

Perubahan hormon-hormon yang terjadi selama masa hamil juga memengaruhi kerja neurotransmitter atau senyawa pembawa impuls di otak yang juga berimbas pada emosi dan suasana hati ibu hamil sehingga sangat cepat berubah.

Solusi: Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut ini:

• Melakukan hal-hal yang Anda sukai dan membangkitkan perasaan bahagia.

• Menyadari bahwa perubahan emosi itu bersifat sementara.

• Melakukan olahraga, misalnya berenang atau yoga. Selain membuat Anda rileks, olahraga juga membantu mengontrol aktivitas senyawa pengantar rangsang sehingga akan mengurangi lonjakan emosi Anda. (M&B/SW/Dok. Freepik)