Dalam perencanaan keuangan keluarga, arisan termasuk dalam kategori biaya keperluan pribadi rutin. Bagaimana menjadikan biaya arisan menjadi pengeluaran yang bermanfaat secara maksimal untuk biaya pergaulan dan juga simpanan keluarga?
Menurut Diana Sandjaja, CFP, Associate Financial Planner di Tatadana Consulting, secara sosial, arisan bisa membuat networking dengan kerabat. Secara finansial, arisan bisa diandalkan seperti menabung atau mencicil sesuatu.
Bila kita mendapat dana (uang arisan) di awal-awal ikut arisan, maka hal tersebut bisa kita anggap seperti mendapat kredit lunak tanpa bunga. Uang tersebut bisa kita manfaatkan untuk modal, dan kita akan membayarnya secara mencicil lewat uang arisan setiap bulannya.
Sebaliknya, bila kita mendapat dana (uang arisan) di akhir-akhir ikut arisan, maka hal tersebut bisa kita anggap sebagai pembelajaran dalam mendisiplinkan diri untuk menabung.
Nah, agar Anda tidak membuat pengeluaran rumah tangga menjadi berantakan, Diana menyarankan agar dana arisan diambil dari pengeluaran pribadi. Sehingga ketika sudah mendapat arisan, cicilannya pun akan tetap dibayar dari anggaran keperluan pribadi.
Yang Harus Dicermati Sebelum Ikut Arisan
1. Saat arisan diadakan, biasanya ada teman Anda yang membawa barang dagangan. Tetaplah ingat prioritas keuangan agar Anda tidak jadi gelap mata dan langsung berbelanja.
2. Pilihlah anggota arisan yang teliti dan tegas untuk menjadi bendahara arisan yang Anda ikuti tersebut.
3. Usahakan periode arisan tidak lebih dari 1 tahun agar Anda maupun teman-teman Anda tidak merasa bosan.
4. Saat membuat arisan, ajak orang-orang yang memiliki komitmen untuk menghindari dana Anda lenyap. (M&B/SW/Dok. Freepik)