Balita yang gemuk memang kerap menarik perhatian. Pipi yang tembam dan badan yang gempal terlihat lebih menggemaskan dan lucu. Padahal, ini adalah persepsi yang keliru! Sebab, apabila berat badannya tidak dikontrol dan terus bertambah, akan berujung pada masalah kesehatan.
Kegemukan pada balita disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari pola makan, kurangnya olahraga, genetik, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Anak yang lebih banyak berinteraksi dengan gadget, games, maupun televisi juga bisa menimbulkan masalah kelebihan berat badan.
Riset juga menunjukkan bahwa anak yang menonton televisi lebih dari 4 jam sehari cenderung akan mengalami kelebihan berat badan, dibanding anak yang menonton selama 2 jam atau kurang. Sayangnya, tak semua orang tua mengakui bahwa anaknya memang gemuk.
Rutin Pemeriksaan
Perlu bantuan dari dokter untuk mengetahui status kesehatan Si Kecil. Menurut Kristi King, RD, dietisi klinis senior di Texas Children's Hospital, AS, indeks massa tubuh (IMT) bisa menjadi pengukuran yang akurat bagi balita. Ini karena mereka belum memiliki banyak massa otot yang memengaruhi berat badannya.
IMT tersebut sebaiknya mulai dicek saat Si Kecil berusia 2 tahun atau ketika melakukan pemeriksaan secara berkala dengan dokter. Penghitungan IMT dilihat dari perbandingan antara berat dengan tinggi badan anak.
Jika anak di bawah 2 tahun berada pada atau di atas 85 persen berat normal, hal tersebut bisa dianggap kelebihan berat badan. Selain itu, tanda kelebihan berat badan pada Si Kecil berusia 2 tahun adalah bila ia kesulitan berjalan, berguling, atau mengangkat dirinya dengan mudah.
Kalau berat badannya membuat ia tidak aktif, saatnya berkonsultasi dengan dokter. Namun, pemeriksaan harus dilakukan secara berkala. "Ketika 2 kali kunjungan berturut-turut anak kelebihan berat badan, saat itulah Moms harus menyadari ada masalah pada Si Kecil," jelas King.
Pola Hidup Sehat
Sebenarnya, saat anak mulai berjalan, lari, dan melompat, berat badan banyak terpangkas. Namun, perubahan balita menjadi lebih langsing tidak terjadi dalam sekejap. "Normal bagi anak berusia 2 tahun untuk memiliki perut yang agak buncit," imbuh King.
Pada usia tersebut, Anda bisa mulai mengajarkan Si Kecil untuk lebih sehat dengan memilih makanan berkualitas. Stephanie Walsh, MD, Medical Director of Child Wellness Children's Healthcare of Atlanta, AS, mengatakan, "Ini menjadi waktu yang tepat untuk membentuk perilaku sehat dengan menawarkan beragam makanan sehat."
Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi juga agar tubuh Si Kecil menjadi sehat. Mengajarkan kepada balita pun harus secara bertahap. Anak juga masih boleh menikmati makanan favoritnya seperti kue, namun tidak setiap hari.
Jadilah juga model yang baik dalam melakukan pola hidup sehat, sehingga bisa dicontoh anak Anda, Moms. Lakukan olahraga secara rutin serta mengonsumsi makanan sehat yang bisa dibuat sendiri untuk seluruh keluarga. Dan ajaklah seluruh keluarga dalam melakukan gaya hidup sehat tersebut. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)