Setiap keluarga pasti menginginkan kehadiran buah hati di tengah keluarga. Tetapi, apabila karunia untuk mengandung dan melahirkan anak belum diberikan, maka ada cara lain. Anda dan pasangan bisa mempertimbangkan untuk mengadopsi anak. Psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, menjelaskan bahwa kegiatan adopsi sebenarnya sudah cukup sering dilakukan di Indonesia. Namun banyak orang tua di sini yang cenderung berhati-hati memutuskannya.
Mereka cenderung memilih anak adopsi dari suku dan ras yang sama (atau paling tidak memiliki kesamaan bentuk fisik secara umum) agar tidak banyak pertanyaan di kemudian hari. Berbeda dengan di negara Barat, mereka tidak ragu mengadopsi anak tanpa memandang ras dan suku, serta secara dini menjelaskan kepada sang anak bahwa ia adalah anak adopsi.
Persiapan adopsi pun sama seperti persiapan memiliki anak kandung. Yang paling utama dilakukan bersama suami adalah menetapkan model parenting yang ingin diterapkan. Sepakatlah dalam model parenting yang diinginkan dan konsisten.
Diterima Keluarga
Selain itu, ada beberapa persiapan lain juga yang bisa dilakukan. Pertama, semua pihak harus ikhlas dan menerima. Ini termasuk nenek dan kakek, agar tidak ada kata-kata yang menyinggung di kemudian hari. Lalu, jangan menganggap anak adopsi sebagai pemancing agar Anda mempunyai anak sendiri.
Saat memutuskan untuk adopsi, maka ia adalah anak Anda, Moms dan Dads. Bila kemudian Anda mempunyai anak biologis, maka anak adopsi akan menjadi kakak. Sebaiknya Anda berdua juga sepakat untuk menentukan usia anak yang akan diadopsi.
Jika mengadopsi bayi, maka Anda jangan kaget karena drama mengurus bayi sangat beragam. Bila mengadopsi anak yang sudah cukup besar, maka bersiaplah untuk mengatasi masalah-masalah adaptasi. Ingatlah bahwa ia juga perlu waktu untuk beradaptasi dengan keluarga barunya, menjadi dekat, dan jatuh cinta.
Melakukan Riset
Sebelum adopsi, bila memungkinkan, cari tahu asal-usul Si Kecil. Ini penting untuk mengantisipasi masalah di kemudian hari. Hal lain yang juga harus dilakukan adalah memeriksa kondisi kesehatan Si Kecil. Ini dilakukan agar Anda benar-benar siap dalam merawatnya.
Selain itu, pikirkan juga cara memberitahu bahwa ia adalah anak adopsi. Perhatikan karakternya, waktu yang tepat untuk mengatakannya, serta bagaimana caranya. Dengan begitu, Si Kecil pun menjadi lebih siap dan menerima fakta tersebut dalam diri mereka.
Hal lain yang juga wajib dilakukan, tanpa memandang anak kandung atau bukan, adalah penerapan parenting. Tentunya harus yang terbaik agar Si Kecil tumbuh menjadi orang yang baik, berguna, dan bahagia. Sebab, anak tidak harus lahir dari rahim kita, tetapi pasti dari hati. Selama berniat baik, hasilnya juga pasti akan baik, Moms. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)