Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Hipertiroid saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

Hipertiroid saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

T: Saya didiagnosis memiliki penyakit hipertiroid dan saya sedang hamil 8 bulan. Apakah penyakit ini bisa menulari anak saya? Pantangan apa yang harus saya jalani untuk melindungi janin dari penyakit yang saya derita? Apakah saya boleh menyusui anak saya nantinya?

J: Hipertiroid merupakan kondisi kelenjar tiroid yang terlalu aktif dalam memproduksi hormon. Ini mengakibatkan hormon tiroid dalam darah menjadi sangat tinggi, sedangkan jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit.

Kelenjar tiroid terletak di bagian leher. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme. Beberapa fungsi lainnya adalah seperti mengatur suhu tubuh, sistem saraf, berat badan, hingga mengatur denyut jantung. Penyakit ini umumnya lebih sering diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

Ada sejumlah hal yang menyebabkan hipertiroid, seperti ketidakseimbangan hormon, tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid), tumor, serta asupan yodium secara berlebihan.

Beberapa gejala yang dialami misalnya adalah denyut jantung meningkat cepat dan tidak teratur, kelelahan, mual dan muntah parah, sulit tidur, serta penurunan berat badan atau kenaikan berat badan yang rendah.

Jika penyakit hipertiroid Anda terkontrol dan kondisi metabolisme yang stabil tercapai, Anda tidak perlu khawatir, Moms. Risiko penularan pada bayi yang dikandung memang tetap ada, tetapi jika pengobatan yang diberikan sesuai, masalah tersebut dapat diminimalkan. Penderita hipertiroid harus rajin berkonsultasi dengan dokter untuk mengawasi kondisinya. Hipertiroid pada wanita hamil harus dilakukan terapi karena jika tidak dapat menyebabkan komplikasi, baik pada ibu hamil maupun pada janin yang dikandung. Jika Anda masih mengonsumsi obat, pemberian ASI sebaiknya dihindari, agar hormon tiroid pada bayi tidak terganggu.

(Dijawab oleh dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG, M.Kes., MRCCC Siloam Hospital, Jakarta)

(M&B/SW/Dok. Freepik)