Kolik merupakan episode tangisan berulang dan tidak bisa dikontrol pada bayi yang sehat. Bayi dikategorikan kolik jika ia berusia di bawah 5 bulan, tidak berhenti menangis selama 3 jam, atau menangis terus selama 1-3 minggu berturut-turut.
Baca juga: Jika Bayi Mengalami Kolik, Ini Cara Mengatasinya, Moms
Mungkin kolik membuat Anda sangat cemas. Namun, tak perlu khawatir, selama bisa mengenali tipe kolik yang dialami bayi, Moms bisa menenangkannya dengan tepat. Berikut ini penyebab dan gejala dari 4 tipe kolik yang perlu Anda ketahui, Moms.
1. Kolik pencernaan
Bayi baru lahir memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna. Karena itu, ia rentan mengalami sakit di bagian perut. Selain ketidakseimbangan asam dalam lambung, masalah refluks atau intoleransi susu sapi bisa menjadi penyebabnya.
Tandanya:
- Kelihatan gelisah dan menangis 1 jam setelah menyusui, terutama di malam hari
- Menekuk lutut ke arah dada
- Tangisannya terdengar seperti erangan
- Perut berbunyi dan kembung
- Gelisah saat tidur
- Butuh waktu yang lama untuk bersendawa
- Terlihat tidak nyaman saat ingin BAB.
Cara mengatasi:
Sebaiknya beri susu setiap 3-4 jam sekali agar sistem pencernaan Si Kecil bekerja optimal. Gunakan botol sesuai tahapan usianya atau pastikan posisi menyusui sudah tepat supaya ia tidak terlalu banyak mengisap udara. Usahakan agar bayi menyusu di salah satu payudara hingga ASI habis untuk mencegah foremilk yang bisa membuatnya kenyang lebih cepat dan membuat risiko kolik lebih besar.
2. Kolik fisik
Di awal kelahiran, ada beberapa bagian tubuh Si Kecil yang tidak berada di tempat semestinya, seperti otot, tulang, ataupun sendi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh ruang gerak tubuhnya yang sangat terbatas saat berada di dalam kandungan atau ketika ia keluar dari jalur lahir saat proses persalinan. Masalah ini akan menimbulkan rasa sakit yang konstan dan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman.
Tandanya:
- Sering gelisah
- Mudah menangis dan makin parah di malam hari
- Ketika dipeluk atau digendong, tubuh terasa kaku
- Saat digendong dengan posisi di atas bahu, ia akan menegangkan punggung dan marah
- Menangis saat tubuhnya ditaruh dalam posisi tengkurap.
Cara mengatasi:
Redakan ketidaknyamanan tubuh Si Kecil dengan memijatnya secara lembut. Regangkan tubuh bagian atas dan bawahnya sambil menyanyikan lagu yang menyenangkan. Selain itu, minta orang-orang di sekitar untuk menggendong atau memeluk tubuhnya secara pelan-pelan.
3. Kolik intelektual
Masalah ini muncul ketika bayi terlalu banyak mendapatkan stimulasi. Umumnya kondisi ini terjadi ketika Si Kecil berusia 2 bulan, saat ia sudah lebih peka, senang mengobservasi, dan lebih pintar.
Tandanya:
- Menangis tanpa alasan, khususnya di malam hari
- Saat diajak ke luar rumah, suasana hatinya mudah berubah dan suka menangis
- Sulit tidur dalam waktu yang lama, biasanya hanya tidur selama 20 menit
- Tiba-tiba sulit ditenangkan ketika menangis.
Cara mengatasi:
Untuk menenangkan Si Kecil, Anda harus berpikir dari sudut pandangnya, misalnya ia terganggu dengan keramaian tamu di rumah atau cahaya yang terlalu terang sehingga mengganggu tidurnya. Seimbangkan stimulasi fisik dan mentalnya dengan istirahat cukup. White noise atau senandung pelan dari Anda juga bisa mengatasi kolik intelektual.
4. Kolik emosional
Beberapa bayi sangat sensitif terhadap emosinya. Mereka merasa tidak aman menghadapi dunia di luar kandungan.
Tandanya:
- Kerap menangis dalam waktu lama dengan posisi meringkuk
- Ia bisa langsung bangun meski suara yang didengar tergolong pelan
- Bila Anda tidak langsung menggendongnya, Si Kecil akan kesal dan makin menangis kencang.
Cara mengatasi:
Yang paling efektif adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri Anda. Makin pede Anda dalam mengasuh Si Kecil, ia akan merasa makin tenang dan aman. Ikuti intuisi dan yakinlah bahwa Anda adalah ibu terbaik buatnya. Perbanyak waktu untuk membuai Si Kecil agar ia makin tenang. Jika suasana hati Anda sedang buruk, menyingkirlah sesaat dan minta bantuan suami untuk menenangkan bayi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)