Kini, tidak sedikit orangtua yang berkeinginan agar buah hati mereka kelak menjadi sosok populer. Mengikutsertakan anak ke ajang kontes berbakat kemudian menjadi salah satu sarana untuk menggapai keinginan tersebut. Namun tanpa disadari, keinginan orangtua bisa menjadi bumerang untuk anak-anak mereka kelak.
Pakar psikologi anak, Prita Pratiwi, mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat merugikan kondisi mental anak bila kontes yang diikuti hanya bertujuan untuk mencari popularitas dan materi. “Terlebih lagi bila orangtua tidak membekali anak dengan ilmu pengetahuan yang cukup tentang pesan moral bekerja di industri hiburan. Tak heran bahwa banyak anak yang sejak kecil terkenal kemudian merasa terintimidasi oleh lingkungan, lalu hal tersebut membuat Si Anak depresi dan berperilaku menyimpang di masa depan. Ya, sudah banyak contoh artis seperti itu. Dalam hal ini, orangtua sangat berperan dalam menjaga anak, jangan sampai anak menjadi tereksploitasi,” ungkap Prita.
Prita menambahkan, sebaiknya orangtua selektif memilih ajang yang mampu meningkatkan kemampuan anak dengan mengamati beberapa hal berikut.
1. Hadiah merupakan daya tarik kontes atau perlombaan. Perlu diperhatikan, hadiah kontes bagi anak harus yang bermanfaat dan bukan sekadar uang. Misalnya, hadiah asuransi pendidikan, barang-barang kebutuhan sekolah, hingga wisata pendidikan untuk menambah pengetahuan anak.
2. Kontes tidak membuat Si Anak berdandan layaknya orang dewasa.
3. Kontes tidak terkesan mengeksploitasi anak-anak, misalnya, kontes tidak dilakukan demi keuntungan penyelenggara semata. (Gita/DMO/Dok. Freedigitalphotos)