Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

7 Fakta di Balik Rasa Khawatir Ibu Hadapi Persalinan

7 Fakta di Balik Rasa Khawatir Ibu Hadapi Persalinan

Persalinan memang bukan persoalan mudah. Berbagai kemungkinan dapat terjadi, misalnya pre-eklampsia, Si Kecil terlilit tali pusat, pendarahan berlebihan, maupun terjadinya komplikasi. Belum lagi, cerita persalinan orang sekitar yang cukup menguji keberanian Anda menuju ruang bersalin. Tetapi jangan dulu ketakutan mendengarnya, Moms! Sebelum berujung pada stres, simak penjelasan dari dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG., dari RSB Asih, mengenai fakta di balik 7 kekhawatiran calon ibu berikut ini:


1. Terlambat Tiba di Rumah Sakit

Tayangan film mengenai ibu hamil yang terpaksa melahirkan sebelum tiba di rumah sakit, tampaknya cukup meningkatkan rasa khawatir calon ibu. Tidak sedikit yang bertanya-tanya mengenai kemungkinan terjadinya hal serupa. Faktanya, peluang untuk melahirkan 'dadakan' ini sangat minim.

Sebab tanda-tanda kehamilan, berupa kontraksi, akan muncul sejak usia kandungan mencapai 37 minggu. Biasanya, rasa mulas akibat kontraksi akan berlangsung secara periodik selama beberapa hari hingga seminggu setelah usia kehamilan tersebut. Sebaiknya, Anda berangkat ke rumah sakit ketika mulas sudah terjadi selama 30 menit, dengan rentang waktu 1 menit. Jangan menunggu hingga ketuban pecah, sebab dapat berisiko infeksi.


2. Tidak Mampu Menahan Rasa Sakit

Rumor mengenai rasa sakit yang hebat saat melahirkan memang terdengar mengerikan. Namun ingatlah, tubuh wanita telah diciptakan untuk momen ini. Selain itu, setiap orang memiliki ambang rasa nyeri berbeda yang tidak bisa disamaratakan. Anda dapat meminta induksi epidural kepada dokter bila merasa tidak kuat menahan sakit akibat kontraksi. Atau bila kondisi Moms tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan secara normal, bisa dilakukan persalinan caesar.


3. Kematian

Dilansir dari Depkes.go.id, Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2012, yang terhitung selama periode kehamilan hingga 42 hari pasca melahirkan, masih tinggi. Angka tersebut sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Meski fakta tersebut cukup mengkhawatirkan, namun masih ada cara yang dapat dilakukan untuk memastikan proses persalinan berjalan lancar, Moms! Salah satunya adalah dengan rutin mengontrol tekanan darah dan gerak bayi dalam kandungan Anda. Tingginya tekanan darah calon ibu dan melambatnya gerak bayi, menjadi indikasi dari pre-eklampsia, yang berisiko kematian.


4. Keluar Feses saat Mengejan

Duh, siapa yang tidak merasa malu jika saat mengejan, ternyata yang keluar bukan Si Kecil, melainkan pup? Apa kata dokter dan suami nanti? Jangan khawatir, Moms! Ternyata dokter akan memberikan obat pencahar, ketika sudah mencapai pembukaan 4. Fungsinya, untuk mengeluarkan feses yang masih terdapat di usus besar. Jadi Anda tidak perlu lagi khawatir, saat diminta mengejan dengan sekuat tenaga.


5. Sakitnya Epidural

Sama seperti pernyataan sebelumnya, rasa sakit bersifat subjektif. Pada persalinan normal, Anda memiliki 2 pilihan, yaitu merasakan nyeri persalinan atau nyeri epidural. Epidural diberikan untuk meredakan rasa nyeri saat persalinan, dengan menyuntikkan zat pada bagian tulang belakang.

Tindakan ini diberikan ketika sudah mencapai pembukaan 5 atau 6, karena efeknya hanya bisa bertahan hingga 4 jam. Setelah diberikan, Anda tidak lagi merasa mulas. Tetapi hilangnya rasa mulas ini juga mempersulit Anda untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengejan. Sebagai gantinya, dokter akan memberikan aba-aba untuk mengejan.


6. Episiotomi

Rasa sakit saat mengejan masih membayangi, tetapi kabar mengenai episiotomi sudah sampai di telinga? Sebelum beralih ke persalinan caesar, kenali dulu episiotomi yang merupakan sayatan pada bagian perineum, bagian yang berada di antara vagina dan anus. Tindakan ini mungkin harus dilakukan karena hal-hal ini, namun Anda pun harus siap saat menjalaninya.


7. Komplikasi

Adanya komplikasi saat hamil bukan berarti Anda dan Si Kecil, akan berakhir pada kondisi yang 'membahayakan'. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, calon ibu yang memiliki penyakit jantung, mengalami sungsang, atau plasenta previa, akan disarankan untuk melahirkan secara caesar agar kemungkinan komplikasi berkurang.

Menurut dr. Ali Sungkar, Sp.OG dari Brawijaya Women and Children Hospital, faktor lain yang berpotensi menyebabkan komplikasi adalah perbedaan rhesus, solustio plasentae (lepasnya plasenta), pengalaman pendarahan, dan kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)