Agar Persalinan Lancar
Menurut dr. Andrie Ronggani, SpOG dari RS Pluit, Jakarta, ada tiga faktor yang menentukan suatu persalinan normal bisa berjalan lancar, yaitu:
1. Faktor Janin
Untuk dapat lahir normal dan selamat, janin harus cukup bulan. Usia janin yang tepat untuk lahir adalah di atas 37 dan di bawah 42 minggu. Selain itu, berat janin juga harus cukup, yaitu antara 2.500-3.500 gram. Persentase bokong dengan kepala janin harus cukup, kepalanya harus berada di atau menuju jalan lahir.
Lingkar kepalanya juga harus normal untuk lahir, yaitu 32-35 cm. Lebih dari itu, janin tidak bisa melewati jalan lahir; tapi kurang dari itu pun si janin akan lahir prematur atau ada kelainan tertentu pada saraf kepala janin.
2. Faktor Jalan Lahir
Ada empat bentuk panggul manusia, tapi yang normal untuk perempuan hanya ada dua, ginekoid (berbentuk seperti hati) dan antropoid (berbentuk cenderung bulat). Yang paling mudah untuk melahirkan normal adalah panggul dengan bentuk ginekoid, karena ukurannya sesuai dengan bentuk kepala janin. Sementara dua bentuk panggul yang lain adalah bentuk panggul laki-laki, yaitu android dan pelkatipeloid, yang tidak mempunyai ruang yang memungkinkan sama sekali untuk persalinan normal.
Biasanya dokter akan melakukan pengukuran panggul ibu pada usia kehamilan 39 minggu, untuk mengetahui apakah janin bisa dilahirkan secara normal atau tidak. Selain itu, harus dilihat pula apakah ada halangan di jalan lahir (berupa tumor atau massa di vagina, kista, atau bahkan penyakit kelamin) yang dapat menghambat janin dilahirkan secara normal.
3. Faktor Kemampuan Ibu
Apakah ia mampu mengejan pada saat-saat yang diinstruksikan oleh dokter. Selain itu, ada juga penyakit atau gangguan kesehatan tertentu yang dapat mengurangi kemampuan ibu untuk mengejan, misalnya asma yang dapat kambuh saat bersalin.
Bahaya Salah Mengejan
Salah mengejan bisa berakibat buruk bagi Anda atau si janin. Pada umumnya, penyebab seorang ibu mengalami kesalahan dalam mengejan adalah karena salah menerjemahkan instruksi bidan atau dokter yang menolong persalinan. Kesalahpahaman itu biasanya karena ibu terlalu tegang dan panik untuk mengejan. Bersikaplah tenang, agar Anda bisa mengikuti bimbingan dokter atau bidan Anda dengan lancar.
Jika Anda belum diinstruksikan untuk mengejan, maka jangan mengejan. Pusatkan konsentrasi, dan pada waktunya dokter memberi aba-aba Anda untuk mengejan, barulah lakukan. Jika Anda panik dari awal lalu mengejan dengan membabi buta, Anda akan cepat kehabisan tenaga.
Dari Bengkak Sampai Pecah
Jika salah mengejan, ada beberapa gejala yang bisa timbul. Selain perdarahan atau pecah pembuluh darah kapiler di kulit wajah atau leher, bisa juga timbul pembengkakan pada vagina, mata merah dan bengkak pada kelopak, pandangan kabur, serta kepala sakit.
Pada beberapa orang, ada juga yang bentuk matanya menjadi lebih menonjol ke luar, yang disebabkan tekanan yang terlau keras saat mengejan. Hal ini dapat mengubah ketajaman mata. Walaupun harus tetap hati-hati, anda tidak perlu cemas, karena akibat-akibat ini hanya berlangsung jangka pendek.
Bagi janin, salah mengejan juga bisa berimbas negatif. Yang paling fatal adalah kemungkinan terjadinya gawat janin. Ini dapat terjadi jika pada saat bersalin, dokter atau bidan salah atau kurang baik memberikan pengarahan. Atau juga si calon ibu kurang mendapat informasi tentang kemungkinan kelahiran janin, misalnya ia dikatakan bisa lahir normal, tapi ternyata ada masalah yang terlambat terdeteksi yang menyebabkan kelahiran normal itu tidak dapat terjadi.
Atau si ibu sebenarnya kuat untuk mengejan, tapi ada kesalahan dalam pengukuran panggul sebelum persalinan, sehingga ukuran janin dengan ukuran jalan lahir ternyata tidak cocok. Gawat janin bisa berupa hipoksia (kekurangan oksigen), stres (janin tidak menangis saat lahir), atau bahkan kematian.
Penyembuhan
Pada dasarnya, tak ada tindakan khusus yang harus Anda lakukan untuk menyembuhkan efek kesalahan dalam mengejan. Biarkan saja, karena hal itu akan segera diserap tubuh. Namun demikian, waktu yang dibutuhkan tiap orang untuk sembuh bisa berbeda, karena itu tergantung pada penyerapan tubuh seseorang terhadap darah yang ada di permukaan kulitnya.
Yang penting, Anda jangan mengejan lagi setelah bersalin, apalagi saat buang air besar, karena pada dasarnya, antara mengejan saat bersalin dengan mengejan saat buang air besar efeknya sama.
Sebenarnya, posisi mengejan yang baik adalah berdiri, mengikuti gaya gravitasi sehingga si ibu juga bisa lebih rileks. Wanita Afrika biasanya bersalin dalam posisi ini. Namun di kebanyakan rumah sakit di Indonesia, posisi mengejan dalam persalinan adalah setengah duduk, dengan dipandu oleh dokter atau bidan.
Saat mengejan, mata harus terbuka dan mulut harus tertutup, supaya tenaga dan konsentrasi Anda maksimal. (M&B/Davina Shafa Felisha/TW/SW/Dok. Freepik)