Type Keyword(s) to Search
TODDLER

10 Fakta Down Syndrome pada Balita

10 Fakta Down Syndrome pada Balita

Semua orang tua tentu berharap anaknya bisa tumbuh sempurna, tanpa ada kekurangan apa pun. Namun sayang, tidak ada cara yang menjamin seorang anak bisa 100 persen terbebas dari masalah kesehatan, termasuk down syndrome.

Ya, down syndrome memang menjadi masalah yang paling dikhawatirkan orang tua. Terlebih, seringkali orang tua tidak menyadari ketika anaknya mengalami keterlambatan perkembangan, yang membuat down syndrome pada anak kerap telat dikenali.


Fakta-Fakta Tentang Down Syndrome

Nah, untuk meningkatkan kewaspadaan Anda tentang down syndrome, maka di Hari Down Syndrome Nasional ini, mari sempatkan diri untuk menambah wawasan tentang masalah yang satu ini. Simak beberapa fakta tentang down syndrome yuk, Moms.

1. Ada beberapa jenis down syndrome, dan jenis Trisomy 21 adalah yang paling sering terjadi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 95 persen anak yang mengalami down syndrome memiliki Trisomy 21.

2. Mosaic down syndrome adalah tipe yang paling jarang terjadi. Menurut CDC, ini hanya terjadi pada 2 persen anak dengan down syndrome. Mosaic artinya kombinasi, maka anak yang mengalami mosaic down syndrome biasanya memiliki 3 kopi kromosom 21, sedangkan sel lainnya memiliki 2 kopi yang sama dari kromosom 21.

3. Usia ibu saat hamil adalah faktor yang paling sering meningkatkan risiko memiliki anak dengan down syndrome. Wanita yang hamil di atas usia 35 tahun lebih berisiko memiliki anak down syndrome dibanding wanita yang hamil pada usia di bawah 35 tahun.

4. Ada dua tes yang bisa Moms lakukan saat hamil untuk mendeteksi down syndrome pada janin, yaitu: screening test dan diagnostic test. Menurut CDC, screening test bisa memberi tahu apakah ibu hamil memiliki risiko lebih besar atau lebih rendah anaknya mengalami down syndrome. Sedangkan diagnostic test mendeteksi apakah janin di perut ibu hamil berisiko down syndrome atau tidak.

5. Anak dengan down syndrome juga biasanya memiliki beberapa masalah kesehatan, seperti: kehilangan pendengaran, infeksi telinga, penyakit mata, dan masalah jantung sejak baru lahir.

6. Down syndrome adalah masalah seumur hidup, tidak bisa disembuhkan, namun ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Berbagai terapi dan pendekatan khusus bisa meningkatkan kemampuan anak down syndrome untuk berbicara, berinteraksi, dan memiliki banyak kecerdasan lainnya.

7. Anak down syndrome biasanya memiliki gejalanya fisik yang sama, yaitu tinggi badan terbilang pendek, kepala kecil, jarak antar mata berjauhan, wajah dan hidung datar, dan bagian atas bibir rata.

8. Menurut data World Health Organization (WHO) diperkirakan ada 8 juta penderita down syndrome di dunia. Spesifiknya, ada 3.000 hingga 5.000 anak lahir mengidap kelainan kromosom per tahunnya.

9. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, terdapat 0,12 persen penderita down syndrome pada 2010, yang kemudian meningkat menjadi 0,13 persen di 2013.

10. Menurut Dosomething.org, perkiraan usia pengidap down syndrome adalah 25 tahun di tahun 1983. Namun kini perkiraan usia tersebut sudah semakin lama, menjadi 60 tahun. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)