Dari sekian banyak gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada anak, autisme adalah salah satu hal yang paling membuat orang tua khawatir. Saking khawatirnya, tidak sedikit orang tua yang sering mengaitkan autisme dengan vaksinasi, padahal itu sangat salah, Moms! Nah, untuk meluruskan persepsi salah tentang autisme, maka sebaiknya orang tua mengenali definisi autisme terlebih dahulu, ya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), autisme atau yang sekarang disebut sebagai gangguan spektrum autisme (GSA) adalah kumpulan gangguan perkembangan dengan karakteristik lemahnya pada bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang atau minat terbatas.
IDAI juga menyebutkan kalau angka kejadian autisme terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut American Academy of Pediatrics, 1 dari 59 anak mengalami GSA, dan anak lelaki 5 kali lebih sering mengalami GSA dibanding anak perempuan. Apa sih penyebabnya? Sayangnya, penyebab pasti autisme masih belum diketahui.
"Diduga faktor genetik dan faktor lingkungan merupakan penyebab dari gangguan ini," tulis Dr. Kartika Novieka Wirawan, pada situs IDAI.
5 Jenis Autisme
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gangguan spektrum autisme kini termasuk beberapa kondisi yang dulu diagnosis secara terpisah, yaitu:
1. Gangguan autistik
Ketika orang menyebut autisme, biasanya gangguan yang dimaksud adalah gangguan autistik ini. Anak dengan gangguan autistik biasanya memiliki masalah interaksi sosial, komunikasi, dan imajinasi. Anak seperti ini jangan dianggap remeh lho, Moms, karena banyak anak dengan gangguan autistik yang memiliki keunggulan di banyak bidang, dibanding anak lain seusianya. Keunggulan itu bisa di berbagai bidang, seperti seni, matematika, musik, dan memori.
2. Sindrom Asperger
Sindrom Asperger merupakan gangguan perkembangan yang membuat Si Kecil mengalami keterlambatan dalam bersosialisasi, berimajinasi, dan berkomunikasi. Seringkali pengidap sindrom ini mempunyai kecerdasan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak pengidap autisme, bahkan anak normal lainnya.
3. Sindrom Rett
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), sindrom Rett adalah gangguan perkembangan saraf yang hampir seluruh penderitanya adalah anak perempuan. Kondisi ini ditandai dengan perkembangan yang lambat, pertumbuhan otak dan kepala lambat, bermasalah dengan berjalan, sering kejang, dan mengalami kelemahan kecerdasan.
4. Gangguan Disintegrasi Anak
Sering juga disebut dengan childhood disintegrative disorder, anak dengan gangguan ini mengalami keterlambatan perkembangan motorik, bahasa, dan fungsi sosial lainnya.
5. Gangguan Perkembangan Menurun (PDD)
Ini juga sering disebut PDD-NOS atau pervasive developmental disorder not otherwise speicifed. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), gejala tipe ini lebih rumit dibanding tipe lainnya.
Penderitanya biasanya tidak bisa menanggapi perilaku orang lain, baik lisan maupun non-lisan. Penderita PDD-NOS juga biasanya bermasalah dengan daya ingat, sulit menerima perubahan, sering mengulang-ulang gerakan, dan tidak suka bermain dengan mainan atau benda apa pun. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)