Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Musik Klasik bagi Ibu Hamil. Apa Efeknya?

Musik Klasik bagi Ibu Hamil. Apa Efeknya?

Memberikan makanan terbaik, pakaian terbaik, dan pendidikan terbaik, sebagai orang tua Anda tentu menginginkan segala yang terbaik bagi sang buah hati, termasuk saat ia masih berada di dalam kandungan.

Salah satu cara yang dipercaya bisa memberikan efek terbaik bagi bayi di dalam kandungan adalah dengan memperdengarkan musik klasik. Namun benarkah musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan Si Kecil?


Sebagai Stimulus

Moms tentu sudah tahu bahwa janin mulai mengembangkan kemampuan mendengar saat memasuki trisemester kedua. Namun tak sedikit ibu yang mulai memperdengarkan musik klasik sejak mengetahui dirinya tengah hamil dengan harapan bisa melahirkan bayi cerdas. Kebanyakan dari mereka meyakini bahwa musik klasik adalah stimulus terbaik bagi otak bayi.

Sayangnya, hingga kini topik tersebut masih menjadi perdebatan. Ada yang menganggap efek positif musik klasik sebagai mitos, tapi tak sedikit juga yang meyakini kebenarannya.

Aktris asal Inggris, Helena Bonham Carter, termasuk yang memercayai anggapan bahwa musik klasik bisa membantu meningkatkan kecerdasan bayi. Menurutnya, kebiasaan mendengarkan musik klasik macam Mozart semasa hamil membuat anak-anaknya lebih pintar.

Faktanya, musik memang bisa menjadi stimulus. Akan tetapi Moms perlu tahu, suara Anda saja juga bisa menstimulus Si Kecil. Dengan berbicara atau bercerita, Moms sudah berkomunikasi sekaligus memperkuat bonding dengan janin di dalam perut. Pada fase ini, ia mulai mengenali suara Anda.


Mozart Effect

Sementara itu, anggapan bahwa musik klasik bisa meningkatkan level intelegensi seseorang, muncul sejak 1993. Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of California, remaja yang mendengarkan lagu Mozart, 1981 Sonata for Two Pianos in D Major, mampu menyelesaikan tes lebih baik dibandingkan remaja yang mendengarkan jenis lagu lain atau berada di ruangan tanpa suara.

Hasil penelitian inilah yang memicu istilah Mozart Effect atau efek musik Mozart. Perlu diketahui, penelitian ini tidak pernah dilakukan terhadap bayi atau janin di dalam kandungan. Akan tetapi, publik langsung menganggap musik klasik juga punya efek yang sama terhadap bayi serta janin.

Di sisi lain, Fakultas Psikologi dari Vienna University menganalisis hasil 40 penelitian yang melibatkan 3.000 individu sejak 1993, dan meyakini bahwa mendengarkan lagu klasik, khususnya karya Mozart tidak otomatis membuat seseorang menjadi pintar.

"Mereka yang mendengarkan musik, Mozart atau yang lainnya seperti Bach atau bahkan Pearl Jam, memiliki hasil tes lebih baik daripada kelompok yang berada di kelompok tanpa suara. Namun kita semua sudah tahu bahwa manusia akan mampu bekerja lebih baik jika mendapatkan stimulus," jelas Jakob Pietschnig, yang memimpin penelitian tersebut.

"Tentu saja saya merekomendasikan semua orang untuk mendengarkan Mozart. Akan tetapi kebiasaan ini tak bisa meningkatkan kemampuan kognitif seseorang," lanjutnya.


Efek Singkat

Meski begitu, musik klasik tetap diyakini mampu memberikan efek positif bagi otak manusia. Hanya saja, efek tersebut bersifat sementara. Berdasarkan penelitian, kemampuan spasial seseorang akan meningkat saat ia mendengarkan musik, khususnya musik klasik.

Anak-anak yang gemar mendengarkan musik klasik akan bisa melakukan tugas-tugas seperti menyelesaikan puzzle lebih cepat. Efek musik klasik terhadap otak akan bertahan lebih lama jika anak tersebut mempelajari cara memainkan alat musik. 

Sebagai catatan, musik klasik dianggap punya efek lebih baik ketimbang jenis musik lainnya karena memiliki struktur musik yang lebih kompleks.


Menenangkan Ibu Hamil

Meski belum terbukti mampu meningkatkan kecerdasan bayi dalam kandungan, bukan berarti Moms tidak perlu mendengarkan musik klasik di kala hamil. Berdasarkan penelitian, musik jenis ini cukup berguna untuk memberikan efek menenangkan. Ibu hamil menjadi lebih rileks dan tentu saja bebas stres. Selain itu, musik klasik juga dianggap mampu mengurangi masalah tidur yang kerap dialami para Moms yang tengah mengandung. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)