Melahirkan merupakan salah satu momen paling indah dalam hidup Anda. Akan tetapi, terkadang kesibukan mengurus Si Kecil mengakibatkan Anda kehilangan beberapa teman.
Dengan adanya Si Kecil, Moms tentunya tak bisa leluasa bepergian dengan teman-teman. Alhasil, Anda pun merasa kehilangan kontak dengan mereka.
Namun jangan terlalu larut dalam kesedihan. Sesungguhnya, Anda masih bisa mempertahankan pertemanan dengan sahabat lama. Pada saat bersamaan, Anda juga bisa menganggap situasi ini sebagai tantangan untuk mencari teman lain atau membangun kehidupan sosial yang baru, Moms.
Kesibukan Ibu Baru
Bagi ibu baru, mempertahankan teman lama bukan perkara mudah. Ketika satu-satunya waktu kosong yang Anda punya hanya setelah Si Kecil tidur pada malam hari, keinginan untuk berkumpul bersama teman-teman menjadi prioritas terakhir.
Tanpa sadar, komunikasi Anda dengan para sahabat lama mulai jarang terjadi. Satu per satu, mereka pun seakan mulai menghilang dari kehidupan Anda.
Kasus lain yang terjadi adalah Anda sesungguhnya masih punya waktu untuk bertemu teman lama. Akan tetapi topik pembicaraan Anda sudah berbeda, terutama dengan mereka yang belum memiliki anak.
Sebenarnya wajar saja jika teman-teman merasa ditinggalkan. Yang mereka tahu, Anda menjadi sangat terobsesi dengan Si Kecil sehingga tak menyenangkan lagi. Mereka pun bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk menelepon Anda? Kenyataannya, Anda selalu sibuk menggantikan popok, menyusui, menidurkan Si Kecil, dan aktivitas keibuan lainnya.
Pergi bersama mereka pun sudah tak seru seperti dahulu. Saat teman-teman berusaha 'menyelamatkan' Anda dari rutinitas ibu baru dengan pertemuan singkat di kafe, Anda hanya bisa menguap, melihat jam, dan mungkin tak bisa berhenti membicarakan Si Kecil.
Pentingnya Sahabat Lama
Make new friends, but keep the old. One is silver, and the other is gold. Ya, teman adalah harta yang berharga. Kate Figes, penulis buku Life After Birth, menuliskan bahwa menjaga kehidupan Anda sebelum menjadi ibu adalah penting dalam menyukseskan peran baru Anda tersebut.
Sesungguhnya, seorang ibu apalagi yang baru pertama kali memiliki anak, sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya, termasuk dari pada sahabat. Pendapat yang sama diungkapkan Gladeana McMahon, psikolog dan seorang relationship expert.
"Ingatlah bahwa memiliki anak bukan berarti mengganti jati diri Anda sepenuhnya. Memang hidup Anda akan banyak berubah, apalagi jika ini adalah pengalaman pertama. Anda berusaha memberikan yang terbaik bagi Si Kecil, karena cinta Anda begitu besar kepadanya. Namun ketahuilah bahwa hal ini bukanlah satu-satunya fokus kehidupan Anda," ujar Gladeana.
Jangan Biarkan Mereka Pergi
Salah satu cara menjaga persahabatan Anda tetap baik adalah dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama teman-teman lama. Pergi ke bioskop atau pergi berbelanja bersama tanpa direncanakan, bisa menjadi pilihan yang seru. Jika berpergian sangat sulit untuk dilakukan, setidaknya Anda bisa mengirimkan pesan singkat atau menelepon para sahabat untuk menanyakan kabar mereka.
Jangan lupa beritahukan kepada mereka, kapan Anda punya waktu senggang di antara kesibukan mengurus Si Kecil. Dengan begitu, mereka tak akan sungkan menelepon Anda hanya sekadar berbagi cerita.
Ketika Anda punya waktu untuk bertemu dengan teman-teman lama, jangan terlalu banyak bercerita tentang Si Kecil. Tanyakan juga bagaimana kabar mereka sehingga para sahabat merasa bahwa mereka masih menjadi bagian penting dalam kehidupan Anda.
Jika Anda memiliki sahabat yang belum menikah atau masih single, jangan isolasi mereka. Apabila mereka memang bersedia, libatkan dalam kegiatan bersama Si Kecil sepertinya mengajaknya bermain saat Anda ke kamar mandi.
Cari yang Baru
Mempertahankan sahabat lama adalah hal penting, tapi tak ada salahnya pula Anda mencari teman baru. Sesungguhnya, seorang ibu membutuhkan ibu lainnya. Tak ada orang yang bisa memahami kehidupan baru sebagai ibu, berempati serta memahami kondisi yang penting untuk rasa percaya diri Anda, selain sesama ibu.
Juga akan lebih mudah menjaga persahabatan antara ibu karena memiliki kesesuaian waktu dan harapan. Hanya dengan seseorang berstatus ibu, Anda bisa berbagi rasa frustasi, mencari saran yang sesuai, sekaligus merayakan kegembiraan kecil seperti bayi Anda sudah mulai merangkak.
Walau punya latar belakang kehidupan yang berbeda, para ibu bisa menjadi teman dekat hanya karena anak-anak mereka. Jika anak-anak menjadi teman untuk satu dengan yang lain, ibu-ibu mereka pun akan saling bersosialisasi.
Menurut Linda Blair, seorang psikolog, memiliki anak dengan umur yang sepantaran bisa menjadi landasan yang kuat untuk membantu persahabatan dengan teman baru. Anda bisa menemukan 'calon' teman baru ini di taman bermain, rumah sakit, atau sekolah.
Namun harus diingat, satu hal yang harus dihindari saat menjalin pertemanan dengan sesama ibu adalah membandingkan anak-anak mereka. Si Kecil adalah individu yang unik dan memiliki kelebihan serta kekurangan tersendiri. Membandingkan anak Anda dengan anak lain hanya akan menyakiti teman baru atau bahkan diri Anda sendiri. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- teman
- ibu baru
- bayi
- sahabat
- sosialisasi