Moms, cairan ketuban menjadi salah satu hal yang penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam perut Anda. Keberadaan cairan ini penting karena mengandung hormon, sel sistem kekebalan tubuh, dan asupan nurtrisi. Janin akan menelan air ketuban untuk menjaga kestabilan jumlah volumenya dan akan dikeluarkan kembali sebagai urine maupun fesesnya sendiri. Begitu seterusnya hingga tiba waktunya ia dilahirkan.
Selain itu, air ketuban yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin ini juga memiliki fungsi lainnya. Seperti membantu sistem pernapasan dan pencernaan bayi, mengontrol janin agar terus bergerak aktif, serta melindungi janin dari segala infeksi dan gangguan dari luar rahim.
Meskipun begitu, ada beberapa masalah yang bisa terjadi dengan air ketuban, salah satunya adalah polyhidramnios. Kondisi ini memang langka terjadi, sekitar 1 dari 1.000 ibu hamil yang mengalaminya. Polyhidramnios merupakan ketidaknormalan yang sifatnya bawaan, terutama karena malainformasi sistem saraf pusat dan saluran gastrointestinal.
Penyebab Polyhidramnios
Normalnya, janin dapat mengendalikan cairan ketuban karena ia akan buang air kecil dan menelan air ketuban itu kembali. Namun, pada ibu hamil yang mengalami polyhidramnios, janin tidak dapat menelan air ketuban atau mengeluarkan urine dengan berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab, di antaranya:
⢠Ibu yang menderita diabetes akan meningkatkan volume air ketuban secara tajam.
⢠Adanya infeksi seperti rubella atau toksoplasma.
⢠Kondisi kromosom yang abnormal, seperti Down syndrome.
⢠Ketidaksesuaian antara darah ibu dan darah janin.
⢠Gangguan kesehatan janin, seperti anemia atau gangguan kendali otot.
Gejala yang Muncul
Gejala yang dialami ibu hamil akibat polyhidramnios adalah merasa sesak napas, sulit mencerna makanan, mual, kembung, dan nyeri hebat. Kondisi yang semakin parah juga bisa menimbulkan gangguan pencernaan, nyeri di ulu hati, konstipasi, tungkai membengkak, pelebaran pembuluh darah vena pada tungkai, hingga stretchmark di beberapa bagian kulit.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsultasikan segera ke dokter kandungan. Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat yang dapat membuat rahim rileks. Selain itu, mungkin juga dilakukan tindakan pembuangan air ketuban.
Sebab jika polyhidramnios tidak segera diatasi, maka bisa mengubah warna air ketuban menjadi keruh hingga berubah menjadi hijau. Pada kondisi tersebut, bayi harus segera dikeluarkan atau mengalami kelahiran prematur demi menyelamatkannya.
Namun apabila kondisi ini bisa teratasi dengan baik, Moms tetap bisa melahirkan secara normal. Sedangkan dalam beberapa kasus, perlu dilakukan tindakan operasi dengan melihat kondisi sang ibu dan janin yang menunjukkan tanda-tanda gawat. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)