Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Saat Tepat Memulai Rutinitas atau Hobi Usai Melahirkan

Saat Tepat Memulai Rutinitas atau Hobi Usai Melahirkan

Di sela-sela kesibukan menyusui dan mengganti popok Si Kecil, tentu Anda ingin kembali menikmati rutinitas sebelum hamil. Tak perlu tergesa-gesa, apalagi memaksakan diri, Moms. Semua rutinitas dan dan hobi yang biasa Anda jalani sebelum punya anak, akan bisa Anda nikmati kembali, kok.

Namun, memang ada waktu yang tepat untuk memulainya kembali. Setidaknya, tunggulah 4-6 minggu pasca melahirkan, atau saat organ-organ reproduksi mulai pulih. Yang pasti, saat melakukan kesibukan, prioritaskan bonding dengan bayi Anda.

Jadi, kapan saat yang tepat untuk melakukan rutinitas atau hobi Anda, seperti mengurus pekerjaan rumah, mengendarai mobil, mulai diet, atau bahkan menikmati kopi? Ini penjelasannya, Moms.


1. Menangani Pekerjaan Rumah

Boleh jadi Anda termasuk tipe ibu rumah tangga sejati yang tak bisa melihat lantai rumah berdebu dan pakaian kotor menumpuk. Jika ya, lakukanlah, namun jangan kelewat memforsir diri. Cobalah untuk memangkas pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian kecil. Sederhananya, lakukan dengan mencicilnya beberapa kali sehingga Anda tak kelewat lelah.

Menangani banyak pekerjaan rumah sekaligus akan membuat Anda rawan terkena risiko cedera, atau bahkan celaka, yang ujung-ujungnya akan memperlambat proses pemulihan kesehatan secara umum.

Untuk urusan mencuci, contohnya, batasi hanya mencuci popok Si Kecil dengan cara menguceknya saja, bukan rapel mencuci pakaian seluruh anggota keluarga. Boleh-boleh saja kok, menangani pekerjaan rumah, namun jangan pernah menolak bantuan dari kerabat atau asisten supaya Anda punya waktu cukup untuk beristirahat.

Istirahat yang cukup akan membuat proses pemulihan secara fisik dan psikis berjalan dengan baik sehingga Si Kecil pun akan menunjukkan perkembangan optimal.


2. Mengendarai Mobil

Bila Moms melahirkan secara caesar, bersabarlah minimal 4-6 minggu usai melahirkan sebelum mencoba kembali duduk di belakang setir. Mengapa? Tak lain karena mengerem secara mendadak atau gerakan-gerakan lain yang mengejutkan dapat mengganggu proses penyembuhan luka pada bekas jahitan. Kalau sudah begini, risiko infeksi bisa saja muncul. Anda tak ingin mengalaminya, bukan?

Selain itu, obat-obatan pereda rasa sakit yang harus diminum selama masa penyembuhan luka bekas jahitan caesar umumnya berpengaruh besar pada kemampuan Anda untuk fokus. Kemampuan untuk memusatkan perhatian jauh menurun dibandingkan biasanya, padahal kemampuan konsentrasi ini amat penting saat berkendara. Konsentrasi mayoritas ibu biasanya juga muda buyar dan teralihkan ke bayinya ketimbang ke jalan raya yang tengah dilaluinya.


3. Menikmati Kopi

Moms, berbahagialah kalau Anda penggemar kopi yang mampu menghentikan, atau setidaknya mengurangi, asupan kopi selama hamil.

Usai melahirkan, Anda boleh kembali menikmati secangkir kopi meski tengah menyusui. Begitu juga dengan pembatasan makanan yang tak dimasak sempurna selama hamil, misalnya sushi. Anda kini bisa menikmatinya kembali sesuka hati.

Namun, yang tetap harus dihindari selama menyusui adalah makanan yang pedas dan merangsang. Kasihan Si Kecil kan, kalau harus ikut menanggung akibatnya bila terkena gangguan pencernaan.


4. Menjalani Diet

Tak perlu kelewat khawatir dengan pertambahan berat badan yang drastis semasa hamil, Moms. Usai melahirkan, secara alami berat badan akan jauh berkurang akibat berkurangnya cairan dalam tubuh yang semula terbentuk untuk melindungi kehamilan.

Yang juga patut diingat, menyusui merupakan cara ampuh untuk membakar hingga 600 kalori per hari. Itu sama dengan kalori yang terbuang dalam dua jam aerobik. Mudah bukan? Selain itu, berat badan juga akan turun bila Anda mengasuh Si Kecil sendiri tanpa bantuan babysitter. Jadi, sebenarnya menurunkan berat badan Anda bisa dilakukan tanpa upaya yang terlalu keras.

Menjalani diet ketat agar berat badan turun drastis hanya akan memperlambat proses pemulihan. Selain itu akan berpengaruh juga pada pertumbuhan bayi karena berkurangnya asupan zat gizi penting dalam ASI. (M&B/SW/Dok. Freepik)