Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Menggendong Kala Hamil. Apa Risikonya?

Menggendong Kala Hamil. Apa Risikonya?

Kala Si Kecil rewel, Moms biasanya langsung berinisiatif untuk menggendong guna menenangkannya. Lantas bagaimana jika Anda dalam keadaan hamil? Masih bolehkah menggendong si kakak?

Sejatinya, ibu hamil tidak disarankan untuk mengangkat sesuatu yang berat, termasuk menggendong Si Kecil. Namun tentunya sebagai ibu, menggendong anak menjadi hal yang sulit dielakkan. Bagaimana pun juga, menggendong adalah salah satu bentuk kasih sayang Moms kepada buah hati.


Boleh Saja Asalkan…

Menurut Dr. Mary Lake Polan, spesialis kandungan dari Columbia University Medical Center seperti dikutip di www.babycenter.com, sebenarnya tidak menjadi masalah jika seorang ibu hamil menggendong balitanya. Akan tetapi sebaiknya aktivitas itu mulai dikurangi ketika usia kandungan memasuki bukan keenam atau ketujuh. Hal ini bukan tanpa alasan karena dengan bertambah besar perut Anda, keseimbangan pun akan sedikit berkurang. 

Tidak jarang pula, ibu hamil mengalami pusing selama 1-2 menit saat melakukan gerakan cepat dan tiba-tiba. Untuk kasus ini, Dr. Polan menyarankan agar menunggu beberapa menit sebelum mengangkat Si Kecil atau sampai rasa pusing tersebut hilang.

Hal lain yang juga perlu dikhawatirkan apabila menggendong saat hamil adalah keselamatan punggung Anda. Nyeri punggung karena beban janin dan perubahan hormon bisa semakin parah jika Anda tetap menggendong Si Kecil ketika tengah hamil besar.

Perlu diketahui, tubuh Anda akan memproduksi hormon relaksin 10 kali lebih banyak saat hamil. Fungsi peningkatan produksi ini bertujuan agar panggul Anda siap saat proses melahirkan. Karena fungsi relaksin adalah melemaskan sendi-sendi di tubuh, maka ada kemungkinan ibu hamil akan mengalami nyeri sendi dan peradangan saat menggendong.

Jika memang terpaksa menggendong Si Kecil, perlu diingat saat mengangkatnya, buka kaki Anda selebar bahu dan lutut ditekuk sedikit. Jaga punggung Anda tetap dalam posisi tegap guna menghindari rasa pegal dan nyeri pada punggung. Jangan lupa gunakan alas kaki berhak datar demi keselamatan Anda.


Risiko

Beberapa studi menunjukkan bahwa sering mengangkat benda berat atau menggendong anak saat hamil, dapat sedikit meningkatkan risiko mengalami keguguran dan bayi lahir dengan berat rendah. Studi lain menemukan bahwa mengangkat beban lebih dari tujuh kilogram selama awal kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko pre-eklampsia. Wanita yang berisiko persalinan prematur, mungkin perlu menghentikan menggendong anak yang sudah agak besar setelah trimester pertama.

Apabila berat si kakak sudah melebihi 13 kilogram, sebaiknya Anda tidak menggendongnya lagi apalagi jika usia kandungan sudah memasuki trimester ketiga. Moms mungkin bisa mengalihkan perhatiannya agar anak tidak minta digendong.

Selain faktor berat badan Si Kecil, usia kehamilan, dan posisi yang benar dalam menggendong, Anda juga harus memperhitungkan faktor kesehatan. Sangat disarankan, Moms berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh Anda dan janin. Jangan lupa periksa kadar gula dan tekanan darah karena hal-hal ini memengaruhi kekuatan tubuh Anda.


Buat Strategi

Jika Si Kecil minta digendong, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini.

• Duduk dan biarkan Si Kecil bermain di pangkuan Anda.

• Bujuk Si Kecil untuk berjalan sendiri. Jangan lupa beri pujian jika ia mau melakukannya.

• Menggandeng tangan Si Kecil juga menjadi salah satu cara mendekatkan diri dengannya. Saat anak Anda rewel, mungkin Anda menggandeng tangan dan memeluknya untuk memberi efek menenangkan.

• Gunakan stroller ketika Anda hendak bepergian dengan Si Kecil.

• Minta bantuan keluarga atau teman untuk membantu menggendong Si Kecil. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok.Freepik)