Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini 10 Manfaat Jika Ayah Ikut Andil Mengasuh Anak

Ini 10 Manfaat Jika Ayah Ikut Andil Mengasuh Anak

Ayah masa kini tidak lagi menganggap mencari nafkah merupakan tanggung jawab satu-satunya. Mereka sekarang juga terlibat dalam mengasuh dan merawat anak. Peran ayah dalam mendidik dan mengasuh Si Kecil sangat besar. Sejumlah riset dan studi yang dilakukan menunjukkan bahwa keterlibatan Dads dalam mengasuh anak sangat penting dan dapat memberikan kontribusi positif bagi anak dalam kehidupannya kelak. Berikut ini beberapa hal yang akan dimiliki anak saat ayah ikut andil dalam mengasuhnya.


1. Lebih Percaya Diri

Saat bermain dengan anak, ayah lebih senang mengajak anak melakukan aktivitas fisik seperti berlari, melompat, melempar, atau memanjat. Menurut Melanie Horn-Mallers Ph.D, profesor di California State University, Fullerton, AS dan pakar mengenai studi keluarga, aktivitas ini bisa membuat anak lebih percaya diri. Ayah akan mendorong ayunan lebih kencang atau menyemangati anak untuk berani meluncur dari tempat yang tinggi. Ketika berhasil melakukannya, Si Kecil tentunya akan semakin pede.


2. Lebih Pintar

Penelitian yang dilakukan oleh University of Guelph, Ontario, Kanada, yang berjudul The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence menunjukkan kuatnya pengaruh keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan terhadap perkembangan anak. Penelitian itu memaparkan bahwa anak yang turut diasuh oleh ayahnya sejak dini memiliki kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia enam bulan hingga satu tahun. Selain itu, mereka juga memiliki IQ lebih tinggi ketika menginjak usia tiga tahun serta berkembang menjadi individu yang mampu memecahkan persoalan dengan lebih baik.


3. Berani Mengambil Risiko

Ketika mengasuh anak, ibu cenderung khawatir dengan keselamatan anak. Namun sebaliknya dengan ayah. Ia berusaha mendorong anak untuk berani mengambil risiko. Psikolog Daniel Paquette dari University of Montreal, Montreal, Kanada, dalam studinya berjudul Theorizing the Father-Child Relationship: Mechanisms and Developmental Outcomes, menemukan fakta bahwa saat bermain dengan anak, ayah akan berusaha mendorong anak untuk mampu mengatasi hambatan dan berbicara dengan orang asing. Saat berenang misalnya, ayah akan menyemangati anak untuk bisa menyelam lebih dalam.


4. Pandai Bergaul

Dari riset terhadap 192 bayi yang dimuat dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, Dr. Paul Ramchandani, psikiater anak dari University of Oxford, Inggris, menemukan bahwa bayi yang memiliki bonding yang baik dengan ayahnya selama 3 bulan pertama kehidupannya, terbukti setelah bersekolah akan menjadi anak yang pandai bergaul, populer di antara teman-temannya, dan jarang memiliki masalah dengan teman-temannya. Begitu juga setelah dewasa dan bekerja, mereka tumbuh menjadi pribadi yang bahagia.


5. Lebih Disiplin

Ayah merupakan sosok yang tegas. Karena itu, saat mengasuh anak, ia juga berusaha membuat anak disiplin dengan cara yang lebih tegas. Dalam bukunya yang berjudul Partnership Parenting, Dr. Kyle D. Pruett M.D., psikiater anak dan profesor di Yale University, AS, serta Marsha Kline Pruett, menulis bahwa ayah lebih tegas daripada ibu dalam menghadapi anak dan menegakkan disiplin. Ibu, di sisi lain, lebih mengandalkan ikatan emosional untuk mengubah perilaku anak. Pendekatan yang beragam dari Dads dan Moms ini terbukti sangat efektif dalam mendisiplinkan anak.


6. Berani Mencoba Hal Baru

Ketika bermain dengan anak, ayah tidak sekadar menghibur Si Kecil. Berbeda dengan ibu yang cenderung selalu memberikan rasa aman dan melindungi saat mengasuh anak, menurut Norma L. Radin, pakar perkembangan anak dan profesor di University of Michigan, AS, ayah mengajak anak untuk berani berinteraksi dengan dunia di sekitarnya dan dengan orang lain. Ayah juga mendorong anak untuk dapat mengeksplorasi kekuatannya sendiri dan berani mencoba hal-hal baru, tentunya tetap dalam pengawasannya.


7. Lebih Toleran dan Pengertian

Menurut Dr. Howard Dubowitz, MD, ahli pediatri di University of Maryland Medical Center, Baltimore, AS, dalam artikelnya Father Involvement and Children's Functioning at Age 6 years: A Multisite Study, anak perempuan yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya memiliki kenyamanan diri lebih tinggi dan lebih sedikit merasa depresi. Sedangkan anak laki-laki yang diasuh dengan keterlibatan ayah akan lebih mengenal dunia pria. Ia akan lebih sedikit merasa agresif, impulsif, dan tidak egois. Pada saat dewasa kelak, mereka akan menjadi orang yang lebih toleran dan pengertian.


8. Lebih Aktif

Kegiatan yang biasa dilakukan ayah dengan anak misalnya mencuci mobil, belajar naik sepeda, atau, bermain bola. Aktivitas 'kasar' antara ayah dan anak bisa mendorong Si Kecil aktif bergerak dan terhindar dari kegemukan (obesitas). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, sebanyak 18,8% anak berusia 5-12 tahun mengalami masalah kegemukan, dengan perincian kategori gemuk 10% dan sangat gemuk 8,8%. Aktivitas aktif bersama Dads selain mampu menurunkan tingkat obesitas pada anak juga dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.


9. Lebih Kreatif

Saat bermain bersama anak, tidak jarang ayah menciptakan sesuatu yang baru. Ia akan membuat mobil-mobilan dari kotak kardus, melukis dengan tangan, atau membaca dongeng dengan beragam ekspresi wajah dan intonasi suara sesuai karakter-karakter dalam cerita. Menurut Mark Runco, Ph.D, Direktur Torrance Center for Creativity & Talent Development di University of Georgia, AS, semua anak memiliki potensi untuk menjadi kreatif dan tugas kita sebagai orang tua untuk mewujudkannya. Bermain dengan ayah merupakan salah satu cara membuat anak menjadi lebih kreatif.


10. Lebih Spontan

Pria biasanya berpikir spontan dan cenderung lebih cepat dalam memutuskan masalah serta berani mengambil risiko. Saat akan pergi berkemah, misalnya, seorang ibu akan menyiapkan bekal makanan. Sementara ayah lebih suka bereksperimen secara spontan untuk memasak menggunakan api unggun. Bagi ayah, yang terpenting adalah anak mendapat pengalaman baru dan belajar menghadapi risiko. Karena itu, menurut Howard Steele, Direktur Attachment Research Center Unit dari University College London, Inggris, kehadiran ayah dalam pertumbuhan anak berdampak positif bagi anak, di antaranya membuat anak lebih berani untuk mengutarakan pendapat dan juga lebih spontan dalam bertindak. (M&B/SW/Dok. Freepik)