Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bagaimana Jika Janin Sakit sejak dalam Kandungan?

Bagaimana Jika Janin Sakit sejak dalam Kandungan?

Saat dinyatakan positif hamil, Anda pasti akan menjaga kehamilan dengan sangat baik. Semua dilakukan agar persalinan lancar dan buah hati Anda lahir sehat. Namun, sebaiknya Anda juga mengetahui bahwa ada beberapa masalah kesehatan dan komplikasi pada bayi yang tidak dapat dicegah, meski kehamilan terasa lancar-lancar saja.

Masalah kesehatan tersebut bisa saja muncul karena adanya komplikasi yang terjadi saat persalinan atau memang bawaan. Anda mungkin tidak dapat mencegah penyakit ini menyerang bayi, tetapi Anda dapat melakukan beberapa persiapan untuk menghadapinya, Moms.


Memilih Tim Medis

Mulailah dari menggali informasi mengenai penyakit janin, mencari dokter ahli, hingga menemukan perawatan paling tepat agar masalah kesehatannya dapat teratasi dengan baik. Lakukan tes sejak awal untuk mengetahui kelainan yang dialami janin, seperti seperti down syndrome, kelainan jantung atau usus, bibir sumbing, dan spina bifida (kelainan tulang belakang).

Apabila beragam tes yang dilakukan di awal menyatakan bahwa janin Anda mengalami kelainan, jangan biarkan hal itu berlarut-larut. Berdiskusilah dengan dokter mengenai apa yang akan terjadi dan harus dilakukan setelah bayi lahir. Selain itu, bicarakan pula mengenai rumah sakit mana yang memiliki fasilitas terbaik untuk memberikan perawatan pada bayi, sehingga Anda dapat merencanakan persalinan di sana.

Beberapa penyakit atau masalah kesehatan yang diakibatkan komplikasi pasca persalinan akan diketahui sesaat setelah ia dilahirkan. Jangan panik dan percayalah dokter pasti akan menanganinya dengan baik. Setiap ada masalah kesehatan pada bayi baru lahir, staf medis termasuk dokter anak dan neonatalogis akan terus memantau pernapasan dan denyut jantung.

Selain itu, tim medis juga memastikan agar bayi tetap hangat. Setelah kondisinya stabil, bayi baru akan dipindahkan ke unit perawatan intensif neonatal (NICU) untuk perawatan lebih lanjut. Dan jika masalah kesehatan bayi sudah diketahui sebelum ia lahir, maka dokter harus terus memberitahukan perkembangan dan segala hal yang mungkin terjadi.

Begitu juga saat terjadi situasi darurat pada bayi, dokter dan staf medis lainnya mungkin tidak dapat langsung memberitahukan kondisinya kepada Anda. Berusahalah untuk tetap tenang dan berpikir positif, mereka pasti segera memberi informasi mengenai kondisi bayi Anda.


Masalah Kesehatan Lain

Tidak hanya gangguan kesehatan bawaan yang menjadi perhatian para ibu, dua masalah lain yang juga paling sering dialami oleh bayi baru lahir adalah penyakit kuning dan kelainan pada pernapasan. Bayi yang lahir sehat pun mungkin saja mengalami masalah ini dan bayi yang sakit, berisiko lebih tinggi mengalaminya.

Jika bayi Anda terkena penyakit kuning, dokter akan segera melakukan tes darah untuk mengukur tingkat bilirubin dan mengetahui apakah perlu diberikan perawatan tertentu, misalnya perawatan dengan sinar ultraviolet.

Selain penyakit kuning, masalah pernapasan juga harus diwaspadai. Masalah pernapasan biasanya terjadi saat paru-paru bayi kekurangan surfaktan. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi prematur, sebab surfaktan baru dapat dihasilkan secara sempurna pada usia kehamilan di atas 34 minggu.

Untungnya, saat ini ada surfaktan sintetis yang dapat diberikan kepada bayi prematur segera setelah ia lahir. Pemberian surfaktan ekstra akan meningkatkan dan mempercepat kemampuan bayi untuk bernapas sendiri, sehingga ia tidak perlu menggunakan ventilator dalam jangka panjang.


Perhatikan Diri Anda

Terpaksa berpisah dengan bayi karena tindakan perawatan memanglah sulit. Agar merasa lebih tenang, jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan tersebut kepada tim medis. Carilah juga informasi sebanyak mungkin untuk mengetahui masalah kesehatan bayi untuk membantu Anda keluar dari rasa cemas dan ketidakberdayaan.

Perhatikan juga kondisi kesehatan Anda, perbanyaklah istirahat dan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi. Jangan ragu untuk tetap memberikan ASI. Bergabunglah dengan kelompok orang tua yang memiliki anak dengan kondisi sama, agar Anda bisa saling bertukar informasi. Tetap semangat, ya! (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)