Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Masih Bolehkah Menyusui Balita? Ini Tanggapan Ahli

Masih Bolehkah Menyusui Balita? Ini Tanggapan Ahli

Proses menyusui memang dianjurkan untuk dilakukan sampai usia Si Kecil 2 tahun. Namun tak sedikit dari Moms yang memperpanjang masa menyusui atau istilahnya extended breastfeeding, hingga anak memasuki usia balita. Lalu sebenarnya, baik atau burukkah efek dari memperpanjang masa menyusui?

Walaupun tampak tak wajar, terutama dalam lingkup norma sosial dan masyarakat, sejarah mencatat bahwa proses menyusui balita sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Kathleen Huggins dalam bukunya The Nursing Mother's Guide to Weaning menyebutkan bahwa pada awal abad ke-20, sebuah studi antropologi dilakukan untuk menganalisis perilaku pengasuhan anak di 52 kelompok masyarakat dari berbagai negara.

Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa hanya dua kelompok masyarakat yang berhenti menyusui anaknya di usia kurang dari satu tahun, salah satunya di Amerika Serikat. Tak hanya itu, para ibu di Cina dan Jepang juga masih menyusui anak mereka hingga usia empat atau lima tahun hingga awal abad ke-20.

Hal ini tertulis dalam artikel Mothering Your Nursing Toddler karya N.J. Bumgarner, praktisi dari La Leche League Internasional, organisasi yang mendukung para ibu untuk menyusui. Dan sama seperti dahulu, saat ini pun masih banyak para ibu yang menyusui balita mereka dan dianggap wajar di tengah masyarakat.

Bahkan WHO, sebagai organisasi kesehatan internasional, juga mendukung extended breastfeeding. WHO merekomendasikan, sebagai kelanjutan dari ASI eksklusif, seorang anak harus mendapatkan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhannya akan zat gizi mikro, dan proses menyusui masih terus dilanjutkan hingga berusia dua tahun atau lebih.


Mengapa Dipandang Aneh?

Sayangnya di masyarakat zaman sekarang, menyusui balita dianggap aneh atau tidak wajar. Beberapa komunitas pun mudah terpengaruh dengan pandangan benar atau salah yang tertanam dalam komunitas atau masyarakat tersebut.

Katherine Dettwyler, penulis artikel A Time To Wean, berpendapat bahwa hal ini disebabkan kepercayaan dan agama, aktivitas dan pembagian peran antara perempuan atau laki-laki, serta pendapat masyarakat setempat mengenai kemandirian anak.

Terkadang, karena masyarakat memandangnya sebagai hal yang tidak pantas atau aneh, seorang ibu harus menyapih anaknya di usia yang dini, padahal pandangan ini belum tentu benar menurut ilmu kesehatan anak dan sains.


Manfaat Bagi Ibu dan Anak

Extended breastfeeding memiliki banyak manfaat untuk ibu dan anak, berikut di antaranya, seperti dikutip dari kellymom.com:

1. Anak lebih jarang sakit

Ada beberapa referensi yang menjelaskan bahwa extended breastfeeding bisa membuat Si Kecil lebih jarang sakit. Salah satunya dari WHO yang menjelaskan bahwa penambahan durasi menyusu dapat mengurangi tingkat kematian anak di bawah lima tahun sebesar 10 persen.

2. Anak menjadi lebih pintar

Penelitian selama bertahun-tahun mengenai hubungan antara kemampuan kognitif (IQ dan prestasi di sekolah) dengan proses menyusui, telah membuktikan bahwa anak yang menyusu lebih lama memperoleh skor IQ lebih tinggi.

3. Si Kecil memiliki perkembangan sosial dan mental yang lebih baik.

Menurut Elizabeth N. Baldwin, mantan ketua La Leche League, menyusu dapat meringankan stres, rasa sakit, dan tekanan yang Si Kecil hadapi sehari-hari. Memperpanjang masa menyusui juga mampu membantu Si Kecil melewati transisi selama masa kecilnya dengan lebih baik.

4. Banyak keuntungan untuk ibu

Beberapa keuntungan untuk ibu yang menyusui balita, seperti:

* Mengurangi risiko kanker rahim, payudara, dan endometriosis.

* Bagi beberapa wanita, dapat membantu menunda kesuburan (dengan catatan belum kembali haid).

* Melindungi dari risiko osteoporosis.

* Mengurangi risiko atritis reumatoid (penyakit persendian).

* Mengurangi kebutuhan insulin bagi wanita yang menderita diabetes.

* Dapat membantu menurunkan berat badan. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)