Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Si Kakak Masih Sering Mengompol? Ini Penyebabnya, Moms

Si Kakak Masih Sering Mengompol? Ini Penyebabnya, Moms

Si Kecil masih mengompol? Moms mungkin akan menganggap hal tersebut wajar saja mengingat usianya yang masih sangat belia. Lantas bagaimana jika si kakak yang masih mengompol?

Mengompol memang hal wajar bagi anak-anak, asalkan usianya belum mencapai lima tahun. Biasanya, proses untuk tidak mengompol terjadi secara bertahap. Mulai usia di atas 3 tahun, pada umumnya anak sudah tidak lagi mengompol pada siang hari.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak bisa dikategorikan tidak normal jika kebiasaan mengompol terjadi secara terus-menerus atau menetap hingga berusia di atas 5 tahun. Artinya, Moms harus mulai mewaspadai apabila si kakak yang usianya 5 tahun tapi masih suka mengompol.


Mayoritas Laki-laki

Kebiasaan mengompol bisa dialami setiap anak. Menurut penelitian, sekitar 20 persen anak-anak usia 5-6 tahun masih mengompol, dan 1 persen sudah memasuki usia remaja. Perlu diketahui, gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki.


Penyebab Mengompol

Ada beberapa hal yang membuat anak mengompol, salah satunya adalah karena perkembangan kandung kemihnya terlambat atau mereka kurang memiliki kepekaan saat kandung kemihnya telah penuh. Penyebab lainnya adalah karena anak memproduksi urine berlebih saat tidur.

Sebagai catatan, mulai usia tiga tahun, biasanya anak akan mulai belajar ke kamar mandi pada siang dan malam hari begitu tubuh mereka mulai menghasilkan zat yang disebut hormon antidiuretik (ADH). Hormon inilah yang menghambat produksi urine. Semakin bertambahnya usia, anak-anak akan lebih peka untuk menahan urine sehingga lebih mudah untuk mencegah mereka mengompol.

Apabila setelah usia 5 tahun anak masih mengompol, maka ada kemungkinan anak masih belum cukup memproduksi ADH pada waktu yang tepat dan belum mampu menangkap sinyal dari otak bahwa kandung kemihnya telah penuh dengan urine. Akibatnya, anak tidak terbangun atau hanya bermimpi pergi ke kamar mandi sehingga akhirnya mengompol di tempat tidur.

Secara sederhana, mengompol merupakan tanda anak belum cukup matang untuk mengendalikan fungsi-fungsi tubuhnya. Pasalnya, menahan urine merupakan proses yang melibatkan koordinasi otot, saraf, sumsum tulang belakang, dan otak. Fungsi-fungsi ini akan semakin matang seiring dengan bertambahnya usia.


Gangguan Kesehatan

Namun perlu diketahui, mengompol juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan, seperti penyumbatan saluran kemih, sembelit, diabetes, kurang air minum, atau mengonsumsi minuman berkafein.

Apabila anak mengalami sembelit, usus besar akan penuh sehingga menekan kandung kemih. Untuk mengetahui apakah anak mengalami sembelit, Anda bisa mengawasi intensitas buah air besarnya. Intensitas buang air besar yang normal adalah berkisar antara tiga kali dalam sehari atau sampai empat kali dalam seminggu.

Lantas bagaimana cara membedakan mengompol yang disebabkan oleh fungsi tubuh yang belum matang atau masalah kesehatan? Hal ini bisa dilihat dari seberapa sering anak mengompol. Apabila terjadi setiap hari secara berturut-turut, maka kebiasaan mengompol tersebut disebabkan karena ketidakmatangan fungsi tubuh. Di sisi lain, mengompol yang dipicu masalah kesehatan biasanya lebih jarang dan terjadi setelah anak tidak mengompol selama enam bulan atau lebih.

Walau hanya sesekali, anak perlu menjalani pemeriksaan dokter jika masih mengompol pada usia 5 hingga 7 tahun. Bila memang disebabkan adanya masalah kesehatan, maka ia harus menjalani tes urine guna memastikan apakah anak memiliki masalah pada ginjal atau saluran kemih.


Cara Mengatasi

Moms bisa mengurangi kebiasaan mengompol pada si kakak dengan beberapa tips berikut ini:

• Memintanya untuk minum lebih banyak pada pagi dan sore hari, lalu mengurangi konsumsi air pada malam hari.

• Menghindari kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein dan softdrink.

• Pergi ke kamar mandi secara teratur pada siang hari.

• Pergi ke kamar mandi sebelum tidur.

• Jika perlu, bangunkan si kakak pada malam hari ketika Moms melihatnya gelisah ketika tidur. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)