Penyakit kanker mungkin menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti kebanyakan orang. Saat menderita penyakit ini, tak jarang penderitanya harus melewati tahapan pengobatan dan penyembuhan yang tidak sebentar dan tidak mudah. Belum lagi bila penyakit ini ditemui pada stadium lanjut sehingga akan sangat sulit ditangani.
Diketahui berdasarkan data Globocan (data statistik kanker secara global) pada 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian atau setara dengan 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker.
Tiga Komponen Penting Menurunkan Risiko Kanker
Padahal menurut Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, ketua umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, risiko penyakit kanker dapat diturunkan dengan menjalankan tiga komponen gaya hidup sejak masa muda.
"Ada tiga komponen gaya hidup yaitu olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, makan makanan yang sehat. Tiga komponen itu saja bila diterapkan sejak usia yang relatif muda sudah mengurangi kemungkinan terkena kanker sebanyak 30-35 persen," ungkapnya.
Namun ketiga komponen gaya hidup ini juga menjadi tantangan untuk menanggulangi kanker. Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker dan deteksi dini kanker juga menjadi masalah dalam penanggulangan kanker. Akibatnya penyakit kanker ditemui pada stadium lanjut dan sulit ditanggulangi, sehingga memberikan beban yang besar bagi pasien kanker dan keluarga.
Langkah untuk Menangani Kanker
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) sebagai organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker merekomendasikan langkah penanganan kanker di Indonesia dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) 2019 YKI yang diselenggarakan pada 26 Juli 2019 lalu, di antaranya:
1. Pembenahan organisasi untuk meningkatkan kerjasama efektif dan berdaya guna dengan melaksanakan koordinasi dan komunikasi dua arah antara YKI dan YKI cabang secara aktif.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Klinik Utama dan Klinik Pratama YKI Pusat, menambah fungsi rumah singgah Sasana Marsudi Husada, serta meningkatkan peran serta para penyintas kanker.
3. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengembangkan program Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna, terutama daerah yang belum melaksanakan, serta meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang kanker sesuai kebutuhan maryarakat serta pelayanan deteksi dini kanker.
4. Meningkatkan penelitian YKI bekerjasama dengan organisasi profesi atau yang terkait kanker, mengembangkan program pengumpulan data lapangan secara benar, tepat guna dari setiap cabang YKI.
5. Membangun kepercayaan calon donatur secara akuntabel, serta membuat program bulanan dana YKI.
6. Membangun dan memperkuat hubungan dengan stakeholder dengan pesan yang disampaikan secara serentak secara nasional oleh YKI pusat dan YKI cabang.
7. Membentuk dan menggiatkan unit rokok di YKI guna melakukan advokasi ke pemerintah pusat dan daerah mengenai kawasan tanpa rokok, serta edukasi bahaya merokok dan pelatihan berhenti merokok bagi penyuluh.
Menurut Prof. Aru, rumusan Rakornas 2019 YKI ini sekaligus bertujuan untuk memperkuat segala kegiatan yang mendukung pada penanggulangan kanker yang lebih baik bagi masyarakat. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik, M&B)