Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ritual-Ritual Unik Merawat Bayi di Berbagai Negara

Ritual-Ritual Unik Merawat Bayi di Berbagai Negara

Negara-negara di dunia memiliki berbagai ritual unik dan berbeda dalam merawat dan mengasuh bayi. Hal ini membuktikan bahwa ada berbagai cara untuk membesarkan bayi agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun begitu, semua ritual tersebut punya tujuan sama, memberikan yang terbaik untuk Si Kecil. Berikut ritual-ritual yang mungkin bisa menginspirasi Anda, meskipun tak semuanya disetujui oleh para ahli parenting.


Jepang

Para ibu di Jepang memiliki metode unik untuk menidurkan bayinya. Mereka akan menyusui, menimang, dan mengayun bayinya terlebih dahulu hingga Si Kecil merasa tenang dan mengantuk. Setelah itu, mereka akan meletakkan bayi di atas tempat tidur dalam posisi telentang. Lalu, dengan penuh cinta dan suara lembut, ibu akan menepuk pelan perut bayi seirama dengan detak jantungnya sambil mengatakan, "Ton… ton… ton…," hingga bayi terlelap.


Denmark

Stroller diparkir di depan kafe dengan bayi tertidur lelap di dalamnya bukan pemandangan aneh di Denmark. Bayi di sana memang terbiasa tidur di tengah salju musim dingin atau di bawah hangatnya sinar matahari saat musim panas. Si Kecil dibiarkan menghirup udara segar, sementara orang tuanya bercengkerama di teras kafe. Hal ini dipercaya akan melatih bayi untuk bisa tidur nyenyak dalam kondisi apa pun, dingin ataupun panas, termasuk saat ada suara bising di sekitarnya.


Korea Selatan

Setelah melahirkan, para ibu di Korea Selatan harus menghabiskan bermangkuk-mangkuk miyeok guk atau sup rumput laut. Kandungan kalsium dan yodium yang tinggi dalam rumput laut dipercaya dapat mempercepat pemulihan tubuh pasca persalinan. Saat merayakan ulang tahun pertama anaknya, para ibu pun memasak sup tersebut untuk mengenang kelahiran Si Kecil.


Swedia

Ketika bayinya rewel, orang tua di Swedia memiliki senjata rahasia untuk menenangkannya, yaitu memberi tepukan. Mereka akan meletakkan bayi di tempat tidur dalam posisi tengkurap, lalu menepuk-nepuk bokongnya hingga tertidur. Irama tepukan yang dilakukan akan membuat bayi merasa seperti di dalam rahim. Ia pun merasa nyaman dan tidur nyenyak sepanjang malam. Namun, beberapa ahli kini menyatakan bahwa tidur tengkurap dapat meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS).


China

Orang tua di China disebut sebagai penggerak masyarakat antipopok. Bagaimana tidak? Meski usia bayinya baru beberapa minggu, ibu memilih menggendong bayi ke toilet untuk buang air kecil ataupun buang air besar, agar mereka terbiasa melakukannya dengan benar. Saat bepergian, para ibu juga tidak akan mengenakan popok pada bayinya. Dalam keadaan darurat, seperti saat tak ada toilet, mereka hanya akan meletakkan bayinya dalam posisi jongkok dan membiarkannya buang air kecil.


Republik Dominika

Satu bulan setelah dilahirkan, bayi di negara tersebut tidak boleh ke luar rumah. Mereka harus selalu berada di dalam supaya terlindungi dari sinar matahari, angin, virus, dan intaian hantu! Ya, masyarakat Republik Dominika percaya kalau bayi baru lahir sangat disukai para hantu. Jika Si Kecil terpaksa ke luar rumah, selain dilindungi dengan pakaian yang sangat rapat, ia pun harus ditemani oleh seorang paranormal.


Serbia

Bayi di Serbia menghabiskan banyak waktu untuk tidur dalam posisi telentang. Menurut kebiasaan di sana, membiarkan bayi berusia kurang dari 6 bulan duduk akan merusak struktur pinggulnya. Oleh karena itu, sebelum mencapai usia tersebut, bayi tidak akan diizinkan duduk. Negara tersebut bahkan telah menciptakan sebuah kawat pinggul untuk mencegah bayi bergerak ke posisi duduk.


Mongolia

Masyarakat Mongolia mengakui ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi mereka. Tak heran kalau kebanyakan bayi di sana menyusu hingga usia 2 tahun bahkan lebih. Kegiatan menyusui di area publik pun merupakan hal yang wajar di Mongolia. Jadi, jangan kaget kalau Anda melihat seorang ibu tiba-tiba mengeluarkan payudaranya untuk memberikan ASI kepada bayinya di taman, mal, atau tempat umum lainnya. Pegulat terbaik di Mongolia pun diketahui menyusu hingga usianya 4 tahun. (M&B/SW/Dok. Freepik)