Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Moms Perlu Tahu, P3K saat Si Kecil Kecelakaan Ringan

 Moms Perlu Tahu, P3K saat Si Kecil Kecelakaan Ringan

Melompat, berlari, pegang ini dan itu, dan bereksplorasi adalah bagian dari keseharian Si Kecil. Tak jarang rasa ingin tahu yang begitu besar membuat anak mengalami 'kecelakaan' ringan.

Mari pelajari pertolongan pertama untuk mengatasi kondisi darurat tersebut agar kecelakaan kecil tidak menjadi masalah serius bagi anak. Kunci utama dalam menangani keadaan darurat bagi Si Kecil adalah tidak panik. Rasa panik yang berlebihan menjadi faktor yang dapat memperburuk keadaan saat anak Anda mengalami kecelakaan. Demikian analisis dr. Johnny Nurman, Sp.A dari Brawijaya Women and Children Hospital.

Saat panik, orang tua seringkali tidak tahu harus melakukan apa sehingga masalah Si Kecil pun terlambat ditangani atau malah mendapat penanganan yang salah. Namun jangan khawatir Moms, karena M&B merangkum solusi antipanik guna menghadapi masalah Si Kecil. Yuk, dipelajari!


Terjatuh

1. Apabila Si Kecil langsung menangis dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya setelah terjatuh, Anda boleh menggendong untuk menenangkannya lalu melakukan observasi pada tubuhnya. Akan tetapi apabila Si Kecil tidak sadar atau sadar tapi pasif alias tidak menggerakkan anggota tubuhnya, jangan mengangkatnya karena akan berakibat fatal. Lebih baik segera hubungi rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan paramedis.

2. Amati seluruh bagian tubuh Si Kecil dan cari bagian mana yang memar atau benjol. Kalau ada benjol di kepala atau memar di badan, Anda boleh mengoleskan salep anti trauma pada bagian tersebut. Akan tetapi jika Si Kecil menangis saat dipegang padahal tidak ada memar atau benjol di kepalanya, segera bawa ia ke rumah sakit.

3. Gerakkan kedua tangan Si Kecil ke samping, atas, bawah, depan, kemudian rentangkan dan angkatlah. Apabila ia mengeluh , pastikan di tangan yang mana dan dalam posisi apa anak merasa sakit. Bawa ke dokter dan laporkan secara jelas keluhannya. Lakukan juga pemeriksaan serupa pada kakinya.

4. Tolehkan kepala Si Kecil ke kanan dan kiri, kemudian dekatkan dagunya ke dada secara perlahan. Lalu miringkan tubuhnya ke kiri dan kanan, kalau ada keluhan segera catat dan bawa ke dokter.

5. Lakukan observasi 2x24 jam! Jika selama waktu tersebut ada keluhan apalagi sampai muntah menyembur, segera bawa Si Kecil ke rumah sakit.


Luka Kecil dan Sayatan

1. Saat Si Kecil mengalami luka kecil atau sayatan yang membuat kulitnya terkelupas, berarti akan terjadi kerusakan jaringan dan pendarahan. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memeriksa luka Si Kecil dengan cara mendudukkan atau membaringkannya agar luka terlihat jelas. Jangan lupa cuci tangan Anda hingga bersih sebelum melakukan pemeriksaan.

2. Bersihkan lukanya secara perlahan dengan air bersih dan sabun, kemudian keringkan dengan cara menepuknya. Apabila masih terjadi pendarahan, tekan dengan kapas atau kain bersih untuk menghentikannya. Tutup luka dengan perban atau plester, dan rajin-rajinlah menggantinya agar tidak lembap. Jika tepian luka terbuka lebar atau terletak di kepala, sebaiknya Anda segera membawa Si Kecil ke rumah sakit.


Terkilir

Jika Si Kecil terkilir, Anda bisa menyembuhkannya sendiri dengan metode RICE, yaitu:

1. Rest: Istirahatkan kaki atau tangan Si Kecil yang terkilir dari kegiatan apa pun. Sebab, saat terkilir berarti pembuluh darah di sekitar daerah cedera akan mengalami pelebaran yang mengakibatkan pembengkakan. Semakin banyak bergerak, semakin parah pula pembengkakan tersebut. Selain itu, jangan memijat bagian yang sakit karena hanya akan memperparah kondisi tangan atau kaki yang terkilir.

2. Ice: Kompres bagian yang cedera dengan es batu selama 10-15 menit setiap beberapa jam sekali, dan lakukan sampai dua hari setelah kejadian.

3. Compression: Balut cedera Si Kecil dengan perban elastis untuk memberi tekanan pada daerah tersebut dan mengurangi pembengkakan yang terjadi.

4. Elevate: Gunakan bantal guna menyangga kaki atau tangan Si Kecil yang cedera. Posisi ini berguna untuk melancarkan peredaran darah dan mempercepat kesembuhan.


Patah Tulang

1. Jika patah tulang terjadi pada leher atau tulang belakang, sebaiknya jangan pindahkan atau gerakkan Si Kecil karena dapat berakibat fatal. Akan tetapi kalau pun pemindahan harus dilakukan, maka posisi kepala, leher, dan tulang belakang harus berada di satu garis lurus. Segera telepon rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

2. Apabila terjadi open fracture alias Anda bisa melihat tulang yang patah karena kulit terbuka dan terjadi pendarahan, tekan luka tersebut dengan kapas steril atau pakaian bersih. Jangan mencuci luka, apalagi mencoba memasukkan tulang kembali karena hanya akan memperburuk keadaan.

3. Kalau patah tulang terjadi pada kaki atau tangan Si Kecil, sebelum membiarkannya kembali bergerak, Anda harus membalut cederanya dengan sesuatu yang keras, seperti papan atau menumpuk beberapa lembar koran dibalut handuk, kemudian lingkarkan pada bagian yang cedera dan ikat.

4. Letakkan kantong es pada daerah yang cedera tersebut dan biarkan Si Kecil berpuasa sebagai persiapan seandainya harus dilakukan operasi. Anda juga boleh memberinya parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit. Segera bawa Si Kecil ke rumah sakit.


Terbakar

1. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menjauhkan sumber panas dari Si Kecil. Bilas bagian tubuh yang terbakar di bawah aliran air dingin sekitar sepuluh menit.

2. Lepaskan atau gunting pakaiannya dari tubuh yang terbakar dan ganti dengan pakaian yang longgar karena pakaian ketat akan membuat bagian tubuh yang terbakar menjadi bengkak. Jangan tutupi luka bakar dengan perban karena hanya akan membuatnya lembap.

3. Jangan oleskan mentega, pasta gigi, atau minyak ke area yang terbakar. Namun Anda boleh mengoleskan bioplacenton jelly, topical steroid, dan burnazin cream guna meringankan luka bakarnya. Anda juga boleh memberikan parasetamol guna mengurangi rasa sakit.

4. Apabila diameter luka bakar lebih dari 22 mm dan terlihat infeksi, bawa segera Si Kecil ke rumah sakit untuk perawatan yang lebih intensif.


Epitaxis (Mimisan)

1. Mimisan kerap terjadi pada anak usia 3-10 tahun karena udara kering atau trauma hidung yang disebabkan bersin terlalu keras.

2. Ketika mimisan, pangku Si Kecil dan dudukkan ia dengan posisi kepala tegak agak menunduk. Tekan bagian lunak di bawah tulang hidung menggunakan tisu atau pakaian bersih selama sekitar 10 menit. Jika masih berdarah, tekan lagi di bagian yang sama hingga darah berhenti.

3. Anda perlu segera membawa Si Kecil ke rumah sakit apabila mimisan tetap terjadi setelah 2x10 menit hidungnya ditekan, mimisan terlalu sering kambuh, dan bagian tubuh lainnya, seperti gusi ikut berdarah atau disertai demam lebih dari tiga hari. Anda juga perlu meminta bantuan dokter jika Si Kecil merasa pusing setelah mengalami mimisan atau mimisan terjadi setelah adanya benturan di kepala. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)