Moms, tahukah Anda bahwa hari ini, 4 September, diperingati sebagai Hari Kesehatan Seksual Sedunia? Ya, kesehatan seksual merupakan hal yang penting untuk diajarkan pada anak sejak dini sebagai bagian dari pendidikan seksual untuknya.
Pendidikan seksual yang diberikan pada anak sejak usia dini dengan cara yang tepat akan bermanfaat buat Si Kecil agar ia terbebas dari penyakit atau cacat yang berhubungan dengan sistem produksi, membentuk perilaku seksual yang sehat di masa mendatang, dan mencegah tindakan tidak senonoh seperti pelecehan seksual.
Anak perlu memahami dan mengenali tubuhnya sejak dini, termasuk bagian-bagian vital di tubuhnya, yang merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi. Selain untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuhnya, upaya itu juga untuk melindungi anak dari kejahatan seksual.
Di samping itu, anak juga perlu diajari untuk memahami perbedaan antara tubuh anak laki-laki dan tubuh anak perempuan agar ia bisa menjaga tubuhnya sekaligus menghormati tubuh temannya.
Kapan Anak Perlu Diajarkan pada Pendidikan Seksual?
Memang, mengenalkan soal seks pada balita tentu saja tidak semudah membicarakan seks dengan orang dewasa. Pola pikir dan pemahaman balita yang masih sederhana tidak bisa disamakan dengan pemikiran Anda sebagai orang tua. Apalagi, masih banyak orang tua yang berpikir bahwa pendidikan seks merupakan hal tabu, dan hanya berharap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya.
Padahal, menurut Ika Putri Dewi. M.Psi, psikolog anak dan remaja dari Yayasan Pulih, sebenarnya tidak ada batasan umur untuk orang tua mengajarkan pendidikan seksual pada anak. Bahkan, semakin cepat diajarkan, hal ini semakin baik. Pasalnya, kejadian kekerasan seksual faktanya terjadi pada anak pada balita dan anak sekolah dasar. Oleh sebabnya, bila orang tua bisa mengajarkan secepatnya dan anak bisa cepat mengetahuinya, maka akan semakin baik.
Langkah-Langkah Mengajarkan Pendidikan Seksual pada anak
Karena itu, Anda disarankan untuk memberikan pendidikan seksual sejak dini pada Si Kecil. Berikut panduannya sesuai usia Si Kecil, Moms.
1-2 tahun
Sejak Si Kecil masih bayi, sebenarnya Anda sudah mengenalkan seks secara dasar kepada Si Kecil melalui pengenalan jenis kelamin dirinya sendiri atau orang lain, contohnya dengan mengatakan bahwa mama, nenek, dan tante itu adalah perempuan, sedangkan papa, kakek, dan om itu adalah laki-laki. Hal tersebut sudah cukup menjelaskan pada Si Kecil tentang perbedaan antara pria dan wanita.
Setelah anak berusia 2 tahun, biasanya perbendaharaan kata-katanya sudah lebih banyak dan ia sudah mulai bisa berbicara. Pada saat ini, tahapan pengenalan tentang pendidikan seks bisa ditingkatkan, misalnya dengan memberitahu nama alat kelamin kepada Si Kecil.
Dalam memberitahu nama alat kelamin pada anak, sebut sesuai nama sebenarnya, tanpa istilah-istilah lain yang tidak ada hubungannya dan hanya akan membingungkannya. Setelah penyebutan nama, beritahu juga Si Kecil bahwa alat kelamin merupakan sesuatu yang harus dijaga dengan baik dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, selain diri mereka sendiri. Jangan lupa juga mulai ajarkan cara menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin mereka, Moms.
3â5 tahun
Di rentang usia ini, Si Kecil biasanya sudah mengerti tentang perbedaan jenis kelamin. Mereka juga akan banyak menanyakan perihal seputar seks. Penjelasan sederhana tentang seks pada anak merupakan kewajiban orang tua. Jadi Anda tidak perlu menunggu hingga muncul pertanyaan darinya dan baru memberikan jawaban.
Penjelasan bisa Anda lakukan, misalnya sambil memandikan Si Kecil. Ajarkan ia membersihkan kelaminnya dengan benar atau larang ia memainkan alat kelaminnya karena bisa menyebabkan lecet.
Di samping itu, Anda juga harus memberitahu Si Kecil batasan-batasan dalam memperlakukan temannya, sehingga mereka bisa bersikap sopan satu sama lain. Misalnya, tidak mengangkat gaun atau rok teman perempuan, tidak menurunkan celana teman laki-laki atau perempuan, dan tidak mendorong teman hingga jatuh. Sedangkan untuk mengungkapkan rasa sayang pada teman, Si Kecil boleh menggandeng tangan mereka.
Pemberitahuan-pemberitahuan seperti ini akan membuat Si Kecil terhindar dari perilaku-perilaku seks menyimpang, kekerasan seksual, atau kasus-kasus pedofilia yang justru sering dilakukan oleh orang-orang terdekat. (M&B/SW/Dok. Freepik)