Stroke! Mungkin Anda berpikir serangan semacam ini hanya terjadi pada orang dewasa. Jangan salah Moms, bayi yang baru lahir dan anak-anak juga bisa terserang stroke.
Faktanya, stroke pada 28 hari pertama kehidupan lebih umum terjadi dari yang disadari banyak orang. Ironisnya, stroke dalam kelompok usia sangat muda ini masih belum disadari banyak orang sehingga akhirnya tidak terobati.
Tentang Stroke
Stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak tiba-tiba berhenti atau menurun, cukup parah yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Ada dua jenis stroke, iskemik dan hemoragik.
Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak berkurang. Stroke jenis ini biasanya disebabkan karena adanya pembekuan yang disebut trombus pada salah satu pembuluh darah di otak.Â
Terdapat dua jenis stroke iskemik yang terjadi pada anak-anak, khususnya bayi baru lahir, yaitu trombosis sinovenous dan stroke iskemik arteri. Pada stroke iskemik trombosis sinovenous, gumpalan terjadi di salah satu pembuluh darah di otak. Sedangkan pada stroke iskemik arteri, pembekuan terjadi di dalam arteri otak.
Sementara itu, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah dalam atau yang berada dekat dekat otak, pecah sehingga menyebabkan pendarahan di dalam otak.
Pada anak-anak, stroke yang disebabkan adanya penggumpalan darah lebih sering terjadi. Penggumpalan darah terjadi ketika darah cair berubah ke bentuk padat. Beberapa pembekuan darah dalam tubuh adalah normal. Akan tetapi gumpalan darah yang terjebak dalam pembuluh darah saat bergerak melalui tubuh, tidaklah normal. Jika hal ini terjadi di otak, maka dapat menyebabkan stroke. Stroke yang disebabkan oleh gumpalan darah disebut stroke iskemik.
Insiden stroke pada bayi baru lahir sangat tinggi dibandingkan pada masa pertumbuhan bayi dan kanak-kanan. Trombosis sinovenous terjadi pada 1 dari 4.000 bayi baru lahir. Setelah melewati periode waktu baru lahir, risiko stroke menurun secara signifikan dan tetap pada tingkat rendah hingga usia bertambah tua.
Mengapa Bayi Terkena Stroke?
Pada kehamilan, protein berasal dari plasenta ibu ke janin yang membantu untuk menurunkan risiko pendarahan. Namun hal ini membuat janin berisiko tinggi mengalami pembekuan dan stroke. Terkadang, pembekuan juga bisa terbentuk dalam plasenta dan bergerak ke dalam sirkulasi darah janin. Pembekuan ini, mungkin bisa mencapai otak bayi dan menyebabkan stroke.
Persalinan adalah salah satu momen yang berisiko terjadi stroke pada bayi yang baru lahir. Melahirkan dapat menyebabkan ketegangan yang luar biasa pada kepala bayi. Stres pada arteri dan vena di kepala bayi dapat menyebabkan pembentukan gumpalan dan stroke.
Selain itu, bayi baru lahir memiliki darah lebih tebal daripada kita karena sel darah merahnya dua kali lipat lebih banyak dari orang dewasa dan hal itu bisa mengarah pada pembekuan. Pada beberapa hari pertama setelah kelahiran, dehidrasi bisa menjadi masalah dan memicu adanya pembekuan darah.
Gejala Stroke
Stroke pada bayi baru lahir biasanya tidak menunjukkan gejala klinis sehingga tidak disadari. Namun jika diperhatikan, bayi yang baru lahir dan mengalami stroke kerap menunjukkan gejala:
1. Kejang
2. Gerakan wajah yang berulang, termasuk mengisap, mengunyah, atau gerakan mata
3. Gerakan mengayuh yang tidak biasa
4. Gerakan menyentak yang melibatkan otot-otot wajah, lidah, tangan, kaki, atau bagian lain
5. Otot menegang atau kaku
6. Gerakan menyentak pada salah satu lengan atau kaki, atau seluruh tubuh
7. Apnea atau jeda dalam bernapas terkait dengan lambatnya detak jantung.
Salah satu tanda utama dari stroke pada orang dewasa adalah lemah pada salah satu sisi tubuh. Namun pada otak bayi yang baru lahir, gejala ini mungkin tidak terlihat. Umumnya sekitar 15 persen korban stroke pada bayi baru lahir menunjukkan sedikit pergerakan pada salah satu sisi tubuh mereka. Kelumpuhan salah satu satu sisi tubuh lebih mudah terlihat saat usia bayi sudah bertambah tua.
Penggunaan hanya satu tangan adalah gejala stroke yang mungkin muncul ketika bayi berusia enam minggu hingga enam bulan. Bayi lebih memilih menggunakan tangan kanan atau kiri, saat berusaha menggapai sesuatu menggunakan salah satu tangan itu. Beberapa orang tua salah mengartikan hal tersebut sebagai perkembangan bayi, padahal merupakan tanda stroke. Pada anak yang sehat, penggunaan salah satu tangan tidak muncul hingga bayi berusia sekitar 12 bulan.
Salah satu pencegahan stroke pada bayi baru lahir adalah dengan memastikan janin menerima aliran darah yang sehat selama berada dalam rahim Artinya, ibu hamil harus memastikan dirinya sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta menghindari rokok dan dehidrasi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- kesehatan
- penyakit anak
- bayi
- stroke