Artis Gisella Anastasia tak bisa menahan sedih saat mengetahui ada masalah pada penglihatan putri kecilnya, Gempita Noura Marten alias Gempi. Mata gadis cilik yang baru berusia 4 tahun ini ternyata sudah mengalami minus dan silinder.
"Sedihlah mama karena Gem ternyata memang minus dan malah ada silindernya. Sebel, sempet marahin Gem karena sering nonton sambil tiduran tapi langsung yang paling dominan adalah rasa bersalah sama diri sendiri kenapa kok enggak lebih tegas untuk ngingetin anak supaya lebih taat cara nonton tv-nya," tulis Gisel melalui akun Instagram miliknya. "Maafin ya Gem. Gapapa ya mulai sekarang mama lebih galak sama Gempi soal aturan nonton tv dan main gadget," lanjutnya.
Kasus mata minus dan silinder memang bukan hanya dialami remaja atau orang dewasa saja lho Moms. Anak-anak, termasuk balita, juga bisa mengalaminya. Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya kondisi ini, antara lain:
1. Genetik
Anak dengan orang tua atau anggota keluarga yang memiliki riwayat mata minus, plus, atau silinder, lebih berisiko mengalami hal yang sama. Kondisi ini dapat timbul sejak lahir atau dalam usia pertumbuhan, yaitu 2 hingga 6 tahun. Pada sebagian anak, mata minus, plus, atau silinder juga bisa muncul ketika ia memasuki usia remaja atau dewasa muda.
2. Screen Time
Dalam hal ini, kerusakan mata disebabkan oleh kebiasaan atau cara memperlakukan mata. Si Kecil bisa saja mengalami masalah penglihatan sejak usia yang masih sangat dini apabila ia terbiasa bermain gadget atau menonton televisi dalam periode lama (screen time). Posisi anak dan jarak saat antara layar dan mata saat menggunakan gawai juga akan memengaruhi kondisi penglihatannya. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya refraksi mata.
3. Aktivitas dalam Ruangan
Terlalu lama beraktivitas di dalam rumah juga bisa memengaruhi penglihatan Moms. Pasalnya, pencahayaan dalam ruangan umumnya lebih gelap daripada pancaran sinar alami di luar. Hal inilah yang kemudian membuat mata lama-lama menjadi lelah.
Penelitian membuktikan, menghabiskan waktu di luar ruangan dapat mengurangi risiko rabun jauh. Akan tetapi Anda bisa mengatasi hal ini dengan mengatur pencahayaan dalam ruangan sebaik mungkin agar tidak merusak mata, terutama jika Si Kecil gemar membaca atau bermain gadget.
4. Efek Kelahiran Prematur
Kerusakan penglihatan juga bisa dialami balita yang lahir prematur. Pertumbuhan pembuluh darah bayi yang lahir prematur, biasanya belum sempurna dan akibat terekspos oksigen tinggi, pertumbuhan pembuluh darah akan terhenti dan dapat terjadi kelainan jaringan berupa timbulnya pembuluh darah retina baru yang tidak normal (neovaskularisasi).
Neovaskular ini dapat menimbulkan komplikasi berupa perdarahan ke dalam rongga mata (vitreus) atau tarikan pada retina hingga terlepas (retinal detachment). Kondisi ini disebut sebagai retinopathy of prematury (ROP) yang berpotensi menyebabkan kebutaan permanen pada bayi.
Pada umumnya, ROP menyerang bayi prematur, lahir pada usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu dan berat badan lahir rendah atau kurang dari 1.500 gram. Kemudian lahir pada usia kehamilan ibu lebih dari 32 minggu atau berat badan antara 1.500-2.000 gram atau dengan kondisi klinis yang dianggap berisiko tinggi (kelainan jantung, paru, kelainan darah, dan lainnya).
Selanjutnya, risiko tinggi juga dialami bayi yang harus menjalani terapi oksigen, hiposekmia (rendahnya kadar O2 dalam darah) dan penyakit penyerta lain seperti sepsis serta pendarahan otak. Bayi prematur yang mengalami ROP berisiko mengalami kelainan mata seperti minus tinggi, juling, mata malas, katarak, dan glaukoma.
Beberapa faktor seperti kelahiran prematur, memang sulit dihindari. Akan tetapi Moms bisa mencegah anak mengalami mata minus dan silinder dengan membatasi waktunya bermain gadget serta menonton televisi. Jangan lupa ajarkan Si Kecil menonton atau membaca dalam posisi yang baik, bukan sambil tiduran.
Sebagai tindakan pencegahan lanjutan, Moms bisa memberikan anak makanan berupa sayuran dan buah yang banyak mengandung vitamin A guna membantu menutrisi kesehatan mata. Last but not least, Anda perlu waspada apabila Si Kecil sering mengeluh pusing ketika menonton televisi atau ia selalu mendekatkan matanya saat melihat sesuatu. Segera periksakan mata Si Kecil apabila Anda melihat tanda-tanda tersebut. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)