Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

5 Cara Menyampaikan Berita Duka pada Anak

5 Cara Menyampaikan Berita Duka pada Anak

Berita duka atau berita kematian memang tidak pernah mudah diterima untuk kita semua, termasuk untuk anak. "Ah, dia masih anak-anak. Belum mengerti tentang kematian." Mungkin kalimat itu sering terucap dari mulut orang dewasa, yang mengira anak masih 'kebal' dari rasa sedih karena kehilangan orang tersayang selamanya.

Faktanya, anak pun bisa merasa kehilangan, anak juga bisa merasa sedih ketika harus berpisah selamanya dari orang-orang terdekat. Untuk itu, Moms harus bisa menyampaikan berita duka kepada anak dengan cara yang tepat. Simak beberapa tips di bawah ini, Moms.


1. Sampaikan dengan Jujur

Menyampaikan berita duka pada anak memang tidak mudah, namun sangat penting untuk menyampaikannya secara terbuka, jujur, dan tidak ada yang ditutupi. Mungkin anak akan mengajukan berbagai pertanyaan yang sulit dijelaskan, maka jawablah pertanyaannya dengan jujur, Moms.


2. Tidak Perlu Serba Tahu

Berkaitan dengan menyampaikan berita duka dengan jujur, Anda pun tidak perlu menjadi orang tua yang serba tahu. Misalnya, jika Si Kecil menanyakan pertanyaan yang tidak Anda ketahui jawabannya, maka jangan ragu menjawab "Mama tidak tahu. Nanti kalau Mama sudah tahu, akan Mama beri tahukan kamu, ya." Jawaban seperti itu lebih baik daripada harus mengarang jawaban yang belum tentu benar.


3. Gunakan Bahasa yang Benar

Dalam menyampaikan berita duka, jangan gunakan euphenisme, seperti, "Nenek sedang tidur, Nak." Hal ini justru akan membuat anak bingung, dan tidak menjawab rasa bingung anak akan hilangnya orang yang selama ini selalu ada di dekatnya.

Sebaiknya, gunakan istilah yang benar, seperti, "Nenek sudah meninggal." Kemudian jelaskan kenapa semua orang pasti akan meninggal suatu hari nanti.


4. Menangis Bersama

Tidak hanya Anda, anak pun bisa langsung menangis ketika mengetahui orang terdekatnya meninggal dunia. Tidak perlu takut untuk menangis di depan anak. Tidak apa-apa menangis bersama anak, karena semua manusia bisa menangis saat perasaannya terluka. Anak perlu tahu, kalau menangis saat berduka memang emosi yang normal terjadi.

Setelah puas menangisi kepergian orang tersayang untuk selamanya, ajari anak untuk tegar menghadapi kenyataan. Ya, tegar juga merupakan suatu sikap yang orang tua perlu ajarkan pada anaknya.


5. Bersabarlah

Balita mungkin bisa memahami penjelasan Anda mengenai perbedaan tidur dengan meninggal. Namun beberapa balita mungkin belum paham kalau meninggal adalah kondisi yang bersifat permanen. Jadi jangan kaget kalau dalam beberapa bulan ke depan, anak Anda masih sering menanyakan kapan kembalinya orang yang telah meninggal tersebut. Kapan pun anak menanyakan itu, jelaskan dengan sabar ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)