Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Penyebab Kematian Janin Kembar Irish Bella & Ammar Zoni

Penyebab Kematian Janin Kembar Irish Bella & Ammar Zoni

Beberapa hari ini media massa dipenuhi dengan berita duka berpulangnya anak kembar pasangan selebriti Ammar Zoni dan Irish Bella. Calon bayi kembar yang masih berusia 26 minggu itu meninggal di dalam kandungan pada Minggu, 6 Oktober kemarin.

Menurut dokter yang menangani Irish Bella, dr. Gatot Abdurrazak, SpOG, dari RS Harapan Kita, penyebab kematian janin kembar Irish Bella adalah penyakit langka yang disebut mirror syndrome. Perlu Moms ketahui, mirror syndrome ini umumnya berawal dari kondisi twin-to-twin transfussion syndrome (TTTS). Untuk meningkatkan kewaspadaan Moms akan TTTS, simak beberapa info penting di bawah ini.


Definisi

Menurut TTTS Foundation, TTTS adalah penyakit pada plasenta dan hanya terjadi ketika ibu hamil kembar yang berbagi satu plasenta. Ketika itu terjadi, masalah yang terjadi adalah pembuluh darah tidak normal di dalam plasenta. Akibatnya, satu janin mendapatkan terlalu banyak aliran darah, sedangkan janin satunya kekurangan aliran darah.

Sirkulasi darah yang tidak merata ini mengakibatkan satu janin berisiko tinggi mengalami dehidrasi dan keterlambatan perkembangan. Sedangkan satu janin lainnya, yang mendapatkan terlalu banyak darah, berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Pada kebanyakan kasus, masalah TTTS ini berakhir dengan kematian kedua janin, dan itulah yang sepertinya terjadi pada kasus bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni.


Kasus Langka!

Melansir NBC News, kasus TTTS ini sangat langka. Sekitar 25 persen janin kembar hanya memiliki satu plasenta, namun sekitar 10 persennya saja yang mengalami TTTS. Kasus ini memang tergolong langka, namun karena ada dua nyawa yang terancam TTTS, maka semua ibu yang mengandung anak kembar harus ekstra waspada dengan ancaman ini.

"Setiap ibu yang janin kembarnya berbagi plasenta harus waspada dengan kemungkinan TTTS karena harus lebih dipantau selama kehamilan," jelas Dr. Amanda Kalan, pakar Maternal-Fetal Medicine di Cleveland Clinic, pada NBC News.


Deteksi Sejak Awal

Penanganan terbaik untuk bayi Anda tergantung dari tingkat TTTS dan usia saat didiagnosis. Jika tidak ditangani dengan baik, 80-90 persen janin kembar dengan TTTS akan meninggal. Untuk itu, deteksi dini pada janin kembar sangat krusial. 

"Saya merekomendasikan nuchal translucency ultrasound di usia kehamilan 11-14 minggu untuk mendeteksi dini kemungkinan terjadinya cacat lahir, karena ini bisa menunjukkan tanda awal TTTS," saran Dr. Amanda Kalan.

"Untuk kasus TTTS parah, penanganan terbaik yang ada saat ini adalah laser ablation," jelas Dr. Larry Rand, direktur Fetal Treatment Center di UCSF. Cara ini menggunakan bantuan laser untuk membidik hubungan pembuluh darah antar bayi dan secara fisik membelahnya. Dengan kata lain, dokter akan memberi partisi pada pembuluh darah kedua janin.


Dua Jenis TTTS

Menurut laman Lexology, ada dua jenis TTTS yang mungkin terjadi pada janin kembar, yaitu:

1. TTTS Kronis. Ini biasanya terjadi di awal kehamilan (12-26 minggu). Umumnya bayi dengan TTTS kronis tidak akan selamat jika tidak segera dilakukan intervensi dan perawatan yang tepat.

2. TTTS Akut. Terjadi tiba-tiba dan menunjukkan perbedaan besar pada tekanan darah antar kedua janin. Ini bisa terjadi di akhir kehamilan, bahkan sampai mendekati hari lahir. Jika terdeteksi dan langsung ditangani, Si Kembar memiliki kesempatan lebih besar untuk hidup.


Gejala TTTS

Pada ibu, beberapa gejala TTTS adalah:

• Merasa perutnya membesar dengan cepat

• Nyeri perut

• Kontraksi prematur

• Penambahan berat badan dengan cepat

• Tangan dan kaki bengkak di awal kehamilan

Gejala yang perlu diwaspadai saat USG:

• Kelebihan cairan ketuban di salah satu janin. Kandung kemih janin biasanya terlihat penuh.

• Pada janin lainnya, air ketuban sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Di USG akan terlihat kandung kemihnya kosong.

• Pertumbuhan janin yang tidak berimbang. (Ada perbedaan hingga 20 persen).

• Hydrops fetalis. Terjadi penumpukan cairan ketuban yang berkaitan dengan gagal jantung. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)