Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Hindari Mengancam Anak Balita, Ini Efek Negatifnya!

Hindari Mengancam Anak Balita, Ini Efek Negatifnya!

Moms, tahukah Anda? Memberi ancaman pada balita merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap anak, lho! Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 jenis kekerasan pada anak, yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan emosional.

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang menghasilkan luka yang bukan disebabkan oleh kecelakaan, sedangkan kekerasan emosional adalah perilaku yang menimbulkan trauma psikologis pada anak, misalnya dengan menghina, merendahkan, dan mengancam Si Kecil.

"Ayo cepat habiskan makananmu, kalau enggak habis nanti Mama cubit, ya!" Kalimat seperti itu mungkin sering Anda ucapkan, tanpa maksud benar-benar ingin menghukum anak. Namun, tanpa Anda sadari, kalimat seperti itu juga merupakan ancaman yang bisa membuat anak jadi trauma!

Apa sih, dampak mengancam anak? Tentu saja banyak dampak buruknya, Moms. Yuk, cari tahu apa saja dampak negatif mengancam anak balita buat tumbuh kembang Si Kecil.

Baca juga: Moms, Jangan Langsung Panik saat Balita Punya 5 Perilaku Negatif Ini!

Dampak negatif mengancam anak

1. Anak jadi tidak mau bereksplorasi

Bentuk kalimat menakut-nakuti anak seperti, "Jangan keluar rumah, nanti kamu dibawa penculik, lho!" tentu saja bisa membuat Si Kecil takut bereksplorasi. Apalagi jika Moms tambahkan ancaman seperti, "Kalau kamu enggak nurut sama Mama, lihat saja nanti Mama jewer, ya!" Ancaman seperti itu sama saja dengan membatasi rasa ingin tahu anak, Moms.

2. Anak jadi penakut

Di periode emas usia 0-5 tahun, rasa ingin tahu balita tentu sangat besar, dan itu bisa terpatahkan jika Anda sering mengancam anak. Akibatnya, anak tumbuh menjadi sosok penakut karena setiap penasaran, Moms selalu melarangnya bahkan mengancamnya.

3. Anak jadi tidak percaya diri

Setiap ingin mengetahui sesuatu, belum apa-apa Anda sudah memberinya ancaman yang mengekangnya. Tentu saja ini bisa membuat Si Kecil tidak percaya diri atau merasa tidak mampu mencoba hal-hal baru. Moms tentu enggak mau Si Kecil tumbuh menjadi sosok yang enggak pede seperti ini?

4. Anak jadi tidak berani mengambil keputusan

Semua yang ingin ia coba harus atas seizin Anda dan sering kali berakhir dengan larangan atau bahkan ancaman. Akhirnya, anak tidak pernah belajar mengambil keputusan, karena keburu takut dengan ancaman-ancaman orang tuanya. Ini pola asuh yang tidak baik, Moms. Melindungi boleh saja, tapi jangan sampai mengekang Si Kecil dengan ancaman.

Tanda dan gejala kekerasan psikis

IDAI menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala kekerasan psikis pada anak, yakni:

  • Perubahan percaya diri yang tiba-tiba
  • Sakit kepala atau nyeri perut tanpa penyebab medis yang jelas
  • Ketakutan yang abnormal, mimpi buruk
  • Cenderung melarikan diri
  • Kegagalan di sekolah (prestasi menurun, sering bolos, tidak konsentrasi belajar).

Saran dari pakar

Hampir semua orang tua yang mengancam anaknya sebenarnya hanya ingin mendisiplinkan anaknya, tanpa bermaksud menyakitinya. Karena itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan orang tua untuk mencari cara lain yang lebih efektif untuk mendisiplinkan anak, karena tindak kekerasan bisa mengakibatkan kecenderungan perilaku agresif pada anak serta meningkatkan risiko terjadinya tindakan kriminal dan penggunaan zat terlarang pada anak saat dewasa. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)