Saat sedang asyik bermain, balita Anda tiba-tiba mengeluhkan telinganya. Ia bilang seperti ada suara berdengung, namun kenyataannya Anda tidak mendengar suara tersebut. Beberapa hari kemudian, ia mengeluhkan hal yang sama, kali ini lebih lama dan amat mengganggunya.
Bila Moms mendapati Si Kecil mengalami kondisi seperti ini, ada baiknya Anda waspada. Bisa jadi Si Kecil mengalami tinnitus, Moms. Keluhan pada telinga berupa suara denging, gemuruh, detak, desis, dengung, atau menderu, umumnya merupakan gejala dari tinnitus.
Tinitus sendiri adalah gangguan pada telinga berupa dengungan, desisan, atau jenis suara yang tampaknya berasal di telinga atau kepala. Dalam banyak kasus, hal ini bukanlah merupakan kondisi kesehatan yang serius, melainkan gangguan yang pada akhirnya akan menghilang.
Tinnitus atau kuping berdengung merupakan kondisi yang bisa dialami oleh semua orang dengan segala usia, dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Namun, umumnya gejala ini dialami oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun.
Tinnitus juga bukan merupakan penyakit, tetapi gejala dari kondisi lain. Contohnya, tinnitus timbul karena adanya gangguan pada organ dalam telinga, gangguan pada pembuluh darah, atau efek samping dari obat yang dikonsumsi.
Gejala tinnitus
Dikutip dari Better Health, menurut penjelasan Tim Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher Rumah Sakit Eka Hospital, gejala tinnitus dapat terjadi pada salah satu ataupun kedua telinga, dengan keluhan dengung yang berbeda pada setiap orang. Dengung tersebut bisa keras (nada tinggi) atau terdengar lembut (nada rendah).
Pada beberapa kasus, sensasi suara bahkan bisa sangat keras hingga dapat mengganggu konsentrasi dan menutupi suara nyata di sekitar. Biasanya, gangguan ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus membandel dan jika terjadi berulang kali, perlu dilakukan pemeriksaan oleh spesialis THT untuk menentukan penyebabnya sehingga pengobatan dapat ditentukan.
Mengetahui penyebab tinnitus
Pemeriksaan tinnitus sendiri harus dilakukan dengan teliti karena memiliki banyak faktor. Seperti telah disebutkan di atas, tinnitus tidak berdiri sendiri, biasanya ada penyebab lain yang mengakibatkan tinnitus terjadi.
Mencari faktor penyebab tinnitus akan tergantung dari jenis tinnitus yang dialami. Jika nada rendah (mendengung) hal ini biasanya disebabkan oleh saluran tuba, rhinitis alergi, riwayat sinusitis, atau bisa juga karena infeksi atau peradangan amandel atau adenoid, gigi geraham atas yang belum tumbuh, dan gangguan sendi temporomandibular joint atau sendi rahang.
Jika nada tinggi (mendenging), hal ini dapat dicurigai ada kaitannya dengan sistem saraf dan gangguan metabolisme dalam tubuh, seperti diabetes melitus, kolesterol, dan kekentalan darah.
Jadi, tinnitus hanya sympton atau gejala, namun sumber penyebabnya tetap penting untuk ditelusuri. Oleh karena itu, pengobatannya juga bergantung pada faktor penyebab tinnitus itu sendiri. (M&B/SW/Dok. Freepik)