Type Keyword(s) to Search
BABY

Bayi Suka Main Air Liur, Ternyata Ada Manfaatnya, Lho!

Bayi Suka Main Air Liur, Ternyata Ada Manfaatnya, Lho!

Moms, pernah memperhatikan bayi Anda saat asyik bermain ludah, misalnya membuat gelembung-gelembung ludah di mulutnya? Saking serunya bermain ludah, mulutnya akan dipenuhi dengan air liur dan bahkan sampai membasahi pakaiannya.

Jika Moms melihat hal tersebut pada Si Kecil, bisa jadi Anda dibuat gregetan dan akan langsung membersihkan mulutnya, bahkan berusaha menghentikan kebiasaannya itu, misalnya dengan menahan gerak bibirnya menggunakan telunjuk Anda.

Padahal, sebenarnya bermain ludah yang tampak seperti kegiatan sepele tersebut menjadi salah satu tanda positif buat tahapan tumbuh kembang bayi Anda lho, Moms. Sebaiknya, biarkan Si Kecil bermain dengan air liurnya serta menggetarkan bibirnya hingga mengeluarkan suara "brrr..." dan muncul gelembung ludah di bibirnya.

Baca juga: Air Liur Berlebihan saat Kehamilan, Ini Cara Mengatasinya

Alasan bayi memainkan gelembung ludahnya

Pakar perkembangan anak menyebut kebiasaan bayi mengeluarkan dan memainkan gelembung ludahnya ini dengan istilah blowing raspberry. Kebiasaan Si Kecil bermain dengan air liur ini sebenarnya dimulai sejak ia berusia 2 bulan, dan akan makin sering dilakukan di usia 5 bulan, ketika ia bisa menggetarkan bibir hingga mengeluarkan suara "brrr...".

Ketika bayi mulai melakukan gerakan blowing raspberry, ia sebenarnya sedang berlatih untuk mengendalikan lidah, otot bibir, dan otot pipinya secara bersamaan. Ya, bermain dan meniup gelembung ludah bertujuan mempersiapkan bayi untuk tahapan tumbuh kembang berikutnya, yaitu:

1. Mengoceh. Aktivitas ini meningkatkan kemampuan bayi berbicara dan berbahasa karena ia dapat mengendalikan mulut untuk membentuk bunyi-bunyian yang ia dengar.

2. Persiapan tumbuh gigi. Air liur yang dihasilkan saat bayi melakukan blowing raspberry berfungsi untuk melembutkan gusi dan mempersiapkan pertumbuhan gigi pertama Si Kecil nantinya.

3. Latihan otot wajah. Blowing raspberry membantu Si Kecil melatih otot-otot yang diperlukan agar ia bisa menggerakkan bibir secara bebas, tanpa perlu menggerakkan rahang dan lidah. Keterampilan ini membuat bayi kelak bisa mengatur kekuatan bibir untuk menjepit pinggiran sendok atau gelas ketika ia belajar makan dan minum.

Selain itu, keberadaan ludah atau air liur juga memberikan sejumlah manfaat bagi bayi lho, Moms. Dikutip dari laman Health Children, berikut manfaat ludah dan air liur bagi Si Kecil:

  • Menjaga mulut bayi tetap dalam kondisi basah
  • Melembutkan dan melembapkan makanan saat ia nanti memperoleh makanan padat atau MPASI
  • Memudahkan bayi dalam proses menelan makanan
  • Membasuh sisa makanan dari mulutnya
  • Melindungi gigi-gigi Si Kecil dari kerusakan gigi.

Selain itu, air liur juga mengandung ptyalin, enzim pencernaan yang mengubah pati menjadi gula. Antasida alami dalam air liur juga berfungsi menetralisir asam lambung dan membantu pencernaan.

Yang perlu Moms lakukan

Mengingat pentingnya aktivitas bermain ludah dan menggelembungkan air liur pada bayi, Anda sebaiknya tidak mencegahnya ya, Moms. Sebaliknya, dorong Si Kecil untuk melakukannya. Ini tips yang perlu Anda lakukan, Moms.

1. Ketika bayi terlihat mulai menggetarkan bibirnya, respons dengan meniru gerakan bibirnya. Bersihkan air liur yang ada di sekitar bibir Si Kecil tanpa membuatnya berhenti melakukan aktivitasnya tersebut.

2. Jika bayi terlihat segan mengulang atau merespons gerakan Anda menggetarkan bibir, tempelkan bibir Anda ke perut atau lengannya dan getarkan. Gerakan ini biasanya direspons dengan senyuman Si Kecil, sehingga akan mendorongnya untuk melakukan hal itu.

Jadi, tak perlu khawatir jika Si Kecil asyik bermain ludah ya, Moms. Kebiasaan ini tidak akan berdampak buruk pada kesehatannya. Cukup pastikan Anda memperhatikan kebersihan Si Kecil, seperti menjaga tangannya tetap bersih, karena kadang saat bermain ludah ia juga akan memasukkan tangan ke dalam mulutnya, serta mengganti pakaiannya jika basah terkena air liur.

Kebiasaan bermain ludah ini juga umumnya akan menghilang dengan sendirinya saat Si Kecil mulai mendapat MPASI atau bisa melakukan aktivitas fisik lainnya yang akan mengalihkan perhatiannya, seperti merangkak, berdiri, atau bahkan berjalan, Moms. (M&B/SW/Foto: Freepik)