Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Tips agar Anak Tidak Sering Kehilangan Barang

Tips agar Anak Tidak Sering Kehilangan Barang

Kemarin tempat minum yang hilang, sekarang tempat pensil. Duh, Si Kecil sering sekali kehilangan barang-barang pribadinya!

Moms mungkin pernah mengalami hal semacam ini. Si Kecil pulang dari sekolah dan melaporkan kepada Anda bahwa ia kehilangan alat-alat menggambarnya, tempat minum, atau benda-benda lain. Bukan hanya di sekolah. Terkadang Si Kecil juga tak bisa menemukan kembali barang-barangnya meski berada di dalam rumah.

Melupakan sesuatu memang wajar dialami, termasuk di kalangan anak-anak. Menurut psikolog asal Kanada, Cheryl Gilbert Mac Leod, fenomena semacam ini kerap dialami anak-anak yang masih sangat belia.

"Hingga usia sekitar 6 tahun, anak-anak akan lebih sering kehilangan barang-barang. Namun, ketika memasuki SD, biasanya mereka akan lebih bertanggung jawab dan mengerti adanya konsekuensi dari setiap perbuatan," jelas Mac Leod seperti dilansir dari Today's Parent.

Baca juga: Balita Anda Suka Merusak Barang? Ini 5 Penyebabnya

Meski menjadi bagian dari tumbuh dan kembang anak, bukan berarti Moms bisa membiarkan anak-anak jika mereka terlalu sering kehilangan barang. Ada 9 langkah yang bisa membantu Anda untuk lebih mendisiplinkan Si Kecil agar tidak terlalu sering melupakan barang-barangnya.

1. Ajarkan rutinitas

Biasakan anak untuk mengembalikan barang-barang ke tempatnya setelah digunakan. Dengan begitu, ia akan lebih mudah menemukannya. Rutinitas semacam ini bisa Moms terapkan sejak dini. Sebagian besar anak usia 2 tahun sudah mengerti jika Anda mengajarkannya untuk membereskan mainannya setelah digunakan.

2. Buat daftar

Moms bisa membuat daftar barang-barang yang dibawa Si Kecil di dalam tasnya ketika akan sekolah. Anda bisa menggantung daftar tersebut atau taruh di dalam tasnya. Minta Si Kecil untuk mengecek kembali barang yang dibawanya berdasarkan daftar tersebut ketika waktunya pulang sekolah.

3. Ajarkan konsekuensi

Apabila anak sudah lebih besar, Anda bisa mulai memperkenalkan arti kata "konsekuensi" terhadap Si Kecil. Misalnya, jika anak menghilangkan sesuatu maka ia harus menggantinya menggunakan uang sakunya. Jika anak masih terlalu kecil, Anda bisa mengajarkan konsekuensi dengan tidak mengajaknya bermain di taman jika ia menghilangkan sesuatu barang.

4. Bukan sekadar mengingatkan

Mungkin cara Moms dalam mengingatkan Si Kecil untuk menjaga barang-barangnya kurang sesuai dengan karakternya. Bagaimana jika Anda juga meminta ide dari Si Kecil tentang caranya agar ia tidak sering kehilangan barang-barang. Mungkin saja, Si Kecil punya ide yang lebih efektif.

5. Jelaskan arti nilai barang

Anda juga perlu memberitahu Si Kecil bahwa barang-barang yang ia hilangkan memiliki nilai tertentu. Misalnya, dengan mengajak anak bermain belanja atau membeli barang dengan uang mainan. Dengan begitu, anak mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang harus diberikan untuk mendapatkan benda-benda lain.

6. Memberi label

Bila diperlukan, tak ada salahnya jika Moms memberikan label nama pada barang milik Si Kecil dan selalu mengingatkannya untuk menjaga barang-barang tersebut.

7. Jangan membebaskan Si Kecil dari tanggung jawab

Saat Si Kecil kehilangan sesuatu, Moms disarankan untuk tidak langsung membelikan yang baru atau memberikan maaf kepada anak tanpa konsekuensi. Bagaimanapun, anak harus diajarkan untuk bertanggung jawab. Jika memang Si Kecil menghilangkan mainan favoritnya, maka untuk sementara biarkan ia bersedih karena tidak bisa memainkan mainan tersebut lagi.

8. Diajarkan mencari

Mengajarkan anak untuk tidak mudah menyerah ketika kehilangan sesuatu juga sangat dianjurkan. Misalnya, Si Kecil kehilangan jaketnya ketika bermain di taman, Moms bisa mengajaknya kembali menelusuri jalan dan tempat-tempat yang dikunjunginya ketika kehilangan jaket tersebut.

9. Beri penghargaan

Buat sebagian anak, memberi hadiah karena tidak menghilangkan barang-barangnya bisa memberi efek yang positif. Namun, metode seperti ini hanya berlaku pada anak-anak yang memang sangat sering kehilangan barang, Moms. Perhatikan tingkah laku anak. Jangan sampai Si Kecil juga memanfaatkan kebiasaan Moms dalam memberikan hadiah. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)