Bagi Moms and Dads penyuka seni, pameran sang maestro lukis Prof. Kanjeng Pangeran Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. harus Anda kunjungi nih, Moms. Pameran tunggal bertajuk "Man X Universe" ini digelar di Galeri Nasional Indonesia (GALNAS), sejak tanggal 11 Maret sampai 9 April 2020.
Pameran ini merupakan hasil kerja sama ketiga antara Srihadi Studio dengan Sugar Group Companies, yang sebelumnya digelar pada 2012 dan 2016 lalu. Terdapat total 44 lukisan yang dipamerkan, yang terdiri dari 38 lukisan baru, dan sisanya merupakan koleksi pribadi. Moms mau tahu keseruan pameran tunggal sang maestro lukis? Read on!
Manusia, Budaya, dan Alam Semesta
Memayu hayuning bawono atau memperindah keindahan dunia, merupakan filosofi kebudayaan Jawa yang menginspirasi Srihadi Soedarsono untuk membuat pameran tunggal kali ini. Pameran ini mengusung empat rumpun besar, yaitu social critics (kritik sosial), human (manusia), nature (alam), dan contemplation (perenungan).
Pameran tunggal kali ini adalah pameran penting yang merekam sebagian dari perjalanan artistik Srihadi, setidaknya dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Para pengunjung "Man X Universe" seakan diajak menelusuri perjalanan hidup sang maestro dalam menapaki perkembangan seni rupa Indonesia. Mulai dari perjalanannya sebagai veteran perang Tentara Pelajar pejuang kemerdekaan, hingga menjadi maestro seni sekaligus profesor di bidang seni rupa.
Pameran tunggal kali ini juga merupakan tanggapan khusus Srihadi terhadap perkembangan kontekstual bangsa Indonesia terkini, yang ia representasikan melalui karya-karya lukis, sebagai bentuk perenungannya terhadap eksistensi manusia, budaya, dan alam semesta. "Man X Universe" merupakan bukti tentang produktivitas, disiplin, dan proses yang intens dari seorang seniman yang genap berusia 88 tahun pada 4 Desember 2019 kemarin.
Catatan Perjalanan Srihadi
Kala pertama menginjakkan kaki di ruang pameran, mata Anda akan langsung dimanjakan oleh serangkaian sketsa lawas seri Borobudur. Salah satu karya yang menarik dipandangi keindahannya adalah sebuah sketsa oil on canvas bertajuk Borobudur yang dibuat pada 1948, ketika Srihadi masih berusia 17 tahun.
Menurut kurator pameran, Rikrik Kusmara, seri Borobudur semacam fase kontemplasi atau perenungan. Itulah mengapa di akhir pameran dihadirkan Contemplation Room, sebuah interpretasi karya Srihadi Soedarsono dalam bentuk instalasi video art. Melalui Contemplation Room, Srihadi ingin penikmat karya-karyanya memasuki fase perenungan, setelah melihat berbagai isu masalah dunia terkini di lukisan-lukisan terbarunya.
"Universe itu catatan tentang ingatan-ingatan, layaknya seseorang yang mengingat memorinya sebelum menulis. Ini cara saya mencatat perjalanan dari kanak-kanak sampai sekarang usia 88 tahun. Bagaimana sawah yang dahulu begitu luas sekarang tidak ada lagi yang seluas itu," ujar Srihadi Soedarsono saat konferensi pers di JJ Royal Brasserie.
Hal tersebut sangat berkaitan dengan pesan yang disampaikan Erick Thohir, Menteri BUMN, saat memberi kata sambutan di acara pembukaan "Man X Universe". Menurutnya, dalam membangun Indonesia maju, ada dua komponen yang tidak boleh dilupakan, yaitu cinta dan alam. Kedua unsur itu tampak nyata di karya-karya terbaru Srihadi Soedarsono.
Selain sketsa lawas Borobudur, hadir pula lukisan Borobudur â Moment of Contemplation (2017), Borobudur â The Power of Life (2018), Borobudur â The Energy of Nature (2017), Borobudur â Moment of Meditation (2017), dan The Mystical Borobudur (2019). Seluruh lukisan sang maestro sangat menarik untuk dinikmati bersama keluarga. Yuk, bangkitkan semangat seni tanah air dengan menikmati pameran lukisan yang satu ini. (Tiffany/SW/Dok. M&B)