Hepatitis A sering terjadi pada manusia. Secara khusus, jenis penyakit yang satu ini juga kerap dialami oleh anak-anak. Yuk, kenali lebih jauh mengenai penyakit yang satu ini, Moms!
Apa itu hepatitis A?
Hepatitis A merupakan penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh infeksi virus. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 1,4 juta kasus hepatitis A setiap tahun di seluruh dunia. Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi pada hepatitis A tidak menimbulkan masalah hati kronis dan jarang menimbulkan efek fatal. Akan tetapi, hepatitis A bisa memperlihatkan gejala yang melemahkan hingga berujung pada kegagalan akut fungsi hati.
Masa inkubasi virus hepatitis A dari awal masuknya virus hingga menimbulkan gejala penyakit memakan waktu sekitar 28 hari. Normalnya, imunitas anak dapat melawan virus hepatitis A. Akan tetapi jika tubuh dalam kondisi lemah, virus dapat memicu terjadinya kejang dan kesadaran menurun pada Si Kecil.
Penyebab hepatitis A pada anak
Virus hepatitis A menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh tinja dari pengidap hepatitis A. Virus ini sering kali menyerang balita berusia dua tahun atau lebih, karena pada usia ini Si Kecil sudah mulai bersosialisasi. Di usia balita, biasanya anak mulai "mencoba" jajan sembarangan sehingga virus hepatitis A lebih mudah menyerang.
Selain itu, sanitasi lingkungan, terutama toilet, juga perlu dijaga karena virus hepatitis A termasuk ke dalam genus Hepatovirus. Artinya, virus ini menyebar melalui tinja sang penderita.
Gejala anak menderita hepatitis A
Gejala awal yang mungkin timbul pada anak yang menderita hepatitis A meliputi demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, timbulnya rasa sakit pada perut bagian kanan atas, serta diare. Akan tetapi apabila organ hati telah terserang, beberapa gejala lain akan muncul seperti urine berwarna lebih gelap, tinja berwarna pucat, mata dan kulit tampak kuning. Sebenarnya gejala ini bukanlah dampak langsung dari virus hepatitis A, melainkan akibat respons dari imunitas tubuh anak yang sedang bekerja melawan virus tersebut.
Apa yang harus dilakukan?
Pada umumnya sistem kekebalan tubuh Si Kecil akan melenyapkan virus hepatitis A yang ada di dalam tubuhnya sehingga tidak diperlukan obat khusus. Pengobatan yang diberikan lebih ditujukan untuk meredakan gejala yang kerap muncul akibat infeksi virus tersebut, seperti pereda gatal, mual, dan muntah.
Moms dapat membantu Si Kecil untuk meningkatkan imunitas tubuhnya dengan cara memberikan makanan bergizi tinggi kepadanya. Memperbanyak waktu istirahat juga bisa mempercepat proses penyembuhan.
Sementara itu, untuk mencegah anak tertular virus hepatitis A, ia harus diberi vaksinasi. Pemberian vaksin hepatitis A pertama sebaiknya dilakukan saat anak menginjak usia 2 tahun, kemudian dosis kedua dapat diberikan 6 hingga 12 bulan setelahnya.
Selain itu, Moms juga perlu mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan dengan cara yang benar menggunakan sabun. Last but not least, hindari mengonsumsi makanan yang masih mentah dan jajan sembarangan.
Kapan mesti hubungi dokter?
Apabila penyakit hepatitis A yang dialami Si Kecil mulai memasuki tahap yang lebih parah, hal ini akan menimbulkan komplikasi yang ditandai dengan penyakit kuning berulang. Jika tanda-tanda seperti mata menguning dan air seni berwarna gelap terjadi berulang dan dalam jangka waktu yang lama, artinya Moms harus segera membawa buah hati Anda ke dokter.
Pada umumnya, dokter akan melakukan tes darah guna mendeteksi virus hepatitis A pada pasien. Pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan dokter adalah melakukan evaluasi fungsi organ hati. Sebagai tes penunjang, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan menggunakan USG. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)