Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Waspada Hiperlipidemia, Kolesterol Tinggi saat Hamil

Waspada Hiperlipidemia, Kolesterol Tinggi saat Hamil

Kolesterol tinggi saat hamil bisa saja terjadi. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya buat ibu hamil dan janin? Kenali tanda-tanda, penyebab, gejala dan cara mengatasi kolesterol tinggi berikut ini ya, Moms!

Apa itu hiperlipidemia?

Hiperlipidemia atau juga biasa dikenal dengan kondisi kolesterol tinggi adalah istilah medis untuk kadar lipid atau lemak dalam darah yang meningkat tinggi atau tidak normal. Hal ini ditandai dengan tingginya dua jenis lipid atau lemak utama yang terdapat dalam darah, kadar kolesterol, trigliserida, atau keduanya. Kondisi ini bisa terjadi pada bumil. Terkadang gejalanya tidak dapat dirasakan, namun efeknya di kemudian hari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, atau bahkan bisa berujung kematian.

Baca juga: Moms, Ini Pentingnya Menjaga Kadar Kolesterol Selama Kehamilan

Penyebab hiperlipidemia

Hiperlipidemia terjadi karena adanya kolesterol yang buruk di dalam tubuh seseorang yang menjadi penyebabnya. Terdapat beberapa penyebab hiperlipidemia, yakni:

1. Faktor keturunan atau genetika. Ini disebut hiperlipidemia primer. Seseorang bisa mewarisi kondisi ini dari orang tua atau lewat garis keturunan.

2. Pola makan tidak sehat. Dokter menyebutnya sebagai hiperlipidemia sekunder. Hal ini bisa terjadi karena pola makan yang tidak sehat, misalnya sering mengonsumsi junk food. Terdapat pula risiko lain akibat gaya hidup yang tidak sehat seperti, konsumsi alkohol yang berlebihan, kegemukan, diabetes, penyakit ginjal jangka panjang, premature menopause, kelenjar tiroid yang kurang aktif, atau hipotiroidisme.

3. Risiko pada kehamilan dengan kondisi kesehatan tertentu. Tingkat kolesterol abnormal bisa ditemukan pada bumil dan orang yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, kelainan tiroid, dan sindrom ovarium polikistik.

Berapa kadar kolesterol normal ibu hamil?

Menurut pakar nutrisi dari Reproductive Medicine Associates, Carolyn Gundell, kadar kolesterol dalam darah mudah naik saat seseorang dalam kondisi hamil. Kenaikan ini terjadi akibat proses hormonal dalam tubuh. Secara alami, kolesterol juga dibutuhkan tubuh saat kehamilan untuk proses tumbuh kembang janin, menjaga kadar estrogen dan progesteron, serta persiapan tubuh untuk proses menyusui.

Pada dasarnya, kadar normal kolesterol dalam darah bumil dan perempuan dewasa adalah 120-190 mg/dL. Namun saat hamil, kadar kolesterol bisa meningkat hingga lebih dari 200 mg/dL. Selama kehamilan, kadar kolesterol umumnya meningkat sekitar 20-50 persen, khususnya di trimester kedua dan ketiga.

Jika kadarnya sudah mencapai 200-239 mg/dL maka disebut sudah dalam ambang batas tinggi. Saat kadarnya sudah di atas 240 mg/dL, maka sudah termasuk tingkat kolesterol tinggi dan Moms harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berkonsultasi dengan dokter.

Gejala hiperlipidemia

Sebetulnya hiperlipidemia tidak memiliki tanda-tanda spesifik. Gejala hiperlipidemia juga tidak akan dirasakan penderitanya tetapi baru akan memberikan efek samping di masa depan pada kesehatan tubuh Anda. Karena itu, Anda harus melakukan pengecekan medis dan kondisi ini didiagnosis melalui tes darah rutin yang dianjurkan setiap 5 tahun untuk orang dewasa.

Efek hiperlipidemia pada ibu hamil dan janin

Kolesterol yang terus dibiarkan tinggi terlalu lama bisa memicu aterosklerosis. Ini merupakan kondisi di mana terjadi penumpukan kolesterol dan lemak dalam dinding pembuluh darah. Jika kondisinya sudah demikian, risiko masalah serius seperti penyakit jantung dan stroke pun bisa muncul.

Hiperlipidemia berisiko memberikan dampak jangka panjang yang bisa mengancam bumil dan janin, karena anak yang ibunya mengalami hiperlipidemia sebelum hamil 5 kali lebih mungkin mengalami kolesterol tinggi seiring bertambahnya usia.

Mengatasi hiperlipidemia

Langkah pertama yang harus Moms lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Untuk bumil, umumnya dokter tidak akan menganjurkan obat-obatan penurun kolesterol, karena sebagian obat penurun kolesterol tidak aman dikonsumsi saat hamil. Dokter lebih menganjurkan perbaikan pola hidup untuk mengontrol kadar kolesterol.

Meskipun pada dasarnya kolesterol tinggi pada bumil merupakan hal wajar dan akan kembali normal dengan sendirinya dalam waktu 6 minggu setelah melahirkan, Anda tetap perlu menjaga kestabilan kadar kolesterol dengan melakukan diet sehat dan makan makanan berserat, termasuk kacang-kacangan, gandum, dan apel; mengonsumsi ikan kaya omega-3 serta membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh; berolahraga secara teratur; tidak merokok atau mengisap asap rokok; serta mempertahankan berat badan yang sehat dan menghindari stres.

Baca juga: Makanan Penurun Kolesterol Tinggi untuk Ibu Hamil

(M&B/Binar MP/SW/Foto: Freepik)