Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Aturan Penggunaan Gadget untuk Anak Selama Masa Pandemi

Aturan Penggunaan Gadget untuk Anak Selama Masa Pandemi

Sudah hampir satu bulan, anak-anak tidak masuk sekolah akibat wabah COVID-19 yang melanda Indonesia. Sebagai gantinya, mereka harus mengikuti pelajaran dari rumah.

Belajar di rumah tentu memiliki sensasi yang berbeda dibandingkan saat anak berada di kelas bersama teman-temannya. Interaksi langsung dengan guru dan murid-murid lain membuat proses belajar mengajar di sekolah lebih menarik dan tidak membosankan.

Sementara itu di rumah, anak sangat mengandalkan gadget atau gawai dalam proses belajar. Artinya, durasi pemakaian gadget selama periode belajar dari rumah pun akan meningkat. Pasalnya, selain digunakan sebagai hiburan karena tidak bisa leluasa meninggalkan rumah, gadget juga menjadi alat untuk belajar. Lalu bagaimana menyiasatinya agar Si Kecil tidak berlebihan menggunakan gadget?


Baca Juga: 4 Cara Termudah Supaya Berhenti Kecanduan Ponsel


Moms tentunya sudah mengetahui efek penggunaan gadget secara berlebihan terhadap Si Kecil. Selain bisa merusak mata, gawai juga menyimpan bahwa radiasi. Hasil penelitian di University of Leeds, Nottingham, University of Manchester, dan Institute of Cancer di London menyatakan bahwa saraf anak yang masih berkembang dan tulang tengkorak yang masih tipis membuat mereka rentan terkena radiasi ponsel. Penggunaan telepon selular di dekat kepala, dikhawatirkan akan menghancurkan sel otak anak.

Pengusir Kebosanan

Masalahnya, anak-anak menjadi tidak leluasa bermain di luar rumah di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Sebagian anak yang kebetulan memiliki fasilitas yang memadai di rumah, seperti halaman nan luas atau bahkan kolam renang, mungkin masih bisa menyiasati rasa bosan dengan melakukan aktivitas olahraga seperti bermain bola, bulutangkis, basket, atau bahkan berenang.

Namun bagi anak yang tidak memiliki fasilitas semacam itu, gadget tentunya menjadi salah satu alat utama untuk mengusir rasa bosan. Nah, Moms perlu memiliki trik agar periode #dirumahaja tidak mambuat Si Kecil kecanduan gadget.


Baca Juga: Aktivitas Home Safety buat Keluarga saat Pandemi Corona


Aktivitas Menyenangkan

Sesungguhnya, banyak cara untuk mengusir rasa bosan anak ketika harus berdiam diri di rumah saja selama wabah virus corona berlangsung. Anda bisa membongkar koleksi buku lama untuk dibaca kembali oleh Si Kecil.

Selain itu, Moms juga bisa melibatkan anak dalam berbagai kegiatan rumah tangga, seperti memasak. Ajak Si Kecil untuk membantu Anda menyusun menu makan sehari-hari. Lalu, Anda juga bisa mengajaknya memasak makanan kesukaannya. Berikan kesempatan baginya untuk berekspresi melalui kegiatan menghias puding atau kue yang menjadi favoritnya.

Jangan lupa untuk mengajak anak bermain bersama. Pada waktu senggangnya, ajak Si Kecil bermain ular tangga, congklak, monopoli, menyusun lego, atau beragam permainan lain yang bisa dilakukan di dalam rumah saja.


Baca Juga: Permainan Seru saat Anak Harus di Rumah Karena COVID-19


Fleksibel Dengan Batasan

Di sisi lain, sulit dipungkiri bahwa durasi pemakaian gadget oleh anak selama masa pandemi akan bertambah. Sebagai orang tua, Moms dan Dads tentunya bisa bersikap fleksibel. Bagaimana pun juga, gadget diperlukan untuk menyelesaikan tugas sekolah anak.

Anda bisa minta anak untuk beristirahat sejenak dalam menggunakan gadget setelah sesi belajar selesai. Jika memang tidak ada aktivitas lain, Moms bisa memberikan kesempatan bagi Si Kecil untuk bermain menggunakan gawai lagi pada sore atau malam hari.

Namun itu disertai dengan catatan, waktu penggunaannya tetap harus dibatasi. Jangan biarkan Si Kecil bermain gadget lebih dari satu jam. Perlu diketahui, sesungguhnya anak usia 2-5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya untuk program yang berkualitas. So, pastikan Anda terus memantau kegiatan Si Kecil agar penggunaan gadget sesuai dengan usianya.

Berdiam diri di rumah saja selama masa pandemi COVID-19 memang tidak mudah bagi siapa pun, termasuk anak-anak. Akan tetapi jangan biarkan situasi ini membuat anak kecanduan gadget. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)