Setelah melahirkan, tugas baru menjadi ibu sudah siap dimulai. Tugas pertama yang harus dilakukan untuk memberikan nutrisi terbaik bagi Si Kecil yakni dengan memberikannya ASI eksklusif selama enam bulan yang kemudian dilanjutkan dengan makanan pendamping hingga usia Si Kecil berusia dua tahun. Hal ini penting dilakukan sebagaimana anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kemenkes RI, bahwa setiap ibu sebaiknya memberikan bayi ASI eksklusif karena terbukti dapat menunjang tumbuh kembang Si Kecil.
Kebaikan ASI juga disampaikan oleh dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi yang lebih akrab dikenal dengan dr. Tiwi, bahwa ASIÂ memiliki kandungan yang luar biasa baik dan istimewa. "Komposisi ASI sesuai pada setiap fase perkembangan Si Kecil dan mudah diserap oleh usus bayi yang belum sempurna," jelas dr. Tiwi saat berbincang bersama Mother&Baby dalam program Instagram Live M&B. Hal ini benar adanya Moms, karena ASI mengandung air, protein, laktosa, lemak, antibodi, vitamin, oligasakarida, bakteri baik dan sel untuk sistem kekebalan tubuh, serta hormon yang sangat berguna untuk pertumbuhan anak. Wah, lengkap sekali ya, Moms.
Namun, permasalahannya, masih banyak Moms yang tidak dapat memberikan ASI secara langsung untuk Si Kecil, karena tidak bisa terus-menerus 24 jam berada di sampingnya. Khususnya bagi ibu yang bekerja dan ibu yang sering beraktivitas di luar rumah. Meski begitu, jangan sedih Moms, karena Anda bisa tetap memberikan Si Kecil ASI Perah (ASIP) dengan menerapkan manajemen ASIP yang tepat. Dengan demikian, kebutuhan ASI untuk Si Kecil akan tetap terpenuhi dengan baik.
Pertanyaannya kini, bagaimana manajemen laktasi yang tepat itu? Menurut dr. Tiwi, manajemen laktasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan ASI eksklusif. Hal ini bisa dilakukan dengan tips-tips berikut ini:
Persiapan Memerah ASI
Dalam upaya menjaga kualitas ASIP, sebelum memerah hendaknya Moms mencuci tangan dan membersihkan payudara terlebih dahulu. Jangan lupa untuk membersihkan pula perangkat pompa ASI serta menyiapkaan wadah penyimpanan yang juga sudah dibersihkan. Gunakan wadah plastik BPA Free untuk menyimpan ASI. Jangan menggunakan botol kaca, karena rentan mengalami retak atau pecah saat dalam proses pendinginan.
Memerah ASI Tepat
Moms bisa memerah ASI setiap tiga sampai empat jam sekali. Hal ini dilakukan karena prolaktin atau hormon yang memberikan sinyal kepada tubuh untuk memproduksi ASI akan meningkat pada rentang waktu tersebut. Durasi memerah bisa dilakukan sekitar 15 menit pada setiap payudara Anda ya, Moms!
Penyimpanan ASIP
Seteleh selesai memompa, berilah label pada setiap kantong ASI sebelum memasukannya ke dalam freezer. Tulis tanggal dan waktu kapan Anda memompa dan menyimpan ASI tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui mana ASI yang harus dipakai terlebih dahulu. Sebaiknya gunakan ASI sesuai tanggal dan waktu sesuai urutan penyimpanan yang lebih dulu dilakukan.
Ketahanan ASIP
Dokter TIwi juga menjelaskan dengan rinci mengenai berapa lama ketahanan ASIP yang disimpan. Mudahnya yaitu dengan mengingat angka 2, yakni:
⢠ASIP yang disimpan di dalam freezer pada kulkas yang memiliki dua pintu dapat bertahan hingga dua bulan.
⢠ASIP yang disimpan di dalam freezer kulkas satu pintu hanya bisa bertahan dua minggu.
⢠ASIP yang disimpan di dalam chiller baik kulkas dua pintu atau pun satu pintu hanya dapat bertahan dua hari.
Jika hendak digunakan, jangan langsung meghangatkan ASI, pindahkan terlebih dahulu ASIP ke chiller baru setelah mencair Anda dapat menghangatkannya untuk kemudian diberikan pada Si Kecil. Ingat ya Moms, jika sudah keluar dari kulkas, ASIP hanya dapat bertahan selama 2 jam. Jadi, sesuaikan takaran ASI yang akan dicairkan dengan berapa banyak Si Kecil akan minum ASI, karena ASI yang sudah dikeluarkan tidak boleh dipakai kembali.
Pemberian ASIP
Menurut dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp.A, Moms bisa memberikan ASIP dengan terlebih dahulu menghitung kebutuhan ASI pada anak, yaitu rata-rata 180 ml per hari dengan minimal 150 ml gram per hari dan maksimal dapat mencapai 200 ml per hari. Untuk memastikan ASI yang kita simpan sesuai dengan kebutuhan Si Kecil, Moms dapat mengisi ASIP ke dalam kantong steril sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. Jika tak yakin takaran yang dibutuhkan oleh Si Kecil, Moms bisa mengisi satu kantong ASI hanya sebanyak 75 ml dan bukan sampai batas maksimal yaitu 100/200 ml.
Asisten Pribadi untuk Manajemen ASI
Moms, manajemen laktasi ini sangat perlu diperhatikan ya, mengingat ASI sangat mudah terkontaminasi dan basi. Karena jika sudah seperti itu, ASI tentunya akan berbahaya jika dikonsumsi Si Kecil. Nah, untuk memudahkan manajemen laktasi Anda sehari-hari, sekarang sudah ada GabaG AplikASI yang bisa menjadi "asisten pribadi" Moms dalam hal manajemen ASI.
Gabag Aplikasi dapat menjadi jawaban atas persoalan manajemen laktasi Anda karena memiliki fitur-fitur canggih seperti "Simpan ASI" yang secara otomatis mencatat kapan ASI diperah, kapan harus dicairkan, umur ASIP, hingga stok ASIP yang kita miliki. Gabag Aplikasi juga terintegrasi langsung dengan kantong ASI melalui QR Code yang terdapat pada kantong ASI Kolibri GabaG. Jadi, Moms tidak perlu repot lagi harus memasang label pada kantong ASI. Moms juga bisa mengetahui laporan pemakaian ASI lewat fitur "Pakai ASI", dan durasi menyusui langsung dengan "Menyusui Langsung".
Tak hanya itu, kegiatan pumping juga akan lebih mudah dengan GabaG Breastpump Kolibri yang memiliki konektor langsung ke kantong ASI. Jadi lebih higienis, praktis, dan tidak perlu repot lagi mensterilkan wadah penyimpan ASI, deh. Rangkaian peralatan pompa ASI, kantong ASI dan Fitur di Gabag Aplikasi dijamin akan mendukung Anda berhasil dalam mengasihi Si Kecil, Moms! Untuk info lebih lanjutnya, Moms bisa kunjungi akun instagram Gabag di @gabagindonesia! (Binar MP/ND/Dok. Freepik, GabaG)